Abdul Mudjib: Guru dan Pengasuh Pesantren yang Bergelimang Gelar Juara

- Editor

Sabtu, 5 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Abdul Mudjib adalah seorang guru di MAN 1 Kota Pekalongan. Di sisi lain, ia juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Ghufron Azizi. Jangan kira guru yang akrab dipanggil Pak Mudjib ini, meskipun penuh dengan kegiatan mengajar sepanjang hari, nir prestasi. Sederet prestasi di berbagai ajang pernah ia sabet. 

Berikut ini adalah beberapa penghargaan atau gelar juara yang pernah diraih oleh Abdul Mudjib

  1. Juara I Lomba Guru Berprestasi Madrasah Aliyah Tingkat Kota Tahun 2019
  2. Juara Harapan III Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)  Kategori Guru Madrasah Aliyah (MA) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019
  3. Pemenang 3 Narasi Terbaik Lomba Menulis Narasi dengan Tema: “Bumi Hari ini, Manusia, dan Corona” Tingkat Nasional Tahun 2020
  4. Peraih Medali Perak Olimpiade Guru Nasional Indonesia Tingkat Nasional Tahun 2022
  5. Juara I Lomba Guru Berprestasi Madrasah Aliyah Tingkat Kota Pekalongan Tahun 2022
  6. Juara Harapan II Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)  Kategori Guru Madrasah Aliyah (MA) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022

Prestasi yang diraih oleh Pak Mudjib sebagai pendidik memang cukup mengagumkan, mengingat di awal-awal perjalanan hidupnya sama sekali tidak ingin menjadi seorang guru. Ketika ia masih duduk di bangku SMP, ia menilai seorang guru tugasnya terlalu banyak sehingga tidak menyenangkan untuk dijalani; harus melayani banyak anak; harus menghadapi beraneka ragam karakter peserta didik, dan lain-lain. Intinya, ia tidak tertarik menjadi guru. 

Justru pria kelahiran 1974 tersebut sebenarnya ingin menjadi pegawai bank atau minimal jadi pegawai kantoran. Sehingga ketika lulus dari SMP Negeri 6 Kota Pekalongan, ia melanjutkan ke SMEA Negeri Kota Pekalongan (sekarang bernama SMK Negeri 2 Kota Pekalongan). 

Setelah lulus dari SMEA, sebenarnya ia ingin melanjutkan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Namun ternyata ia tidak bisa mengikuti seleksi masuk di perguruan tinggi tersebut karena dari jurusan koperasi. Hanya jurusan akuntansi yang dapat mendaftar ke STAN Jakarta. 

Akhirnya setelah lulus SMEA, ia ikut kursus komputer yang waktu itu sedang jadi tren. Ia ambil paket D1 Programer. Di masa akhir kursus komputer, ia mencoba memasukkan lamaran pekerjaan dengan berbekal ijazah SMEA Plus. Banyak perusahaan yang kemudian mengundangnya untuk tes. 

Tapi anehnya, ketika akan menghadiri undangan tes tersebut selalu terjadi kendala. Undangan datang siang, sore harinya sakit. Rencananya esok hari akan berangkat tes, malamnya sakit. Ketika sakit pun, datang beberapa undangan wawancara dari beberapa perusahaan. Pernah sekali berkesempatan menghadiri tes, tapi akhirnya juga gagal.  

“Jib, kamu mau kuliah atau mondok ikut kakakmu. Atau mau mondok dan kuliah?” tanya bapaknya ketika akhirnya ia gagal mendapat pekerjaan. 

Ia pilih mondok di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur. 11 April 1994, bertepatan dengan hari ulang tahunnya, ia berangkat ke pesantren.  

Berbekal keterampilan dari SMEA dan kursus komputer selama dua tahun, baru beberapa bulan di pondok, ia sudah diangkat menjadi pengurus  dan mendapat bagian Sekretaris Bidang Pendidikan. Setelah itu pernah juga menjabat sebagai Sekretaris Pondok dan menjadi Wakil Ketua Pondok Pesantren HM Putra Lirboyo Kediri yang saat itu diasuh oleh  K.H. Imam Yahya bin K.H. Mahlus Ali. Sekarang bernama Pondok Pesantren Al Mahrusiyah dan dipimpin oleh DR. K.H. Reza Ahmad Zahid, L.C. M.A. 

Ketika di pondok itu, Mudjib muda juga menempuh pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Lirboyo (IAIT) Kediri mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Tahun 2000, ia menyelesaikan pendidikan di pondok tersebut dan pulang kampung. Setelah itu, ia bergabung di sekolah yang baru berdiri, yakni di Madrasah Aliyah Salafiyah Hidayatul Athfal Banyurip Alit, Kota Pekalongan. Tahun pertama, satu kelas terdiri dari 29 siswa, tahun kedua dan seterusnya jumlah siswa baru terus bertambah. 

Perjuangan tersebut ia nikmati dengan ikhlas disertai dengan usaha. Berkat kesabaran, ketelatenan, dan kerja keras, walaupun terbilang sebagai sekolah baru berdiri, namun di tahun pertama sudah bisa menyabet juara tiga dalam perlombaan Mading tingkat kota. Dan di tahun berikutnya menjadi juara satu. Tambah tahun prestasi semakin banyak. 

Setelah mengabdi di sekolah tersebut selama 9 tahun, jabatan terakhir sebagai Wakil Kepala Hubungan Masyarakat, ia kemudian pindah tugas ke MAN 1 Kota Pekalongan karena diangkat menjadi PNS Kemenag. 

Berangkat dari guru swasta yang terbiasa dengan kerja keras, di MAN 1 Kota Pekalongan langsung  dipercaya  menjabat beberapa posisi penting seperti sebagai Wali Kelas, bagian Tibsis (Ketertiban Siswa), Urusan Keagamaan, urusan UKS, dan sekarang dalam tiga tahun terakhir menjabat sebagai Kepala Perpustakaan. 

Sebagai guru PNS, banyak prestasi yang telah ia raih seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Terdapat satu kisah unik ketika ia dinobatkan sebagai Guru Berprestasi yang terakhir. 

Waktu itu, guru yang merupakan anggota komunitas e-Guru.id ini sedang menyelenggarakan kegiatan rihlah (liburan) pesantren bersama para santri. Tiba-tiba ia dipanggil oleh Kepala Madrasah untuk ikut Lomba Guru Berprestasi. Ia mencoba menolak secara baik-baik permintaan tersebut, namun rupanya permintaan itu sudah tidak dapat ditawar lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk maju dengan hati yang penuh kebingungan. Ikut Lomba Guru Berprestasi tentu butuh waktu persiapan dan harus fokus untuk mengumpulkan berbagai berkas untuk menyusun portofolio. Juga harus membuat karya tulis untuk memenuhi salah satu persyaratan. 

Man jadda wajada. Barang siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil. Berbekal keseriusan dan kerja keras, ia dinobatkan sebagai juara 1 di tingkat kota. Kemudian di tingkat provinsi masuk 6 besar.

Salah satu kunci dalam meraih kesuksesan sebagai guru, baik sukses dalam mengajar di kelas atau dalam mengejar juara dalam suatu perlombaan adalah kemauan untuk belajar seorang guru. Demikian halnya yang dilakukan Pak Mudjib yang tercatat sebagai salah satu member e-Guru.id. Ia cukup aktif mengikuti pelatihan online yang diselenggarakan oleh e-Guru.id. 

“Saya sering ikut pelatihan-pelatihan baik online maupun offline sebagai tanggung jawab pribadi saya sebagai guru agar meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan pengalaman. Terlebih dalam era kurikulum baru: Kurikulum Merdeka. Saya senang dengan keberadaan e-Guru.id yang menyelenggarakan banyak pelatihan, diklat, seminar nasional. Saya sering mengikutinya, selain dapat meningkatkan ilmu dan wawasan, juga bermanfaat untuk kenaikan pangkat saya karena sertifikatnya kepakai, diakui. Terima kasih e-Guru.id,” kata sosok guru yang  telah memiliki setumpuk karya tulis dan dipublikasi di berbagai media tersebut. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK
Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan
Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca
Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza
Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat
Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya
Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa
Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN
Berita ini 166 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 20:45 WIB

17 Tahun sebagai Guru Honorer, Tak Berhenti Mengejar Impian Jadi ASN PPPK

Minggu, 9 Juni 2024 - 20:59 WIB

Kisah Sukses ASN PPPK: Hampir Menyerah dan Berpaling dari Dunia Pendidikan

Kamis, 16 Mei 2024 - 10:10 WIB

Mengenal Alga Pratama Putra Siswa SMAN 11 Garut dan Calon Duta Baca

Rabu, 13 Maret 2024 - 11:34 WIB

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza

Minggu, 20 Agustus 2023 - 21:20 WIB

Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis