Afektif
Jenis hasil belajar afektif ini akan memberikan pengaruh terhadap kondisi emosional siswa. Sehingga siswa mampu menentukan perasaan, minat, sikap, dan kepatuhan terhadap moral.
Tingkatan hasil belajar aspek afektif ini terbagi menjadi lima tingkatan. Tingkat pertama adalah sikap menerima (receiving); tingkatan kedua adalah memberikan respon; kemudian nilai (valuing), mengatur (organization), dan karakteristik.
Sikap menerima adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan suatu kesadaran untuk menerima satu hal tertentu. Ini adalah sikap afektif paling dasar sebagai hasil pembelajaran. Peserta didik yang gagal mencapai hasil belajar ini akan cenderung suka marah dan emosional yang tidak terkontrol.
Kemudian tingkatan yang kedua adalah memberikan respon. Sudah barang pasti ketika anak belajar di sekolah akan berinteraksi dengan banyak hal, mulai dengan temannya, dengan alam, dan lingkungan sekitar. Anak yang kemudian dapat menunjukkan minatnya pada suatu hal tergolong anak yang sukses dalam mencapai hasil pembelajaran aspek afektif ini.
Nah, kemudian jika siswa dapat memberikan penilaian terhadap minat yang dipilih, memberikan penilaian terhadap kejadian tertentu yang ada di sekitarnya; memberi penilaian antara baik dan buruk, merupakan kemampuan afektif yang lebih tinggi dari tingkatan yang telah disebutkan sebelumnya.
Kemampuan mengatur, bermakna siswa dapat mengombinasikan dua nilai yang berbeda sehingga membentuk satu nilai baru yang bersifat universal adalah kemampuan afektif yang jauh lebih baik.
Psikomotorik
Jenis hasil belajar ini dapat diukur dengan cara melihat perkembangan siswa berkaitan dengan kemampuan anak didik dalam hal gerak. Hasil belajar seperti ini penting untuk dipantau ketika mendidik anak-anak di lembaga pendidikan anak usia dini.
Untuk itu, para guru yang mengajar di PAUD perlu mengetahui tingkatan hasil belajaran pada aspek psikomotorik ini.
Kemampuan gerak pada anak setidaknya dibagi menjadi enam tingkatan. Yang pertama adalah keterampilan gerak dasar yang dapat ditandai dengan kemampuan anak dalam melakukan gerakan dasar secara optimal dan efisien.
Kemudian tingkatan yang kedua adalah gerak reflek. Untuk mengukur tingkatan ini, dapat dilihat keterampilan gerak tubuh anak yang bisa memberikan gerakan spontan tanpa melalui proses berpikir.
Tingkatan yang ketiga adalah kemampuan perseptual. Ini merupakan kombinasi kemampuan kognitif dengan gerak anak.
Selanjutnya kemampuan di bidang fisik yang berarti anak didik mampu mengembangkan gerak terampil. Gerakan-gerakan terampil menjadi salah satu indikasi keberhasilan dalam belajar. Misalnya, keterampilan anak pada pergerakan yang membutuhkan belajar seperti gerakan dalam olahraga.
Dan yang terakhir ketika anak mampu melakukan keterampilan kompleks, yang menjadi tingkat tertinggi sebagai hasil belajar pada aspek psikomotorik ini. Keterampilan kompleks contohnya adalah ketika anak bisa memukul bola dengan tepat dengan melakukan pengaturan tenaga untuk menghasilkan gerakan bola yang diinginkan.
Nah, itulah jenis hasil pembelajaran beserta dengan tingkatannya yang perlu dipahami oleh para guru. Jika Anda ingin belajar lebih jauh untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru, silakan bergabung dengan kanal Telegram Guru Era Digital.
Dan jangan lupa daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)