Atasi Kesulitan Belajar Siswa Melalui Asesmen Diagnostik

- Editor

Minggu, 28 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asesmen Diagnostik menjadi penting dilakukan oleh guru saat ini. Semenjak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan, dunia Pendidikan mengalami berbagai perubahan. Dari mulai cara mengajar melaui daring hingga penilaian yang harus menyesuaikan keadaan. Sayangnya, guru harus menghadapi sejumlah tantangan sekalgus dampak dari PJJ, diantaranya munculnya loss learning.

Learning loss membuat siswa menjadi malas belajar. Akibatnya, nilai KKM tidak terkejar dan tidak memenuhi standar. Tentu, hal tersebut membuat para guru dibuat kelimpungan dan kebingungan.

jika siswa yang malas belajar, KKM tidak terkejar dan tidak memenuhi standar, bagaimana penilaian yang membuat siswa ingin belajar?

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu melakukan asesmen atau penilaian untuk mengetahui apa penyebab siswa mulai malas belajar dan KKM tidak memenuhi standar.

Lalu, bagaimana asesmen yang cocok untuk hal tersebut?

Untuk mengetahui atau mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Guru perlu memahami apa itu asesmen diagnostik.

Pengertian Asesmen Diagnostik

Asesmen Diagnostik oleh Brummitt (2020) yakni suatu bentuk pra-penilaian yang memungkinkan seorang guru untuk menentukan kekuatan, kelemahan, pengetahuan, dan keterampilan individu siswa sebelum pengajaran. Hal ini terutama digunakan untuk mendiagnosis kesulitan siswa dan untuk memandu pelajaran dan perencanaan kurikulum.

Pengertian asesmen diagnostic juga tertuang dalam peraturan Kepmendikbud No.719/P/2020. Asesmen Asesmen diagnostic yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik

Intinya, asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan model belajar siswa  sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa yang beragam.

Mudahnya, asesmen diagnostic adalah memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham.

Fungsi atau kegunaan asesmen diagnostic adalah untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi dalam belajar.

Dimana dilakukan dengan proses sistematis untuk mengumpulkan data informasi mengenai siswa yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

Nantinya, data tersebut digunakan sebagai informasi bagi guru menyusun program pembelajaran sesuai kebutuhan siswa secara tepat.

Pihak yang harus melakukan Asesmen Diagnostik

Siapa yang bertanggung jawab melakukan asesmen diagnostik? Asesmen diagnostik bukan hanya tanggung jawab guru BP atau wali kelas saja.

Sejatinya asesmen diagnostik harus dilakukan oleh semua guru mata pelajaran juga. Kepala sekolah sebagai komando di sekolah memiliki tanggung jawab untuk memastikan asesmen ini dilakukan disemua kelas diminggu pertama dan secara berkala pada awal pembelajaran.

Jenis-Jenis Asesmen Diagnostik

Terdapat 2 jenis yaitu asesmen diagnostic diagnosis non-kognitif dan diagnostic kognitif. 2 jenis asesmen ini memiliki tujuan dan langkah-langkah yang berbeda dalam pelaksanaannya.

1. Asesmen Diagnosis Non Kognitif

Asesmen diagnosis non kognitif bertujuan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional dari peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Dengan demikian, pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif lebih menekankan pada kesejahteran psikologis dan emosi peserta didik.

Asesmen non kognitif dilakukan untuk menilai aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dengan tetap memperhatikan kondisi keluarganya. Terkait persiapan dan pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif, keterampilan guru untuk bertanya dan membuat pertanyaan dapat membantu guru mendapatkan informasi yang komprehensif dan cukup mendalam.

Tujuannya

Asesmen diagnosis nonkognitif dilakukan di awal pembelajaran diberikan pada siswa. Dengan tujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan emosional siswa, aktivitas siswa selama belajar di rumah, kondisi keluarga siswa.

Tahapan Asesmen Diagnosis Non kognitif

Asesmen diagnosis non kognitif dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

  1. Persiapan

a. Siapkan alat dan bahan bantu berupa gambar ekspresi emosi.

b. Buat pertanyaan kunci atau inti, seperti

  • Apa saja kegiatan kamu selama Belajar dari Rumah?
  • Hal apa yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan?
  • Apa harapan kamu dalam proses pembelajaran?

2. Pelaksanaan

a. Tujuan dan berikan gambar emosi kepada siswa.

b. Minta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah dengan bercerita, membuat tulisan, atau menggambar.

3. Tindak Lanjut

a. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata.

b. Menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan siswa serta orangtua jika diperlukan.

c. Ulangi pelaksanaan asesmen nonkognitif pada awal pembelajaran.

2. Asesmen Diagnosis Kognitif

Asesmen kognitif ditujukan untuk mendiagnosis, mengidentifikasi dan menguji kemampuan dasar dan capaian pembelajaran siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.

Hasil asesmen kognitif akan menjadi dasar pilihan strategi pembelajaran. Asesmen kognitif juga dapat dilakukan dalam bentuk remedial atau pelajaran tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal.

Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari satu topik. Contoh: asesmen diagnosis untuk matematika kelas V (lima). Dapat mengandung topik penjumlahan dan pengurangan saja. Bisa juga semua topik dalam mata pelajaran matematika (termasuk penjumlahan dan pengurangan, jaring-jaring bangun ruang sederhana, pecahan, dan sejenisnya).

Asesmen Diagnosis Kognitif juga bisa dilakukan secara berkala. Dimana asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin. Pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).

Langkah-langkah Asesmen Penilaian Diagnosis Berkala

1. Chek list untuk memastikan semua prinsip asesmen terpenuhi

  • Untuk siswa kelas berapa asesmen dibuat?
  • Materi apa yang akan dinilai dalam asesmen?
  • Kapan asesmen akan diberikan kepada siswa?
  • Dimana asesmen akan dilakukan, apakah di rumah atau di sekolah?
  • Bagaimana cara asesmen dilakukan?
  • Jika dilakukan di rumah, bagaimana cara soal disampaikan kepada orangtua/siswa?
  • Apabila dilakukan di sekolah, apa saja yang harus disiapkan?

2. Menyusun Instrumen Asesmen

  • Topik atau materi apa saja yang perlu dipahami peserta didik sesuai jenjangnya.
  • Pengetahuan dan keterampilan apa yang perlu dikuasai siswa dari jenjang kelas sebelumnya sebagai prasyarat dasar pembelajaran di jenjang kelas sekarang.
  • Memastikan setiap soal yang dipilih akan memberikan informasi tingkat pemahaman siswa.
  • Pertanyaan disusun membentuk lintasan kemampuan yang kontinum.

3. Rencanakan Tindak Lanjut

Tindak lanjut disesuaikan dengan aspek yang dinilai pada asesmen. Tindak lanjut pembelajaran mencerminkan tindakan yang relevan dengan kondisi setiap siswa, akomodatif, dan fleksibel.

4. Lakukan secara berkala

  • Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif berkala pada awal dan setiap akan berganti topik atau materi baru.
  • Melakukan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum.
  • Guru membentuk dan mengajar kelompok sesuai dengan tingkat pembelajaran. Dengan menyesuaikan aktivitas dan materi belajar di kelas dengan peningkatan rata-rata semua siswa di kelas.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 1,178 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis