Strategi Menghadapi Anak Kesulitan Membaca

- Editor

Kamis, 8 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ditulis oleh Tipuk Widiastuti

Mahasiswa MAP  Universitas Kristen Satya Wacana

Kemampuan membaca merupakan  hal yang penting dalam kehidupan. Sebab, membaca dan belajar adalah dua hal yang sangat menentukan kesuksesannya baik di sekolahnya atau pada karier masa depannya. Namun, kesulitan membaca masih menjadi hal yang umum terjadi.

Kesulitan membaca termasuk masalah kebahasaan, yang merupakan masalah kompleks. Jika dibiarkan, hal ini dapat berdampak pada masa depan dan membuat tantangan akademik semakin rumit. Dampak dari kesulitan belajar bahasa dapat mencakup akses ke pembelajaran akademis di kelas, kemampuan untuk berpartisipasi dalam komunikasi sosial, bahkan akan menghadapi tantangan sosial emosional. Dan ini dapat terus berdampak pada perkembangan anak sepanjang hidup mereka.

Di Indonesia sendiri, masih banyak ditemukan kasus anak yang belum mampu membaca. Di kota Sentani yang merupakan ibukota Kabupaten Jayapura, misalnya, masih sering dijumpai anak-anak usia sekolah dasar yang kesulitan membaca.

Dalman (2018:5) menyatakan bahwa “Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat pada tulisan.” Kemudian Mulyono (2020:199) menyebut bahwa membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak anak masuk SD agar kesulitan belajar membaca dapat secepatnya diatasi”.

Dampak  dari kesulitan membaca bukan saja meliputi masasalah pembelajaran di kelas, akan tetapi berpengaruh pada kemampuan untuk berpartisipasi dalam komunikasi sosial.

Umumnya, anak-anak dengan gangguan membaca seringkali memiliki masalalah dalam mengenali kata-kata yang sudah mereka ketahui dan memahami teks yang mereka baca.

Tanda-tanda umum pada anak yang mengalami kesulitan membaca adalah sebagai berikut:

  • Kosakata yang terbatas; Individu dengan kosakata yang terbatas pasti akan mengalami kesulitan untuk memahami dan/atau menggunakan berbagai macam kata secara fungsional. Sebab mengenali kosakata secara luas adalah dasar untuk pemahaman membaca, sehingga kesulitan dalam bidang ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata yang dibaca.
  • Kesulitan dalam pemahaman; Berkurangnya kemampuan untuk memahami dan mengingat informasi yang disajikan dari teks adalah tanda ketidakmampuan membaca. Beberapa orang mungkin dapat membaca kata-kata, tetapi tidak memahami makna yang terkandung di dalamnya.
  • Pengeja yang buruk; Kesulitan dalam mengeja dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam mengaitkan kara-kata dan memahami maknanya. Ejaan yang buruk ini terkait dengan defisit pengenalan kata yang juga disebut sebagai Disleksia.
  • Kesulitan mengartikan kata-kata; Individu yang mengalami kesulitan menguraikan kata-kata tidak dapat secara konsisten membunyikan kata-kata dengan mengenali hubungan antara huruf dan suara. Padahal ini adalah keterampilan mendasar yang diperlukan untuk membaca.

Disleksi dan Kesulitan Membaca

Disleksia merupakan kesulitan membaca yang paling terkenal. Kesulitan ini secara khusus mengganggu kemampuan seseorang untuk membaca. Orang dengan disleksia memiliki kecerdasan normal, tetapi mereka dengan tingkat kemampuan lebih rendah dari yang diharapkan. Meskipun gangguan ini bervariasi dari satu orang ke orang lain, namun ada beberapa karakteristik yang sama. Orang dengan disleksia sering mengalami gangguan dalam membunyikan kata-kata , memahami dengan kata-kata  tertulis, dan menamai objek dengan cepat (Hulme & Snowling, 2016).

Selain Disleksia terdapat kesulitan membaca yang sering disebut Hiperleksia. Hiperleksia merupakan gangguan di mana orang yang memiliki kemampuan membaca tingkat lanjut tetapi mungkin memiliki masalah dalam memahami apa yang dibaca atau diucapkan dengan keras. Mereka mungkin juga memiliki masalah kognitif atau masalah sosial (Oatrolenk.,dkk, 2017)

Menurut Landic & Ryherd (2017), kesulitan membaca bisa juga terkait dengan masalah dengan keterampilan tertentu seperti:

  • Penguraian kata (dekoding). Orang yang mengalami kesulitan membunyikan kata-kata tertulis akan kesulitan menocokan huruf dengan bunyi yang tepat.
  • Kefasihan (fluensy) . Orang yang mengalami kesulitan membaca dengan cepat, akurat, dan dengan ekspresi yang tepat (jika dengan membaca dengan suara keras).
  • Pemahaman membaca yang buruk (poor reading comprehension). Orang dengan pemahaman membaca yang buruk mengalami kesulitan apa yang dibaca

Strategi  Penanganan Kesulitan Membaca

Untuk membantu peserta didik yang memiliki kesulitan membaca guru memerlukan strategi intervensi membaca pada area kesulitan mereka.

Kesulitan membaca seringkali berasal dari masalah mendasar pada kemampuan literasi dasar mereka. Semua peserta didik membutuhkan cakupan dan urutan sistematis yang memperkenalkan setiap keterampilan fonik, berkembang dari yang paling sederhana ke yang lebih komplek menggunakan teks yang terkontrol.

Mengembangkan dan menerapkan strategi yang efektif sangat penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Beberapa strategi yang sudah terbukti membantu individu mengatasi kesulitan membaca di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Membangun kosakata, membaca dan terpapar dengan buku secara konsisten dapat mengenalkan individu pada berbagai macam kata dan artinya. Guru bisa menceritakan kegiatan sehari-hari dengan lantang dan menyanyikan lagu dapat meningkatkan kosakata anak. Guru juga bisa membuat karti flash untuk melatih anak memahami kosakata baru.
  • Membaca dengan keras. Doronglah anak untuk membaca dengan suara yang keras, yang dapat meningkatkan kemampuan menguraikan kata atau decoding pemahaman membaca.
  • Membaca dengan keras pada pendengar yang membantu memberikan kesempatan pada individu untuk berlatih dan memungkinkan pendengar untuk menyarankan strategi yang mendukung.
  • Petunjuk kontekstual atau belajar menggunakan petunjuk konteks dapat membantu individu menyimpulkan makna kata-kata yang mungkin sulit untuk mereka baca.
  • Guru bisa mengajarkan peserta didik cara mengidentifikasi petunjuk konteks dan mendorong mereka untuk mencari petunjuk ini saat membaca teks.
  • Teknologi bantuan seperti Teks to Speech (TTS) dapat digunakan untuk membaca teks elektronik. Di samping itu juga bisa menggunakan buku audio atau buku dengan fitur audio yang memungkinkan seseorang untuk mengikuti teks dapat meningkatkan kelancaran membaca mereka.
  • Pengatur grafis dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman membaca dengan memungkinkan individu untuk membuat catatan saat membaca. Teks yang diperbesar dan strip bacaan yang dipandu dapat meningkatkan kemapuan individu untuk fokus dan melacak teks saat mereka membaca.

Selain membaca dengan strategi tersebut, guru bisa mencoba beberapa kegiatan dan strategi berikut ini untuk membantu peserta didik mengembangkan kefasihan membaca mereka:

  • Memodelkan membaca lancar secara lisan (dengan bimbingan guru dan audio) di mana siswa mendengarkan teks yang dibacakan guru melalui buku audio atau e-book yang menekankan pada pembacaan ekspresif dan jeda yang disengaja.
  • Siswa mendengarkan bacaan yang dimodelkan (baik yang dibacakan guru atau melalui komputer) dan siswa secara aktif membaca teks dengan keras pada saat bersamaan.
  • Siswa membaca teks dengan keras dengan umpan balik dan bimbingan eksplisit dari guru. Guru dapat memberikan koreksi kesalahan kepada siswa. Ini  sangat penting untuk memperkuat strategi membaca kata dan frasa yang tepat yang akan membantu pemahaman teks.
  • Siswa dapat membaca satu bagian teks dengan rekannya yang akan membaca bagian teks berikutnya secara bergantian. Membaca teks secara bergantian dengan suara keras memungkinkan adanya jeda kognitif yang cukup yang dibutuhkan siswa untuk bertahan melalui teks yang lebih panjang.

Dengan strategi yang tepat mencakup membangun kosakata, membaca dan terpapar dengan buku secara konsisten dapat mengenalkan individu pada berbagai macam kata dan artinya. Selain itu, guru juga bisa menceritakan kegiatan sehari-hari dengan lantang dan menyanyikan lagu dapat meningkatkan kosakata anak. Dengan demikian, diharapkan guru-guru mampu membantu siswa yang mengalami kesulitan membaca.

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 197 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis