Pembelajaran mata pelajaran bahasa merupakan salah satu yang wajib dipelajari di sekolah, baik itu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, atau Bahasa Daerah. Di dalam pembelajaran tersebut diperlukan adanya implementasi pembelajaran berdiferensiasi untuk memaksimalkan segala potensi yang ada di dalam diri siswa.
Ketika melakukan proses pembelajaran, tingkat intelektualitas antara satu siswa dengan siswa yang lain tentu saja berbeda. Ada yang cepat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan ada pula yang lambat memahaminya. Nah, setiap tingkat intelektualitas siswa tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda dari seorang guru. Itulah salah satu perwujudan implementasi pembelajaran berdiferensiasi.
Secara sederhana pembelajaran berdiferensiasi dapat dipahami ketika seorang guru mengajarkan satu konten pelajaran untuk seluruh siswa dalam satu kelas menggunakan strategi yang berbeda. Tujuannya adalah memberikan akomodasi dan kesempatan kepada siswa yang memiliki tingkat intelektualitas yang beragam, memberikan peluang kepada siswa untuk belajar lebih nyaman sesuai dengan gaya belajar yang mereka miliki.
Di dalam diri siswa sendiri, tingkat intelektualitas siswa dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan. Berdasarkan Taksonomi Bloom, tingkat kemampuan siswa dalam berpikir digolongkan mulai dari yang paling rendah adalah kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan yang tertinggi adalah kemampuan mencipta. Berlandaskan hal tersebut, maka guru perlu memahami di mana tingkat intelektualitas siswanya.
Di sisi lain, siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang lebih dominan gaya belajarnya berbasis visual, sehingga anak tersebut akan lebih maksimal dalam proses belajarnya ketika disuguhi dengan materi-materi yang beraroma visual. Ada juga siswa yang dominan dengan gaya belajar kinestetik, di mana siswa tersebut akan lebih suka belajar ketika melibatkan gerakan. Melihat hal tersebut, maka guru harus memiliki berbagai metode pembelajaran yang akan diterapkan di dalam pembelajaran.
Itulah kenapa di dalam pembelajaran berdiferensiasi perlu memperhatikan sejumlah aspek yang dibedakan, meliputi diferensiasi isi, diferensiasi proses, diferensiasi produk, dan diferensiasi lingkungan belajar.
Diferensiasi isi berarti membuat materi pelajaran dengan pertimbangan tingkat intelektualitas siswa; diferensiasi proses di mana guru harus membuat metode belajar dengan pertimbangan gaya belajar; diferensiasi produk hasil belajar siswa perlu disesuaikan dengan gaya belajar siswa; dan diferensiasi lingkungan belajar di mana tempat belajar siswa harus dapat memberikan kenyamanan dan menumbuhkan rasa aman untuk para siswa yang memiliki karakter berbeda-beda seperti yang telah disebutkan di atas.
Pelajari materi tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam Diklat yang akan diselenggarakan oleh Diklat.co berikut. Dalam kegiatan ini akan diulas lebih detail tentang penerapan pembelajaran gaya baru yang tentunya akan sangat penting sebagai bekal guru memasuki tahun ajaran baru.
Nah, implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan untuk mata pelajaran apapun, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa yang sudah pasti diajarkan di setiap sekolah. Dan berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan oleh guru bahasa dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
1. Membentuk Kerja Kelompok
Membentuk kerja kelompok merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Di dalam pembelajaran tersebut, nantinya setiap kelompok dapat disesuaikan dengan karakter siswa dan tugas yang diberikan pun dapat dibedakan.
Membentuk kerja kelompok ini mungkin sudah sering dilakukan oleh para guru ketika melakukan pembelajaran. Hanya saja di dalam pelaksanaannya mungkin belum memasukkan unsur pembelajaran berdiferensiasi. Sehingga pada masing-masing kelompok diberikan tugas yang sama dan tidak dengan pertimbangan karakter siswa dalam pembentukan kelompok.
Pembelajaran yang dilakukan dengan kelompok ini sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Selain dapat mengajarkan kerja sama, kepemimpinan, berkoordinasi, dan lain sebagainya, kerja kelompok juga akan membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar.
Nah, di dalam kerja kelompok dalam pembelajaran berdiferensiasi ini, di dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa, guru dapat memberikan tugas sesuai dengan karakter kelompok tersebut. Misalnya untuk kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual, dapat diberikan tugas menggambar.
Kemudian jika siswa dibentuk berdasarkan tingkat intelektualitas, maka kelompok siswa yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi bisa diberikan tugas untuk meneliti sebuah teks. Contoh membedakan antara kalimat opini dan fakta, membuat slide presentasi, dan lain sebagainya. Sementara itu siswa yang memiliki tingkat intelektualitas rendah diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan teks yang baru saja dibaca.
2. Membuat Tugas Berjenjang
Memberikan tugas berjenjang juga bisa menjadi alternatif dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Hal dapat memberikan akomodasi kepada siswa-siswa yang memiliki intelektualitas berbeda.
Misalnya di dalam materi keterampilan membaca, guru bahasa dapat memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing siswa. Setelah membaca teks yang telah ditentukan, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta konsep; sementara untuk siswa yang lainnya menulis laporan.
Halaman Selanjutnya
3. Membentuk Kelompok Membaca….
Halaman : 1 2 Selanjutnya