5 Jenis Intervensi Sekolah Penggerak

- Editor

Senin, 31 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekolah penggerak merupakan wujud upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Sekolah ini berfokus pada usaha pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, adapun dilakukan dengan cara mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila diwujudkan melalui dua kompetensi pokok, yaitu kompetensi kognitif dan non kognitif.

Kompetensi kognitif meliputi kemampuan literasi dan numerasi melalui mata pelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Sedangkan kompetensi non-kognitif merupakan karakter yang disiapkan untuk terjun di masyarakat maupun dunia kerja.

Program sekolah penggerak ini merupakan program yang sifatnya berkelanjutan, dimana ditargetkan seluruh sekolah di penjuru Indonesia kelak menjadi sekolah penggerak. Sekolah ini dapat dilakukan mulai jari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan SLB.

Pada penerapan sekolah penggerak di jenjang PAUD, dibatasi hanya untuk siswa usia 5-6 tahun dikarenakan pembelajaran difokuskan pada penguatan kapasitas satuan PAUD yang didampingi oleh keluarga serta lingkungan pendidikan dengan harapan akan berimbas pada peningkatan kualitas layanan ke peserta didik berusia di bawah 5 tahun.

Sebagai bagian dari ekosistem pendidikan, sekolah penggerak diharapkan mampu menjangkai 111 Kabupaten/Kota pada tahun 2021-2022, kemudian menjadi 514 Kabupaten/Kota di tahun 2024-2025, hingga seluruh Indonesia menjadi sekolah penggerak yang mengembangkan hasil belajar siswa secara holistik.

Sebagai pengembangan hasil pembelajaran yang holistik, sekolah penggerak memilik lima intervensi dimana kelima bentuk intervensi tersebut saling terikat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Berikut merupakan 5 intervensi program sekolah penggerak :

1. Pendampingan Konsultatif dan Asimetris

Pelaksanaan program sekolah penggerak didampingi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dimana sekolah penggerak ini merupakan program kemitraan antara Kemendikbud dengan Pemerintah Daerah.

Kemendikbud akan mendampingi pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam merencanakan dan implementasi sekolah penggerak. Pendampingan tersebut dilakukan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdapat di masing-masing provinsi.

Wujud pendampingan yang diberikan oleh UPT Kemendikbud dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti fasilitasi Pemerintah Daerah dalam sosialisasi hingga konsultasi terhadap kendala yang terjadi selama pelaksanaan program Sekolah Penggerak di lapangan.

2. Penguatan SDM Sekolah

Sumber Daya Manusia (SDM) Sekolah menjadi salah satu aspek penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.

SDM sekolah tidak hanya terdiri atas Guru sebagai seorang pendidik saja, namun termasuk di dalamnya Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Penilik. Semua SDM Sekolah tersebut akan diberikan pelatihan dan pendampingan dengan pelatih yang ahli di bidangnya, dimana pelatih tersebut disediakan oleh kemdikbud.

Pelatihan dilakukan satu kali tiap tahun selama pelaksanaan program melalui pelatihan nasional bagi perwakilan guru, untuk kemudian guru yang lain akan dilatih oleh in-house training

Pelatihan kepada Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru terdiri atas dua hal yaitu pelatihan implementasi pembelajaran dengan paradigma yang baru dan juga pelatihan kepemimpinan pembelajaran.

Selain pelatihan di atas, SDM Sekolah juga mendapatkan pendampingan dalam bentuk in-house training, lokakarya tingkat Kabupaten/Kota, komunitas pelajar/praktisi, dan program coaching yang dilakukan 1-on-1 dengan kepala sekolah dan/atau bermitra dengan kepala sekolah dalam bentuk pendampingan berkelompok dengan guru.

Penguatan SDM juga diberikan dalam aspek implementasi teknologi untuk menghadapi perkembangan jaman. Penguatan implementasi teknologi dilakukan melalui literasi teknologi, platform guru (profil dan pengembangan kompetensi), platform guru (pembelajaran), platform sumber daya sekolah, dan plaftorm rapor pendidikan.

3. Pembelajaran dengan Paradigma Baru

Pembelajaran yang diterapkan dilakukan pembaruan menyesuaikan dengan paradigma baru. Prinsip pembelajaran yang diterapsi menyesuaikan dengan kebutuhan dan tahap perkembangan peserta didik dengan harapan akan mencetak generasi yang tumbuh optimal sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.

Karakter yang berusaha dikembangkan terdiri atas 5 karakter, yaitu berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, beriman kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, serta bernalar kritis.

