Ketika sedang mengajar, Anda pasti akan menemukan anak-anak dengan kecerdasan yang berbeda-beda. Salah satu kecerdasan adalah kecerdasan kognitif.
Sudah banyak sekali para pakar yang menjelaskan apa itu kecerdasan kognitif. Menurut Neisser, ia berpendapat bahwa kognitif adalah penataan, perolehan, dan juga penggunaan pengetahuan.
Kemudian, William dan Susanto yang berpendapat bahwa kognitif ialah cara setiap siswa untuk bertingkah laku, cepat lambatnya mereka dalam menemukan solusi dari sebuah masalah, sampai dengan tingkah laku.
Sementara itu, Gagne menyatakan bahwa kognitif adalah proses internal yang terjadi di dalam pusat susunan saraf saat manusia tengah berpikir.
Adapun fungsi dari ranah kecerdasan kognitif ini meliputi perhatian, memori atau daya ingat, fungsi eksekutif, kemampuan berbahasa, sampai dengan merasakan dan mengenali.
Dari beberapa pendapat di atas, bisa kita lihat bahwa kognitif tidak selamanya tentang nilai dan pengetahuan. Tapi ada juga yang menyebutkannya sebagai perilaku.
Sayangnya, yang beredar di masyarakat adalah pemikiran bahwa ranah kognitif ini hanyalah sebatas nilai intelektual yang bagus. Pemikiran semacam itu tentu sangat tidak tepat.
Karena pada kenyataannya, belajar pada ranah kognitif ini bukan hanya mementingkan hasilnya, tapi lebih kepada proses belajarnya.
Dalam teori belajar kognitif, dinyatakan bahwa proses belajar bukan hanya sekedar hal-hal yang masih berhubungan antara stimulus dan juga respon, tapi juga perilaku.
Adapun prinsip dari teori belajar kognitif ialah proses belajar akan jauh lebih penting dibandingkan dengan hasilnya. Sehingga, anak-anak akan jauh lebih menghargai sebuah proses ketimbang nilai yang didapatkan.
Kemudian, ada juga prinsip persepsi dan pemahaman untuk mencapai tujuan belajar. Materi belajar dipisahkan menjadi komponen kecil, kemudian dipelajari secara terpisah, keaktifan mereka, sampai dengan berpikir kompleks.
Sementara itu, pendekatan kognitif ini adalah istilah untuk menyatakan bahwa lewat tingkah laku, seorang murid akan mengalami proses mental, kemudian dapat meningkatkan kemampuan membandingkan, menilai, hingga menanggapi stimulus sebelum terjadi reaksi.
Sehingga, ranah pendidikan satu ini sangat menekankan pada sisi isi pikiran siswa, supaya bisa mendapatkan pemahaman, pengalaman, standar moral yang baik.
Dalam ranah kognitif, terdapat beberapa level. Mulai dari level 1 hingga 3. Semakin tinggi levelnya, maka semakin tinggi pula capaiannya.
Pada level 1, kemampuan yang paling rendah. Kemudian di level 2 sudah mulai agak tinggi, dan terakhir yang paling tinggi. Di level ini, peserta didik sudah bisa menganalisis.
Maka sebagai seorang guru, kita meski mengarahkan anak-anak kita untuk mencapai pada level 3. Atau paling tidaknya adalah mencapai level 2.
Demikian penjelasan sekilas tentang kecerdasan kognitif. Semoga bermanfaat.
Ikuti Diklat “Memahami Gaya Belajar Peserta Didik dan Implementasi dalam Pembelajaran” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id melalui link berikut ini:
Diklat di atas dapat diikuti secara gratis bagi member e-Guru.id. Jadilah anggota member e-Guru.id untuk mendapatkan Diklat dan Seminar Nasional Gratis setiap bulannya:
Info lebih lanjut:
Telegram: CS_eguruid
WhatsApp: 081575345555