Salah satu tugas guru adalah mengajar. Tentu dengan kegiatan mengajar ini, tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Guru harus menggunakan teori dan beberapa prinsip belajar agar bisa bertindak secara cepat.
Selain tuntutan keterampilan dalam menyampaikan pembelajaran, guru juga dituntut harus memahami karakter serta kondisi peserta didik. Begitu juga guru harus cerdas dalam memberikan hal-hal yang dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik ketika belajar di kelas.
Seperti yang kita tahu bahwa pada dasarnya perilaku akan berubah sesuai dengan konseskuensi yang diperolehnya. Artinya perilaku peserta didik akan berubah ketika sesuatu itu memberikan pengaruh positif kepada dirinya.
Memberikan Penguatan
Skinner menjelaskan bahwa pada dasarnya konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku dan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku. Hal ini merupakan salah satu prinsip belajar.
Dengan kata lain, konsekuensi yang membuat senang peserta didik, dapat meningkatkan frekuensi munculnya perilaku. Sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan peserta didik, akan mengurangi frekuensi munculnya perilaku.
Penguatan (reinforcement) merupakan unsur yang penting di dalam belajar. Karena dengan penguatan tersebut, akan dapat memperkuat suatu perilaku. Penguatan terbagi kedalam dua macam, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
1. Penguatan positif
Penguatan positif adalah sesuatu yang apabila diperoleh akan meningkatkan probabilitas respons atau perilaku. Misalnya dengan menyampaikan kata “bagus” kepada peserta didik yang telah menjawab pertanyaan tertentu.
Tentu hal demikian merupakan reinforcement yang positif. Respons dengan memperoleh reinforcement yang positif, respons tersebut ada kecenderungan untuk diulangi.
2. Penguatan negatif
Penguatan negatif adalah sesuatu yang apabila ditiadakan, akan meningkatkan probabilitas respons. Dengan kata lain, reinforcement negatif itu sebenarnya adalah sebuah hukuman (pinishment).
Mengenal Hukuman
Prinsip belajar selanjutnya adalah hukuman. Hukuman dapat diartikan sebagai suati konsekuensi yang tidak memperkuat, dalam arti memperlemah perilaku. Hukuman dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu dengan cara menggunakan kegiatan yang tidak diinginkan.
Dalam kegiatan belajar, pemberian hadiah lebih efektif dalam merubah perilaku dari pada hukuman. Oleh karena itu, hendaknya pemberian hukuman diterapkan secara bijak.
Hukuman yang diberikan guru sebetulnya tidak akan merubah atau mengilangkan perilaku. Karena pada dasarnya hukuman hanya dapat melatih seseorang berbuat tentang apa yang tidak boleh dilakukan. Tentunya juga tidak melatih seseorang tentang apa yang harus dilakukan.
Dengan demikian hukuman tidak disarankan karena tidak dapat merubah perilaku. Namun hadiah (reward) yang justru lebih efektif dalam merubah perilaku.
Misalnya dengan guru mempersilakan Ridwan untuk membacakan karya puisi yang dinilai bagus. Sebagai hadiah atas karya yang bagus, Ridwan akan membacakan karangannya untuk kalian semua. Kemudian guru mengatakan “dengar betapa bagus liriknya!”
Kesegeraan Pemberian Penguatan
Penguatan yang diberikan segera setelah perilaku muncul, akan menimbulkan efek terhadap perilaku yang jauh lebih baik. Dibandingkan dengan pemberian penguatan yang diundur-undur waktunya.
Misalnya, anak begitu selesai memenangkan perlombaan, kemudian langsung diberikan penghargaan dan dipersilakan untuk naik ke atas panggung kemenangan.
Pemberian hadiah secara segera efeknya akan lebih baik. Dibandingkan dengan penghargaan yang diberikan beberapa hari kemudian setelah perlombaan.
Pemberian penguatan secara segera ini kurang lebih memiliki dua tujuan, yaitu:
- dapat membuat kejelasan hubungan antara perilaku dengan konsekuensi; dan
- dapat meningkatkan nilai informasi terhadap balikan itu sendiri.
Dalam hal menulis karangan bebas, misalnya, siswa yang memperoleh balikan dengan benar akan meningkatkan motivasinya dalam menyelesaikan tulisan tersebut. Segera memperbaikinya apabila tulisannya dianggap kurang benar.
Jadwal Pemberian Penguatan
Penguatan dapat diberikan secara terus menerus atau berantara. Jika setiap respons diikuti dengan penguatan, maka tindakan ini dinamakan pemberian penguatan secara terus menerus.
Sedangkan penguatan yang dilakukan secara berantara adalah penguatan yang diberikan hanya pada respons tertentu (sebagian respons). Penguatan ini dapat diberikan menggunakan jarak waktu.
Dalam hal ini guru menggunakan jadwal jarak waktu (time interval) dalam memberikan penguatan. Misalnya, guru memperkuat respons yang dilakukan oleh siswa setelah melewati jarak satu menit, lima atau sepuluh menit sejak penguatan yang diberikan sebelumnya.
Penguatan berantara dapat diberikan dengan menggunakan jarak waktu antar penguatan secara bervariasi. Variasi lain dari jadwal penguatan yang dilakukan oleh guru dapat berbentuk:
- perbandingan tetap (fixed-ratio)
- perbandingan berubah (variable ratio); dan
- jarak waktu berubah ( variable interval) atau jarak waktu tetap ( fixed interval)
Variasi jadwal pemberian penguatan tersebut memiliki efek terhadap kecepatan repons, jumlah respons setiap pemberian penguatan, jumlah respons yang dibuat setelah penguatan dihentikan, dan lain sebagainya,
Penting untuk Diingat
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, hendaknya guru juga memperhatikan beberapa prinsip belajar. Belajar pada dasarnya untuk merubah seseorang menjadi lebih baik. Mulai dari kognitif, psikomotorik, bahkan perilaku.
Prinsip-prinsip tersebut dimaksudkan agar guru atau pendidik dapat mengatasi masalah-maslaah belajar yang dihadapi oleh peserta didik. Membantu memberikan penguatan agar peserta didik dapat menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Tingkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan bergabung bersama e Guru Id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Klik disini untuk mendaftar!