Karakter tersebut dapat dipelajari melalui program intraklikuler dan program kokulikuler. Program intrakuliker merupakan kegiatan utama dalam bentuk pembelajaran tediferensiasi, capaian pembelajaran yang disederhanakan, siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi, serta guru yang leluasa dalam memilih perangkat ajar sesuai kebutuhan.

Sedangkan program kokurikuler yaitu kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran, yaitu dengan mengikuti pembelajaran lintas mata pelajaran, orientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum, pembelajaran interdisipliner yang dilakukan di luar kelas, dapat melibatkan masyarakat serta pengembangan muatan lokal dengan isu yang terjadi dalam tingkat nasional maupun global.

4. Perencanaan Berbasis Data

Selama pelaksanaan program sekolah penggerak ini, diperoleh data yang dibuat secara sistematis yang menjadi dasar untuk perencanaan manajemen berbasis sekolah.

Data diperoleh dari laporan-laporan yang mencerminkan gambaran kondisi dari kualitas pendidikan yang dilakukan. Kemudian kumpulan dari berbagai sumber data tersebut digunakan sebagai bahan untuk refleksi dalam perencanaan program perbaikan.

Selain dari laporan refleksi diri, dalam melakukan perencanaan program perbaikan juga didampingi oleh UPT dan/atau pelatih ahli dari kemdikbud sebagai wujud pendampingan konsultatif dan asimetris.

5. Digitalitasi Sekolah

Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi, penerapan sekolah penggerak mulai menggunakan berbagai platform digital. Hal tersebut juga digunakan untuk mengurangi kompleksitas dan menambah inspirasi untuk pengembangan yang lebih lanjut lagi.

Platform yang digunakan diantaranya terdapat platform guru yang berisi profil serta pengembangan kompetensi. Platform ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang diterapkan dalam platform tersebut merupakan pembelajaran berbasis microlearning (pembelajaran dengan cara yang lebih singkat) dan habituasi (menyesuaikan).

Selain itu juga terdapat platform guru terkait dengan pembelajaran yang merupakan alat bantu bagi guru dalam menjalankan pembelajaran menggunakan paradigma baru dan terdiferensiasi, dimana proses pembelajaran turut memperhatikan karakteristik serta perkembangan peserta didik.

Terdapat pula platform sumber daya sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas serta flesibilitas manajemen sumber daya sekolah.

Dan juga platform rapor pendidikan yang menunjukkan hasil mutu pendidikan yang akurat den bersifat otomatis. Hasil dari rapor pendidikan ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap pendidikan yang telah berlangsung sebagai bahan perencanaan pendidikan kedepannya agar lebih optimal.

Kelima jenis intervensi tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak dalam pelaksanaannya. Adapun pihak-pihak yang turut berperan dalam pelaksanaan Program Sekolah Penggerak yaitu Pemerintah Daerah, Pelatih Ahli & Pengawas, Kepala Sekolah, Komite Pembelajaran Guru, Guru, Murid, Platform Teknologi sebagai pendukung, Komite Orang Tua sebagai Pemangku Kepentingan dan Mitra (Perguruan tinggi, lembaga sosial, kepala desa, pemimpin, dan lain sebagainya).

Masing-masing pihak tersebut memiliki perannya masing-masing dalam mewujudkan sekolah penggerak dengan capaian yang diharapkan.

Melalui kolaborasi antara berbagai pihak yang berperan dengan 5 intervensi di atas merupakan wujud dari cara untuk pengembangan hasil belajar siswa secara holistik.

Penerapan kelima intervensi sekolah penggerak tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, namun merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Guna menambah pengetahuan pendidik wajib baca berbagai literasi, serta dapat mengikuti berbagai pelatihan, salah satunya pelatihan memahami kebijakan kurikulum prototipe dan latihan merancang pembelajarannya. DAFTAR SEKARANG!


More Info:
https://wa.me/6285161610200

Berita Terkait

Guru Non Sertifikasi Full Senyum, Mendikdasmen Siapkan Kado Pengadaan PPG Tahun 2025 Hingga 850ribu Guru
Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025
Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024
Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan
Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?
Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?
Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024
Jangan Salah Upload! Ini Persyaratan Administrasi untuk 4 Kategori Pelamar PPPK Guru Tahun 2024
Berita ini 142 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 11:28 WIB

Guru Non Sertifikasi Full Senyum, Mendikdasmen Siapkan Kado Pengadaan PPG Tahun 2025 Hingga 850ribu Guru

Selasa, 19 November 2024 - 10:37 WIB

Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025

Sabtu, 16 November 2024 - 10:52 WIB

Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan

Kamis, 14 November 2024 - 10:23 WIB

Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?

Rabu, 13 November 2024 - 11:51 WIB

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis