Asesmen Diagnostik dalam Kurikulum Merdeka

- Editor

Jumat, 30 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asesmen Diagnostik dalam Kurikulum Merdeka – Asesmen diagnostik dibagi menjadi dua jenis yaitu tes diagnistik kognitif dan tes diagnostic non kognitif. Yang masiang masing tes ini berfungsi untuk membantu guru dalam merancang pembelajaan agar efektif dan tepat sasaran.

Asesmen Diagnostik adalah tes sebelum melaksanakan pembelajaran untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, pengetahuan dan keterampilan peserta didik serta untuk mengetahui apa yang menjadi kesulitan siswa sehingga dapat membantu guru dalam memberikan bantuan atau bimbingan serta perencanaan pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran dalam meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan levelnya (teaching at the right level)

Kita perlu pahami betapa pentingnya asesmen diagnostik dalam kurikulum merdeka terutama diawal pembelajaran. Dimana Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama yaitu :

  1. Mengidentiikasi masalah atau kesulitas yang dialami oleh siswa
  2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya upaya pemecahan sesuai dengan masalah atau kesulitas yang telah teridentifikasi.

Asesmen diagnostik ini terdiri dari 2 jenis, yaitu tes diagnostik kognitif dan tes diagnostik kognitif

Asesmen diagnostik Kognitif

Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (Pusmenjar, 2021).

Asesmen ini memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat, untuk mengetahui siswa yang sudah paham, siswa yang agak paham, dan siswa yang belum paham. Dengan demikian Bapak atau Ibu guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.

Tes diagnostik Kognitif bisa dilaksanakan di awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran dan semestinya dilaksanakan secara berkala setiap pergantian materi atau pergantian BAB pelajaran.

Asesmen Diagnostik Non kognitif

Asesmen diagnostik non kognitif bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas belajar di rumah dan kondisi keluarga siswa. Beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, serta kondisi wilayah, menyebabkan proses belajar dan kompetensi siswa menjadi sangat bervariasi.

Halaman selanjutnya

Tes diagnostik non kognitif…

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 1,083 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis