Sebagai sarana menambah referensi kajian, simaklah ulasan penyebab beasiswa salah sasaran berikut ini.
1. Mental Miskin Merajalela
Beasiswa salah sasaran salah satunya muncul lantaran mindset mahasiswa Indonesia yang sudah tidak beres. Banyak mahasiswa yang memiliki mental miskin. Mereka suka jika memperoleh sesuatu yang sifatnya murah bahkan gratis.
Mahasiswa yang notabene masih memiliki harta kekayaan cukup merasa kurang sehingga beasiswa tidak mampu pun luput dari sasaran. Ketika ada kesempatan terbuka sedikit, mahasiswa mental miskin langsung mendaftar. Mereka menghimpun dokumen-dokumen manipulatif agar lolos pada kompetisi ini.
Mahasiswa golongan mental miskin tidak punya rasa malu. Mereka tidak jera walaupun secara kebijakan pemerintah telah melabeli rumah-rumah orang yang betul-betul miskin dengan stiker penerima bantuan pemerintah.
2. Indikator Kemiskinan Tidak Jelas
Perlu dipahami, untuk mengetahui sebuah keluarga atau mahasiswa kurang mampu dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan setempat. Ketentuan penerima SKTM sesuai dengan indeks perekonomian suatu daerah masing-masing dan kriteria antar daerah pun berbeda.
Sejauh ini Badan Pusat Statistik (BPS) mempunyai 14 kriteria miskin di Indonesia. Jika sebuah keluarga memenuhi 9 dari 14 kriteria tersebut maka dipastikan layak menerima bantuan sosial dari pemerintah. Tapi, fakta di lapangan tidak sesuai karena setiap orang tua yang ingin mendaftarkan sekolah anaknya harus menyertakan SKTM.
Selain itu, terdapat beberapa kelurahan yang acuh tak acuh pada kriteria kemiskinan dari BPS. Pihak kelurahan kadang-kadang asal menerbitkan SKTM bagi warga. Kondisi demikian sudah biasa terjadi. Pihak kelurahan menganggap jika mengurus SKTM memerlukan modal rasa malu yang tinggi sehingga pihaknya memprediksi warga yang butuh SKTM tidak banyak. Mereka memilih tidak patuh pada indikator dan sistem yang ada.
Di sisi lain, terdapat salah satu indikator penerima beasiswa yang rancu. Katakanlah single parent atau yang orang tuanya meninggal, otomatis dapat beasiswa tidak mampu. SKTM terbit begitu saja tanpa mengecek latar belakang atau harta benda penerima SKTM. Memang, single parent atau orang tua meninggal sudah sewajarnya dapat beasiswa, tetapi jika ternyata mereka tidak kekurangan uang dalam membayar biaya pendidikan, apakah orang tersebut berhak mendapat beasiswa tidak mampu? Situasi demikian wajib segera ditangani pemerintah. Pemerintah jangan sampai kecolongan.
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya