Tren Pendidikan makin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat di dunia pendidikan. Aktivitas pendidikan kian tidak bisa terlepaskan dari peranan perangkat teknologi.
Tidak lain dengan masyarakat dan dunia terus berkembang dan berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Diawali dengan adanya revolusi industri 4.o. Sekarang ini kita telah merasakan dampaknya yang luar biasa.
Dalam dunia pendidikan juga mendapatkan dampak. Membuat sejumlah tren pendidikan yang meningkat di lingkupnya. Karena mendapatkan dampak, maka siswa juga harus mengikutinya. Agar siswa dapat mengikuti dengan baik dampak tersebut, maka peran guru sangatlah dibutuhkan disini.
Guru harus tetap mengambil tanggung jawab atas perubahan terbaru dalam proses pembelajaran di kelas. Pemahaman guru-guru akan tren ini dapat membantu mereka untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan mengena pada siswa.
Untuk membuat guru memahaminya, diawali dengan mengenalkan apa saja tren terpenting. Berikut adalah ulasannya.
Penggunaan Teknologi yang Berlebih dalam Proses Belajar-Mengajar
Ledakan teknologi dalam dua dekade terakhir tidak lantas membuat dunia pendidikan ketinggalan. Komputer dan internet membantu siswa untuk mendapatkan informasi mengenai pembelejaran.
Selain itu, karena efek dari pandemi Covid-19 yang membuat pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Maka, banyak kelas yang diciptakan melalui komputer dan internet.
Ttren pendidikan ini memberikan sejumlah manfaat tetapi ada juga kerugian yang ditimbulkan bagi para guru dan lembaga. Dalam upaya untuk memberikan fasilitas yang bagus dan terbaik untuk para siswa agar mereka dapat berkembang.
Kerugiannya ketika menggunakan teknologi, misalnya, tidak memberikan dorongan yang maksimal untuk siswa memperlajari soft skill. Karena keterampilan tersebut dapat maksimal dalam upaya belajarnya ketika siswa berada di kelas konvensional atau tatap muka.
Para siswa dapat berkomunikasi secara langsung, berkesempatan untuk memimpin kelompok dalam skala kecil, belajar berbicara di depan umum ketika presentasi, dan kegiatan lainnya.
Platform daring juga dapat memaksa para guru untuk mengubah cara mengajar mereka. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengubah bagaimana cara untuk mendekati para siswanya. Dimana selama ini mereka sudah nyaman ketika mengajar secara langsung. Kemudian mereka lebih merasa tersampaikan pesannya.
Untungnya, dalam pandemi ini secara tidak langsung memberikan perubahan kepada guru-guru untuk memanfaatkan teknologi. Dengan membuat kelas online dan melakukan pembelajaran jarak jauh.
Banyak guru melihat dengan segera fleksibilitas yang lebih besar yang dapat mereka tawarkan dalam jadwal pembelajaran mereka. Platform dapat menawarkan kesempatan bagi siswa untuk menonton ceramah versi langsung atau rekaman nanti. Para guru dapat menghargai manfaat ini bagi siswa.
Manfaat lainnya yang dapat dirasakan oleh guru dan siswa adalah tentang waktu. Waktu yang semakin efisien dapat membuat mereka lebih produktif dan melakukan banyak pekerjaan. Guru juga dapat memantau perkembangan siswa dengan lebih mudah.
Pelatihan Soft Skill Menjadi Tren Utama di Sekolah
Menurut Future of Job, beberapa keterampilan yang paling penting di tempat kerja mencakup cara berpikir yang kritis, kemampuan memecahkan masalah, manajemen orang, dan kreativitas. Pimpinan ingin melihat para siswa yang hendak bergabung untuk memahami cara membuat keputusan yang sulit dan menunjukkan kemampuan kepemimpinan mereka.
“Dalam upaya untuk mempersiapkan siswa untuk karier masa depan mereka, sekolah harus memiliki pelatihan di tempat atau lembaga untuk membantu siswa berkembang dalam bidang-bidang tersebut.”
Namun, seperti yang sudah disebutkan di poin pertama, tren pendidikan ini terhadap pembelajaran daring merupakan tantangan besar bagi banyak guru dan sekolah. Para pendidik perlu menemukan cara untuk mengubah pola pembelajaran tatap muka ke pola pembelajaran jarak jauh. Supaya siswa dapat maksimal dalam mengembangkan soft skill.
Sekolah-sekolah yang telah menemukan cara jitu untuk mengembangkan soft skill lewat teknologi atau pembelajaran jarak jauh akan mempunyai peluang yang besar. Peluang untuk mendapatkan siswa yang lebih banyak dan dapat menjadikan nilai tambah di mata masyarakat mengenai reputasi dari sekolah tersebut.
Apalagi ketika mempunyai lulusan yang sangat layak dengan presentase yang besar. Perusahaan-perusahaan besar akan melakukan kerja sama. Sehingga sekolah akan membuat lingkaran yang bagus. Karena masyarakat akan melihat output yang dihasilkan.
Tren Siswa, Mengurangi Rentang Masa Perhatian
Seiring meningkatnya penggunaan teknologi, rentang perhatian juga berubah bagi para siswa. Sebuah studi yang dilakukan oleh Microsoft, melihat pada rentang perhatian secara keseluruhan antara tahun 2000, yang merupakan awal revolusi bergerak, dan 2015.
Mereka menemukan bahwa rentang perhatian menurun 4 detik. Penurunan ini sebagian besar karena dampak dari sifat teknologi dan stimulasi konstan.
Perubahan dalam rentang perhatian juga dapat digunakan sebagai cara yang sangat baik untuk membedakan antara generasi yang berbeda. Generasi milenial, misalnya, yang telah tumbuh dengan teknologi ini pada ujung jari mereka, memilliki karakteristik yang berbeda dari Gen X dan boomer yang datang sebelum mereka.
Yang paling utama dari tren pendidikan ini, generasi milenial akan lebih memberikan perhatian lebih lama daripada generasi sebelumnya pada konten yang menarik. Apabila kontennya tidak dirasa menarik, maka mereka akan menjadi yang pertama untuk mengabaikannya.
Para guru perlu menemukan cara untuk merancang kelas yang akan menarik perhatian siswa mereka, yang banyak di antaranya akan jatuh ke dalam generasi milenium ini. Menyesuaikan metode pengiriman serta kecepatan. Rancangan arah mereka perlu mengingat pentingnya narasi dan gambar yang kuat.
Namun, jangan lupa bahwa ketika siswa memiliki materi di depan mereka yang sangat visual dan menarik, mereka memiliki potensi yang sangat baik untuk memberikan perhatian.
Para siswa modern ini ingin ditantang, dan mereka menghargai interaksi. Bagi para guru yang belajar bagaimana terlibat dengan para siswa ini, mereka dapat menyajikan kesempatan yang bermanfaat untuk pertumbuhan kelas.
Memfasilitasi Belajar Dibandingkan Mengajar
Dengan berkembangnya teknologi, teknologi juga mengubah hubungan guru dengan siswa dan kelas mereka. Dengan kekayaan informasi di ujung jari mereka, siswa dewasa ini memiliki alat yang mereka butuhkan untuk mengungkap sejumlah besar fakta dan pengetahuan secara mandiri.
Dalam lingkungan seperti ini, banyak siswa kurang menghargai metode satu arah dari guru. Sebaliknya, para guru sekarang lebih banyak berperan dalam memfasilitasi.
Pekerjaan mereka secara perlahan telah berkembang menjadi sebuah posisi di mana mereka membantu siswa memahami bagaimana belajar, untuk mengasihi pembelajaran, dan bagaimana menemukan dan memahami informasi yang mereka temukan.
Ini dapat menghadirkan beberapa tantangan bagi guru, yang harus bekerja pada soft skill mereka sendiri kepemimpinan dan pemecahan masalah. Mereka harus belajar bagaimana mengembangkan percakapan dan menciptakan lingkungan yang menghargai kerja sama tim.
Guru yang ingin lebih fokus pada pengembangan siswa daripada sekadar menyampaikan pengetahuan akan menemukan model baru ini sangat bermanfaat.
Kecenderungan Belajar Selama Kehidupan
Setiap revolusi industri telah mengubah sifat pekerjaan dan pekerjaan secara menakjubkan. Revolusi industri 4.0 saat ini mungkin berdampak pada 50% pekerjaan yang luar biasa sebagai kemajuan teknologi yang luar biasa menyebabkan perubahan dalam cara orang melakukan pekerjaan mereka.
Para profesional yang ingin tetap bersaing di lingkungan mereka perlu terus melatih kemampuan mereka. Mereka tidak bisa berasumsi bahwa pendidikan yang mereka peroleh di paruh pertama karier profesional mereka akan menjadi yang mereka butuhkan selama sisa kehidupan kerja mereka.
Sebaliknya, memperoleh gelar harus diikuti dengan pembelajaran yang berkesinambungan. Ini membutuhkan institusi untuk menciptakan pola pikir pengembangan diri pada siswa mereka serta fakultas dan staf mereka.
Kelas harus memberikan kesempatan untuk mengajarkan keterampilan belajar diri agar siswa dapat terus belajar dan terlibat dalam bidang pilihan mereka.
Sekolah yang belajar cara menguasai keterampilan ini, bagaimanapun, memiliki kesempatan untuk tetap terhubung dengan alumni mereka sepanjang karir mereka.
Mereka dapat menawarkan kursus pembelajaran berkesinambungan yang akan membuat alumni mereka terlibat dengan perkembangan baru di tempat mereka, dan memastikan bahwa mereka terus datang kembali ke sekolah untuk dukungan dan pendidikan yang mereka butuhkan.
Pertimbangkan bagaimana tren ini dapat berdampak pada pendidikan dan apa artinya bagi institusi pembelajaran yang lebih tinggi yang bergerak maju.
Kesimpulannya adalah, sebagai guru, sekolah, dan siswa, maksimalkan era ini untuk memperdalam ilmu teknologi. Karena dalam era selanjutnya, teknologi akan terus berkembang. Apabila tidak dimaksimalkan dari sekarang, maka generasi selanjutnya akan susah untuk beradaptasi dan bertahan.
Akibat dari Pandemi: di Tahun 2022 Pendidik Harus Bagaimana?
Sejak wabah dua tahun lalu, Covid-19 telah mengganggu sistem pendidikan secara global. Dan semua orang mengetahui hal ini. Bahkan yang merasakan tidak hanya siswa dan guru, namun orang tua dan masyarakat sekitar juga merasakan pusingnya belajar di tengah pandemi.
Hal tersebut telah meningkatkan ketimpangan dan memperparah krisis pendidikan yang sudah ada sebelumnya. Dewasa ini, terlepas dari varian baru yaitu Omnicorn, sekolah tetap buka dengan menerapkan metode Hybrid Learning.
Tidak hanya di Indonesia, di sebagian besar negara juga melakukan hal tersebut. Pastinya didukung oleh program kesehatan dan keamanan serta vaksinasi.
Tetap saja, ada berbagai kendala yang dirasakan. Ketika sebelumnya siswa sepenuhnya belajar di rumah mempunyai kendala untuk kurang paham terhadap pembelajaran. Sekarang, karena kurangnya konetivitas dan perangkat yang digunakan oleh siswa di pelosok untuk mengejar ketertinggalan.
Karena di sekolah kota ketika pembelajaran daring tetap efektif memberikan materi dan siswa dapat menangkap dengan baik.
Namun, untuk memprioritaskan pendidikan sebagai kebaikan publik sangatah penting. Untuk menghindari kebodohan di generasi mendatang. Untuk menjadi sistem pendidikan yang lebih tangguh, adil dan inklusif.
Maka harus ada perubahan, memanfaatkan teknologi secara penuh dan utuh. Hal tersebut bertujuan untuk tetap memberikan pembelajaran kepada siswa di tengah kondisi krisis ini.
Kontrak Sosial Baru untuk Pendidikan
Mengubah masa depan memerlukan suatu penyeimbangan yang mendesak atau hubungan kita dengan satu sama lain, dengan alam dan juga dengan teknologi yang memengaruhi kehidupan kita, memberikan peluang terobosan sambil meningkatkan keprihatinan serius terhadap kesetaraan, keterlibatan, dan partisipasi demokratis.
Kontak sosial baru ini dilandasi dalam ditegaskan kembali pemahaman pendidikan sebagai hak asasi manusia, upaya publik, dan kebaikan bersama. Untuk mendefinisikan kembali hubungan kita satu sama lain, kontrak ini membutuhkan pedagogies solidaritas dan kerjasama yang menghargai keberagaman dan pluralisme.
Diperlukan literatur ilmiah dan digital untuk melawan penyebaran informasi yang keliru dan perpecahan yang mengganggu setiap masyarakat. Untuk mendefinisikan kembali hubungan kita dengan planet ini, belajar harus memberdayakan siswa dengan pola pikir dan bersaing untuk merawatnya melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.
Yang terpenting dalam tren pendidikan kali ini adalah para guru berada di pusat pendidikan pembaharuan. Pandemi ini tidak pernah menonjolkan peranannya yang tak tergantikan. Atau dengan kata lain, guru tidak pernah berhenti untuk memberikan pendidikan kepada siswanya.
Menyediakan guru dengan pengakuan dan dukungan profesional untuk berkolaborasi dan berinovasi akan membawa pengaruh yang kuat pada masa depan pembelajaran.
Akhirnya, menentukan kembali hubungan kita dengan teknologi dimulai dengan memastikan bahwa perangkat digital menguntungkan semua orang dan melayani semuanya, dimulai dengan yang paling termarginalkan. Transformasi digital harus didorong sekitar inklusi dan kualitas.
Ini membutuhkan gerakan luas yang mencakup pemerintahan, masyarakat sipil, pendidik, siswa dan remaja untuk menggerakkan kecerdasan kolektif kita dan membayangkan kembali masa depan kita bersama, membangun tindakan keberanian, kreativitas, perawatan dan perlawanan bahwa setiap tanaman benih harapan.
Sehingga yang perlu dilakukan di salah satu tren pendidikan ini adalah komunikasi yang baik kepada semua elemen yang dibutuhkan. Dari guru kepada siswa, guru kepada orang tua, guru kepada masyarakat, dan guru kepada lembaga lainnya seperti lembaga kesehatan dan pemerintahan.