Ditulis oleh Yulianti Pulungtana, S.Pd
Kepala SMP Negeri 5 Kupang Barat Satu Atap Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Cinta menjadi dasar untuk melakukan segala sesuatu. Tak ada alasan untuk mengatakan mencintai tanpa melakukan apapun. Lantas apa jadinya jika rasa cinta itu tak ada, belum hadir dan bersemi? Cinta dapat dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Demikian pula halnya dengan mencintai menulis untuk menulis, karena mencintai menulis adalah modal awal menulis.
Membangun dan menumbuhkan kecintaan menulis pada siswa menjadi tantangan besar bagi para guru saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain; hampir sebagian besar siswa tidak suka membaca dan menulis; menulis dirasa membosankan dibandingkan dengan menonton video Youtube ataupun bermain game online. Selain itu, ada juga siswa yang jujur mengatakan tidak tahu cara menulis yang baik dan benar.
Hal lain yang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan ini yakni tidak ada rangsangan dari pihak sekolah, di mana guru belum mampu memberi contoh yang baik dalam membiasakan diri membaca serta menulis. Sekolah pun tidak memiliki program pengembangan literasi membaca dan menulis. Budaya sekolah tidak mendukung terciptanya insan literat. Selanjutnya para siswa pun secara pribadi tidak dibiasakan mencintai menulis oleh orang tuanya di rumah. Tidak semua orang tua siswa menyukai aktivitas membaca dan menulis. Singkatnya siswa tidak berada di lingkungan pencinta menulis.
Menumbuhkembangkan kecintaan siswa untuk berliterasi dapat dilakukan dengan berbagai program sekolah yang memayunginya. Sekolah yang memiliki program-program literasi merupakan sekolah yang bermutu. Program literasi tidak perlu yang spektakuler, cukup dibuat sederhana dan mampu direalisasikan serta dapat membentuk kebiasaan dan budaya membaca dan menulis siswa. Program-program sekolah yang dirancang haruslah bersifat berkelanjutan dan fleksibel di mana program-program tersebut harus dilakukan secara rutin misalnya setiap minggu atau setiap bulan dan tidak mengganggu kegiatan kurikuler di sekolah.
The Ontario Ministry of Education (2006) yang dikutip oleh Abidin (2018) menjelaskan pembelajaran literasi dalam pendidikan di abad ke-21 sangatlah diperlukan dengan tujuan; membentuk siswa menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang kreatif, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperdalam motivasi belajar siswa, serta mengembangkan kemandirian siswa sebagai seorang pembelajar yang kreatif, inovatif, produktif sekaligus berkarakter. Dengan demikian sekolah perlu melaksanakan pembelajaran literasi yang dapat dilakukan dengan cara sederhana.
Dan berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta menulis pada siswa.
- Pembiasaan Membaca
Semua hal besar selalu diawali dengan pembiasaan. Kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan secara berulang akan membentuk kepribadian seseorang. Membiasakan diri membaca dapat menjadikan siswa sebagai pembaca yang baik. Pembiasaan ini tentu dilakukan secara teratur, terjadwal, dan dilaksanakan dalam pengawasan guru. Dengan demikian siswa mampu menjadi pembaca yang baik dan mampu menjadi penulis yang baik pula.
- Membuat Kelas Menulis
Sekolah membuat program pembimbingan dalam kelas menulis secara rutin dan terjadwal. Hasil dari kelas menulis harus terukur dan dievaluasi secara berkala. Kelas menulis dapat dilakukan secara umum bagi semua siswa, dan dapat pula dilaksanakan secara khusus bagi siswa penulis sesuai genre yang disukainya. Guru dapat membentuk kelas-kelas khusus lagi seperti kelas menulis puisi, pantun, artikel, cerita pendek, cerita rakyat, dan lain sebagainya bagi para siswa berbakat. Siswa dapat berekspresi dengan baik dalam kelas-kelas yang diadakan sekolah.
Pihak sekolah pun harus menyiapkan pembimbing yang berkompeten baik guru di dalam sekolah tersebut atau dapat mendatang pegiat literasi dari luar sekolah. Sekolah juga dapat melibatkan orang tua atau wali siswa sebagai narasumber atau pendamping proses belajar dan pengumpulan informasi bagi tulisannya, misalnya saja dalam aktivitas menulis cerita rakyat setempat.
- Menggiatkan Majalah Dinding dan Pojok Baca
Majalah dinding dapat menjadi sarana bagi siswa untuk melatih kemampuan menulisnya. Tentunya tidak terlepas dari bimbingan para guru di sekolah. Buatlah tema atau topik-topik menarik untuk majalah dinding pada periode tertentu. Berikan kesempatan pada setiap kelas untuk memajang karyanya secara bergiliran. Dengan demikian majalah dinding dapat bukan hanya menumbuhkembangkan kemampuan menulis tetapi juga minat baca para siswa.
Sekolah juga perlu menambahkan pojok baca di dalam kelas dan atau di ruang atau lorong sekolah yang dapat dijangkau oleh semua siswa. Buku bacaan yang bervariasi dapat memenuhi minat dan keingintahuan peserta didik akan hal-hal tertentu.
- Lomba Menulis
Melaksanakan lomba menulis di sekolah sangatlah diperlukan. Perlombaan dibuat sekreatif mungkin dengan tema-tema menarik seperti pada Hari Pendidikan Nasional, HUT Republik Indonesia, Hari Sumpah Pemuda, dan pada kesempatan lain yang diprogramkan oleh sekolah. Siswa juga dapat diikutkan dalam perlombaan menulis yang dilaksanakan oleh pihak luar. Kegiatan perlombaan dapat menjadi ajang pembuktian kemampuan menulis siswa.
- Publikasi Karya dan Pemberian Hadiah
Sekolah dapat mempublikasikan tulisan-tulisan terbaik siswa di berbagai media, baik cetak maupun online atau bahkan dicetak sebagai buku antologi siswa. Hal ini akan menambah rasa percaya diri serta rasa cinta siswa pada menulis. Publikasi dan pengakuan dari pihak lain memberikan motivasi untuk mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Siswa bersangkutan pun akan semakin giat menulis dan berkarya. Selanjutnya sekolah perlu memberikan apresiasi kepada siswa yang karyanya berhasil dipublikasikan.
- Duta Literasi Sekolah
Sekolah dapat melakukan pemilihan atau seleksi dan menetapkan siswa terbaik untuk menjadi duta literasi sekolah. Setiap siswa dapat mengambil bagian dalam seleksi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa yang lain untuk mencintai membaca dan menulis hingga berkarya. Siswa yang terpilih dan ditetapkan sebagai duta literasi sekolah dapat memberi contoh, mengajak, serta menularkan rasa cinta akan menulis dan berkarya yang mudah diikuti oleh temannya.
Pada akhirnya siswa akan mencintai menulis serta berekspresi dengan kata dan kalimat membangun eksistensi diri.Membaca dan menulis menjadi kebutuhan untuk mengekspresikan dirinya. Menumbuhkan rasa cinta menulis pada siswa haruslah dimulai dari hal sederhana yang dilakukan secara konsisten. Dengan demikian nyatalah bahwa cinta membuat kita mampu melakukan sesuatu yang lebih bermakna.***
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud