Menciptakan pembelajaran yang inovatif merupakan tugas guru untuk melaksanakan pembelajaran agar lebih efektif.
Pada kenyataan di lapangan masih banyak ditemukan guru yang mengajar tanpa persiapan dimana guru mengajar berdasarkan kebiasaan yang telah dilakukan sebelumnya tanpa memperhatikan karateristik, kebutuhan siswa dan perkembangan teknologi.
Sehingga dengan keadaan pembelajaran yang seperti itu kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan baik dan efektif.
Meski kurikulum telah berubah akan tetapi pengajaran yang dilakukan oleh guru tetaplah sama yang mana guru masih memosisikan diri menjadi satu-satunya sumber belajar sehingga pengajaran masih terpusat pada guru.
Sekarang banyak ditemukan siswa yang merasa tidak puas, kurang percaya diri, merasa belum memperoleh sesuatu yang diharapkan sehingga banyak dari mereka yang justru merasa memperoleh pengetahuan, dan keterampilan di luar sekolah karena sekolah hanya dianggap formalitas untuk memperoleh ijazah saja.
Prinsip pembelajaran yang bersifat klasikal atau berpusat pada guru masih banyak dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sampai saat ini yang mana siswa masih dianggap sebagai objek yang harus menurut apa yang disampaikan guru.
Banyak guru yang phobia dengan perubahan, gaptek teknologi dan kurang kreatif sehingga pengajaran yang dilakukan sama dan yang lebih mengejutkan apabila nilai yang didapatkan siswa tidak memuaskan maka yang dianggap salah adalah siswa. Guru tidak mau merefleksikan diri dan menganggap dirinya paling benar sehingga siswalah yang menjadi korban.
Sebelum melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru perlu melakukan analisis kebutuhan siswa yang mana dari hasil analisis tersebut digunakan untuk mendesain pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dapat dilakukan sebagai berikut.
Pertama melakukan identifikasi kondisi sosial melalui data pribadi siswa dan keluarga. Dari data sosial tersebut guru dapat mengetahui tentang latar belakang keluarga, status sosial, pekerjaan orangtua, dan kebiasaan adat istiadat yang berlaku. Melalui pemetaan kodisi sosial, guru dapat merancang pembelajaran sesuai dengan latar belakang sosial peserta didik. Sehingga pembelajaran akan seleras dan kontekstual dengan dunia siswa.
Kedua melakukan dialog diawal tahun pelajaran atau diawal semester dengan siswa dengan mengajak siswa terlibat dalam merancang pembelajaran dengan demikian guru akan mengetahui materi apa saja yang akan diajarkan dan model pembelajaran yang tepat yang dapat diharapkan dan diterima oleh siswa.
Ketiga lakukanlah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dan guru hanya menjadi fasilitator dan meluruskan apabila siswa mengalami kesulitan. Guru menyediakan sumber-sumber belajar dan mengajak siswa berpikir dengan guru memberi stimulus dan media inovatif yang membuat siswa aktif.
Keempat gunakan lingkungan dan bahan-bahan yang ada disekitar kita sebagai media pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih mudah di pahami siswa.
Ikutilah Diklat Nasional 40 JP “SEMANGAT KIPRAH PENDIDIK MENYONGSONG KEBIJAKAN KURIKULUM BARU”
TGL 29-30 Desember Pukul 13:30 WIB. BERSERTIFIKAT 40JP GRATIS 100% yang diselenggarakan oleh e-guru.id
Penulis : Erlin Yuliana