Prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka menjadi pegangan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang bervariasi. Pendidik diharapkan dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman/kompetensi peserta didik.
Pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, inspiratif menyenangkan dan sebagainya.
Berdasarkan panduan edisi terbaru tahun 2024, Naikpangkat.com akan rangkuman Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka.
Simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Interaktif
Pembelajaran dirancang untuk memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan materi belajar.
Pendidik berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran dan tidak menjadi satu satunya sumber pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang interaktif, dilakukan dengan cara:
- Berinteraksi secara dialogis antara pendidik dengan peserta didik, serta sesama peserta didik;
- Berinteraksi secara aktif dengan lingkungan belajar;
- Berkolaborasi untuk menumbuhkan jiwa gotong royong.
Contoh Pelaksanaanya:
Sebagai seorang fasilitator pendidik membuka forum diskusi kepada peserta didik dengan pertanyaan- pertanyaan pemantik sebagai proses pembelajaran yang memacu keingintahuan peserta didik (inquiry learning).
Inspiratif
Pembelajaran Inspiratif juga harus mampu diciptakan dengan memberi keteladanan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
- Menciptakan suasana belajar yang dapat memantik ide, mendorong daya imajinasi, dan mengeksplorasi hal baru
- Memfasilitasi peserta didik dengan berbagai sumber belajar untuk memperkaya wawasan dan pengalaman belajar
Contoh Pelaksanaanya:
Pendidik memberikan kasus-kasus sederhana yang terjadi di sekitar lingkungan peserta didik untuk dibahas di kelas secara kolaboratif untuk mencari pemecahan masalah, misalnya kasus kebersihan, makanan kantin, atau perundungan (bullying).
Menyenangkan
Pembelajaran Menyenangkan perlu didesain, agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
- Menciptakan suasana belajar yang gembira, menarik, aman, dan bebas dari perundungan;
- Menggunakan berbagai variasi metode dengan mempertimbangkan aspirasi dari peserta didik, serta tidak terbatas hanya di dalam kelas;
- Mengakomodasi keberagaman gender, budaya, bahasa daerah setempat, agama atau kepercayaan, karakteristik, dan kebutuhan setiap peserta didik.
Contoh pelaksanaannya:
Pendidik di awal pembelajaran menanyakan perasaan peserta didik, dengan menempelkan emoticon, memilih respon yang diharapkan seperti tos, tangan semangat, atau salam.
Halaman selanjutnya,
Halaman : 1 2 Selanjutnya