Menulis buku dimulai dari mana? mungkin itu merupakan sebagian besar pertanyaan yang ada di benar bapak dan ibu guru sekalian. Dalam artikel ini akan membahas mengenai penulisan buku.
Seorang guru wajib menguasai disiplin ilmunya yang dibuktikan dengan : pertama, penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. kedua, penguasaan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. Atas dasar itulah, guru mestinya mampu menjadi penulis buku.
Apa yang membuat kita tidak memulai menulis buku? Yuk simak informasi beriku ini.
Kendala Menulis Buku
Berikut ini beberapa kendala yang dialami oleh guru saat akan mulai menulis buku, yaitu :
- Sibuk , disibukkan dengan berbagai kegiatan mengajar dan administrasi lainnya. Padahal pasti ada waktu luang yang bisa di manfaatkan, dari pada melakukan hal yang kurang bermanfaat.
- Beban kerja terlalu berat, beban kerja mengajar yang terbilang banyak membuat mind set untuk tidak melakukan apa apa selain bekerja.
- Tidak bersemangat (tidak ada motivasi), kurangnya motivasi juga menjadi menghalang. Padahal dengan adanya motivasi semua yang dikerjakan akan lebih bersemangat.
- Tidak percaya diri, ketakutan dalam diri sendiri juga menjadi faktor penghalang terbesar dalam diri seseorang. Maka dari itu mulai dengan kepercayaan diri bahwa diri sendiri memiliki kemampuan yang layak dan berkompetensi.
- Tidak tahu cara membuatnya, ilmu bisa di cari dimana saja. Apalagi dengan memanfaatkan google segalanya bisa di cari di dalam sana. Jika ada kemauan pasti akan ada jalannya
- Tidak mampu;
- Tidak ada insentif;
- Ada anggapan buku teks lebih rumit/lengkap;
- Referensi kurang, Apabila merasa kurang referensi, mulailah dengan menambah bacaan bacaan dari jurnal- jurnal yang gratis dan sebagainya
- Kemampuan menulis lemah, kemampuan akan terasah seiring perkembangan waktu. Jadi nantinya kemampuan menulis akan meningkat dengan sendirinya jika terus dilatih.
- Belum merasa ada manfaatnya belum butuh;
- Ada anggapan bahwa dengan adanya buku ajar membuat siswa malas belajar
Sebenarnya apa saja keuntungan apabila seorang guru menulis dan membuat sebuah buku?
Keuntungan Membuat Buku
Berikut ini beberapa keuntungan yang diperoleh bagi bapak dan ibu guru yang menulis dan membuat buku, yaitu sebagai berikut :
1. Nilai Angka Kredit
Dengan menulis dan menghasilkan sebuah buku, bisa menambah nilai angka kredit yang diperlukan guna kenaikan pangkat guru. Serta bisa meningkatkan nilai akreditasi lembaga.
2. Mendapatkan tambahan di luar mengajar
Dengan menerbitkan sebuah buku tentu saja, apabila buku tersebut laku di pasaran maka penulis akan mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan buku tersebut.
3. Mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas
Masyarakat tentu akan lebih menghargai seseorang apabila seseorang tersebut memiliki hal yang bisa di banggakan, salah satunya yaitu menjadi seorang penulis. Apalagi bisa hasil tulisannya bisa membantu orang dalam menginspirasi atau menambah pengetahuannya.
4. Membantu siswa memperoleh referensi materi pelajaran
Apabila guru membuat buku sebagai bahan ajar tentu saja akan membantu siswa dalam mendapatkan sumber ajar, serta referensinya yang dapat dipercaya. Apalagi melihat penulis buku tersebut adalah gurunya sendiri.
Lalu, apa yang terjadi jika seorang guru tidak memiliki kemauan untuk menulis dan menerbitkan sebuah buku?
Kekurangan Guru Jika Tidak Menulis
1.Tidak produktif, dinilai kurang produktif apalagi bagi seorang akademika yang kegiatannya tidak jauh jauh dari membaca dan menulis.
2.Tidak kualifait (oleh masyarakat), dengan adanya sebuah karya yang di hasilkan dalam hal ini karyanya yaitu buku. Masyarakat akan lebih mengakui kompetensinya.
3.Menyalahi Pasal 12 UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4.Terhambat naik jabatan akademik, penunjnag naik jabatan akademik yaitu dilihat juga dari produktifitas seorang guru dalam melakukan penelitian, dan mencitakan karya- karyanya.
5.Sulit naik pangkat, karena menulis dan menerbitkan sebuah buku ada dalam hitungan angka kredit untuk kenaikan pangkat seorang guru.
6.Sulit tingkatkan kompetensinya, kita tahu bersama bahwa dengan menyalurkan kemampuan dan pengetahuan kita kepda orang lain pengetahuan tersebut akan semakin kuat dan banyak.
Bagaimana memulai untuk menuls buku?
Memulai Menulis Buku
Mulailah menulis dari Kemauan, ketekunan, minat dan endurance. Karena menulis bukan pekerjaan yang mudah di butuhkan sebuah ketekunan dan konsistensi di dalamnya. Selanjutnya yaitu mulailah mencari- cari ide yang menjadi ketertarikan Bapak dan Ibu. Dengan memilih topik yang di minati harapannya bapak ibu memiliki semangat dalam menulis dan tidak mudah bosan dalam mencari referensi menulis. Proses menulis sebuah buku harus di strategikan agar tetap konsisten dan bisa menghasilkan sebuah buku yang bisa di pertanggungjawabkan isinya.
Menulis bukan tentang persoalan bakat, tetapi lebih kepada persoalan kemauan dari dalam diri bapak ibu sekalian. Saat Anda ingin menulis, tenggelamkan saja dalam apa yang Anda ingin tuliskan, jangan terlalu memikirkan rumitnya tiori menulis. Mulailah menulis dari apa saja yang terlintas dalam pikiran Anda.
Tidak ada kata terlambat dalam menulis.
- Albert Ellis usia 80 tahun masih aktif menulis dan mengembangkan apa yang sekarang populer dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
- Bertrand Russel pada usia 94 tahun aktif menulis dan dikenal sebagai salah satu tokoh
filsafat modern. - George Bernard Shaw menulis Farfetched Fables pada usia 93 tahun.
- Joko Pinurbo pada usia 44 tahun “baru” meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award, setelah bertahun-tahun hanya jadi nominator.
- Ayu Utami “baru” pada usia 30 tahun memulai debutnya di dunia sastra Indonesia.
- Remy Sylado, Romo Mangun, Titis Basino, dan MAW Brouwer pd usia di atas 50 tahun masih produktif menulis buku.
- Prof. Dr. F.G. Winarno (IPB), pada usia 64 tahun, telah mampu menulis 50 judul buku dalam kurun 4 bulan.
Jadi, jika ada pertanyaan Ingin menulis buku, dimulai dari mana? jawabannya adalah dimulai dari mana saja silahkan, asalkan Anda jelas tujuannya menulis buku dan memiliki kemauan dalam menulisnya.
Demikian jabaran artikel ini, semoga dapat bermanfaat dan memotivasi para pembaca Bapak dan Ibu guru untuk memulai menulis dan menciptakan sebuah buku. Apalagi kebutuhan bahan ajar yang harus diberikan kepada siswanya. Akan sangat bermanfaat baik bagi guru sendiri bahkan bagi para siswanya dengan adanya buku bahan ajar tersebut. Yang nantinya akan menjadi jembatan penyalur pengetahuan dari guru kepada siswaya. Apabila ingin mempelajari lebih dalam dan menghasilkan sebuah buku.
e-Guru.id menyelenggarakan Pelatihan Khusu bersertifikat 90 JP dengan judul 10 Hari Menulis Buku “Cara Mudah Menulis Buku Ber-ISBN”. DAFTAR SEKARANG.
Dapatkan diskon SPESIAL pelatihan ini Bagi member e-Guru.id, DAFTAR MEMBER.
Ingin judul pelatihan lainnya, bisa cek DI SINI.
Ingin dibantu mendaftar ? Hub: 087719662338 (Rahma)