Dikirim oleh Dewi Sepriyanti, S.Pd
Guru di SDN Neglasari 02
Seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran. Guru dan siswa merupakan paket lengkap sebagai ruh pengisi jiwa kelas. Simbiosis mutualisme terjalin di antara keduanya. Guru membutuhkan peran siswa guna untuk menganalisis sejauh mana kompetensinya di bidang pendidikan, sedangkan siswa membutuhkan guru dalam mengeksplorasi tipe kecerdasan yang dimilikinya secara efektif dan menyenangkan.
Namun, pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sangat bergantung pada kemampuan guru dalam memfasilitasi pembelajaran. Cara guru bertindak dan bekerja sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, dan sistem kepercayaan terhadap pembelajaran itu sendiri. Ketiga hal tersebut membentuk pola pikir atau paradigma yang melandasi setiap tindakan guru, apakah dia akan menjadi guru yang efektif atau menjadi guru yang tidak efektif.
Guru efektif selalu berangkat dari pemahaman bahwa peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi terus- menerus, namun guru efektif di abad 21 memahami betul bahwa peserta didik merupakan generasi z yang senantiasa berinteraksi dengan data dan informasi. Guru efektif tidak berfokus kepada penyajian pengetahuan sebatas sebagai fakta atau konten saja, namun memiliki orientasi kepengembangan keterampilan penting abad 21.
Sebagai guru kita sebaiknya mengenali tipe-tipe guru dalam memfasilitasi pembelajaran. Tipe tersebut adalah sebagai berikut :
Guru Medioker
Guru tipe medioker sering menjengkelkan bagi sebagian besar peserta didik. Ciri guru medioker adalah monoton, mata lebih banyak melihat buku dan membacanya, selalu duduk atau berdiri di depan ruang kelas, pendapatnya seolah merupakan kebenaran mutlak, dan peserta didik lebih banyak mendengar suara guru.
Sekarang coba Anda hitung persentase apakah lebih banyak mendengarkan peserta didik atau lebih banyak menceramahi peserta didik?
Guru tipe medioker hanya menggugurkan kewajiban, susah menerima kritik, dan menutup diri. Guru tipe ini bisa berdampak negatif secara luas, kurang disenangi peserta didik dan orangtua, sampai menurunnya rasa hormat kepada guru.
Dampak luas kepada peserta didik adalah timbul rasa malas dan bosan di sekolah sebagai pelariannya akan mengekspresikan energinya di luar sekolah yang bisa berpotensi negatif. Bagi Anda yang masih berada pada tahap ini silakan segera berubah karena menjadi guru medioker tidaklah nyaman karena akan digilas zaman dan menjadi bahan gunjingan generasi z.
Guru yang Baik
Guru dalam kategori ini selangkah lebih baik. Guru tipe baik memiliki kemampuan ceramah dan menjelaskan berdasarkan hasil analisis bukan sekedar membaca ulang dan menghafal meskipun dilihat dari gaya mengajarnya masih cenderung berpusat guru. Selain itu, gaya mengajarnya juga masih bersifat teacher center.
Suatu fakta sekaligus merupakan tragedi di mana masih banyak guru yang memahami materi pembelajaran dengan baik namun gagal memahami peserta didik. Guru tipe ini sebatas terampil memahami materi pembelajaran (content knowledge) dan mentransfer pengetahuan yang sebenarnya bisa digantikan oleh teknologi.
Guru tipe ini juga harus segera berubah dari sekedar menuangkan pengetahuan menjadi berorientasimengembangkan keterampilan baru abad 21 dengan cara yang baru dalam memfasilitasi pembelajaran.
Guru Superior
Apabila Anda dapat membuat suasana kelas menjadi lebih interaktif dan kreatif, semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat, maka Anda adalah termasuk guru yang superior.
Interaksi pembelajaran tidak lagi hanya terjadi guru dengan peserta didik, namun di antara peserta didik dan peserta didik dengan sumber belajar. Guru superior suka memanfaatkan media pembelajaran sehingga materi pembelajaran mudah diingat dan dipahami oleh peserta didik. Guru superior sudah mampu menciptakan pembelajaran yang berbasis peserta didik namun dirinya tetap aktif.
Guru Hebat
Guru dengan tipe great sangat dibutuhkan oleh bangsa dan dirindukan selalu oleh peserta didik. Guru tipe ini seolah memiliki x-factor di mana setiap proses pembelajarannya selalu dilandasi oleh panggilan jiwa, ibadah, dan merasa berdosa apabila tidak mampu menginspirasi peserta didiknya.
Guru tipe ini banyak melakukan refleksi diri dan berupaya terus untuk membangun kompetensinya. Guru tipe ini sepenuh hati dan bermurah hati, tampil mempesona namun canggih dalam artian memiliki literasi TIK yang baik, pandai beranalogi, bermetafora, dapat menyelami perasaan peserta didik, ramah dan berwibawa.
Bayangkan apabila Anda selalu dirindukan oleh peserta didik sepanjang hari di manapun dan kapanpun. Bagaimana mencapainya? Anda memerlukan 3 hal yaitu motivasi, pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan tipe guru di atas, Anda termasuk ke dalam tipe guru yang mana? Mari kira refleksi sejenak, pikirkan, rasakan, resapi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Semoga kita termasuk guru yang selalu berusaha memberikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga menjadi sosok guru yang dirindukan siswa dalam kondisi apapun.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!