Oleh Ai Herlina
Mengajar di SD Negeri Cilengo
Akhir-akhir ini dunia pendidikan sedang ramai-ramainya membicarakan kemunculan alat teknologi baru yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang sangat pintar dalam menjawab, bahkan mengerjakan tugas penggunaanya. Lalu bagaimana sikap kita sebagai guru terhadap kemunculan teknologi tersebut; apakah kita harus terbuka atau justru sebaliknya?
Kita saat ini hidup di era digital. Tentu saja tidak akan terlepas dari hal-hal tersebut karena apabila kita menutup diri maka kita akan tergilas dan tertinggal. Walaupun kita ini umumnya manusia yang terlahir sebagai generasi X yang daya belajar mengenai teknologi akan kalah cepat oleh generasi Z, namun tetap saja kita harus belajar. Bukankah menuntut ilmu itu hukumnya wajib? Meskipun sudah mengajar, seorang guru jangan sampai pengetahuan kita di bidang apapun tertinggal oleh siswa kita sendiri. Tentu hal ini akan sangat memalukan.
Sebagai seorang guru, kita harus senantiasa mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti kehadiran ChatGPT dan lain sebagainya. Kita bisa menggunakan teknologi ini dengan bijak, segala sesuatu tentu akan ada sisi positif dan sisi negatifnya. Kita bisa mengambil sisi positifnya yaitu kebermanfaatan demi membantu pekerjaan kita. Lebih khusus untuk kita sebagai guru, teknologi akan membantu dalam proses belajar mengajar terutama demi kepentingan siswa bukan untuk mematikan kreativitas siswa itu sendiri.
Bagaimana langkah seorang guru agar kreativitas siswa tidak mati dengan kehadiran AI?
Seorang guru jangan terlalu bergantung kepada sesuatu, termasuk kepada alat teknologi. Kita sebagai manusia diciptakan oleh Tuhan dalam bentuk paling sempurna, yang memiliki akal dan pikiran. Jadi kita tetap harus mengarahkan, membimbing, dan memberikan pengajaran yang sifatnya mendidik yang membuat siswa bisa berpikir lebih kreatif. Misalnya dengan model pembelajaran berbasis proyek dan lain sebagainya.
Libatkan siswa dalam berbagai hal. Jangan hanya mengajarkan teori tetapi minim praktiknya. Dengan demikian, maka pengetahuan yang kita ajarkan akan tertanam lebih lama dalam diri siswa terutama yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa ke depannya bisa menghadapi tantangan zaman yang semakin pelik namun tidak melupakan jati diri sebagai manusia beradab yang menjunjung tinggi etika, sopan santun, moral yang baik, dan seterusnya.
Di tengah perkembangan zaman, siswa harus tetap tahu bagaimana sikap seharusnya seorang siswa terhadap guru, sikap anak terhadap orang tua, dan bagaimana kita saling menyayangi dan saling menghormati. Dan kemunculan alat teknologi tidak seharusnya membuat kondisi semakin panas dan membuat siswa semakin bodoh.
Jangan sampai dengan adanya AI ini, siswa menjadi malas dan tergantung kepada alat bantu untuk mengerjakan segala tugas yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, kita sebagai guru harus lebih pintar sehingga kita pun bisa mengecek apakah jawaban tugas siswa tersebut murni berdasarkan pemikirannya sendiri atau menggunakan alat bantu teknologi.
Apakah kita perlu mengadopsi AI dalam proses pembelajaran?
Dalam segala hal tentu kita harus mempertimbangkannya secara matang. Kita perlu memikirkan dampak, manfaatnya, jangan asal mengadopsi sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu. Sekiranya teknologi itu dapat mempermudah dan membantu guru maupun siswa lebih kreatif, lebih inovatif, tidak ada salahnya untuk menggunakannya.
Namun sekiranya dapat memperburuk keadaan yang mengakibatkan daya pikir guru dan siswa semakin kendor, semakin merosot, sebaiknya kita tinggalkan. Jadi kita harus dapat memilih dan memilah mana yang sesuai dengan jiwa kita dan mana yang bertentangan.
Dan yang terpenting adalah jangan sampai membuat kita bergantung kepada teknologi. Karena apabila ketergantungan ini dibiarkan, maka kita dapat kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu secara manual yang sarat dengan kreativitas.
Bagaimana keterlibatan AI dalam proses belajar?
Adanya alat teknologi tentu saja diharapkan dapat membantu tugas kita sebagai seorang guru dalam proses belajar, di antaranya untuk keperluan administrasi dan komunikasi. Misalnya kita akan memberikan pengumuman untuk siswa-siswa, kita bisa minta bantuan kepada aplikasi ChatGPT agar dibuatkan perintahnya. ChatGPT akan secara langsung membuat redaksi pengumuman tersebut secara cepat dan hasilnya pun lebih baik.
Kita juga bisa mencari ide terkait metode kita mengajar. Sebagai seorang guru tentu saja kita ingin memberikan pembelajaran yang inovatif dan komunikatif sehingga membuat siswa selalu semangat dan antusias, tidak bosan terhadap pembelajaran yang kita berikan. Dalam kasus ini, kita bisa minta bantuan ChatGPT untuk memberikan ide mengajar tersebut dan sekaligus bisa membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan sangat rinci mulai dari awal sampai akhir termasuk membuatkan materi, soal evaluasi dan referensinya.
Dengan adanya teknologi AI ini, kita dapat melakukan evaluasi secara otomatis dan mengoreksi tugas siswa secara cepat sehingga dapat membantu guru memberikan umpan balik yang lebih efektif terhadap kemajuan siswa itu sendiri.
Pengalaman saya ketika menggunakan ChatGPT
Ketika kita menggunakan ChatGPT, banyak sekali hal-hal yang tidak terduga sebelumnya. Misalnya saya bertanya sesuatu yang tidak saya pahami, dengan cepat ChatGPT ini dapat menjawab. Bahkan ketika saya meminta mengerjakan soal Matematika yang dirasa sangat sukar, saya baru saja selesai mengetik, dengan cepat ChatGPT sudah selesai menjawab serta menguraikan langkah-langkahnya sampai mendapat jawaban secara terperinci.
Dan ketika saya kroscek kembali, ternyata jawabannya benar, namun karena saya baru mengenalnya jadi saya belum begitu tahu banyak memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan oleh ChatGPT. Jadi kecerdasan buatan ini sangat responsif dan memiliki response time yang singkat dan mampu membaca pertanyaan atau perintah dalam bahasa Indonesia.
Selain itu gaya bahasanya juga sangat mudah dipahami berbeda dengan chatbot-chatbot yang lain yang terlihat kaku. Kemudian pemilihan kata dan diksi yang digunakan oleh robot kecerdasan buatan ini sangat mudah dipahami oleh manusia.
Kekurangan dan keunggulan aplikasi kecerdasan buatan
Segala sesuatu yang diciptakan di dunia ini tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana kita manusia. Walaupun ada robot ciptaan manusia yang dikatakan super cerdas, tetap saja akan ada kekurangan dan kelebihannya.
Salah satu keunggulan kecerdasan buatan ChatGPT yang pertama adalah bahasanya yang luwes karena robot ini didesain untuk mampu mengikuti gaya bahasa manusia pada umumnya. Yang kedua efisiensi waktu, karena robot ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan kita dalam waktu yang singkat. Selanjutnya mudah digunakan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Yang keempat multitasking, kecerdasan buatan ini mampu melakukan beberapa tugas dalam satu waktu, mulai dari menjawab pertanyaan, membuat teks acak, memperbaiki penulisan yang salah dan masih banyak yang lainnya. Selain itu kelebihan lainnya adalah memiliki database yang cukup besar karena ChatGPT ini telah terlatih dari jutaan teks dari internet sehingga pengetahuannya sangat luas dan dapat memberikan tanggapan yang relevan.
Selain kelebihan tersebut ada beberapa kekurangan, di antaranya adalah memiliki pemahaman terbatas. Berbeda dengan manusia yang memiliki kemampuan riset informasi valid dari berbagai sumber, chatbot ini hanya bisa memberikan respons sesuai dengan pertanyaan pengguna. Kedua belum bisa menggeser pekerja kreatif. Dan selanjutnya adalah, jawabannya tidak selalu benar karena robot ini terlatih memahami banyak hal yang bersumber dari data internet.
Maka dari itu, kemungkinan informasi yang didapat tidak akurat. Sehingga penting untuk kita melakukan verifikasi ulang terhadap semua jawaban dari chatbot ini. Selain hal tersebut, chatbot ini belum bisa membedakan antara fakta dan opini, sehingga sebagai pengguna, kita harus tetap memeriksa jawaban dan tidak menelan mentah-mentah informasi dari robot tersebut.
Saya berpesan untuk para guru untuk menggunakan kecanggihan teknologi kecerdasan buatan dengan sebaik-baiknya, memaksimalkan keberadaannya, namun jangan sampai kita lupa terhadap jati diri kita sebagai manusia yang tercipta paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Kita sebagai guru, percayalah bahwa peran ini tidak akan pernah tergantikan oleh kecerdasan buatan.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Penulis : Ai Herlina
Editor : Moh. Haris Suhud