Keenam, dalam kelas tradisional, guru yang memecahkan masalah. Namun, dalam kelas berdiferensiasi, siswa membantu siswa lain dan bekerja sama dengan guru dalam memecahkan masalah. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berkolaborasi dan belajar dari teman sebaya.
Ketujuh, dalam kelas tradisional, penilaian dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengetahui siapa yang menguasai materi. Sementara dalam kelas berdiferensiasi, penilaian dilakukan terus-menerus dan asesmen dilakukan untuk memahami bagaimana merancang pembelajaran agar lebih responsif.
Kedelapan, dalam kelas tradisional, guru yang mengatur standar penilaian untuk seluruh kelas. Sedangkan dalam kelas berdiferensiasi, siswa bekerja sama dengan guru untuk mencapai tujuan bersama.
Kesembilan, dalam kelas tradisional, asesmen dilakukan secara Sistem kelas berdiferensiasi memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan mengambil tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Guru sebagai fasilitator, membimbing dan membantu siswa dalam mencapai tujuan mereka. Dalam kelas berdiferensiasi, siswa memiliki akses ke berbagai sumber daya yang membantu mereka belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Terakhir, dalam kelas berdiferensiasi, penilaian dilakukan terus-menerus untuk memastikan bahwa siswa memahami materi dan memenuhi tujuan pembelajaran. Asesmen dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti tugas individu atau kelompok, presentasi, diskusi, atau portofolio. Guru dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
Dalam kelas berdiferensiasi, siswa didorong untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia nyata, seperti kemampuan untuk bekerja dalam tim, berkomunikasi secara efektif, dan mengelola waktu. Ini dapat dicapai melalui pembelajaran yang difokuskan pada kebutuhan, minat, dan profil belajar siswa.
Secara keseluruhan, kelas berdiferensiasi mengakui perbedaan antara siswa dan menggunakan perbedaan tersebut sebagai dasar untuk perencanaan dan pembelajaran yang lebih efektif. Siswa memiliki lebih banyak kendali atas pembelajaran mereka dan diberi akses ke berbagai sumber daya untuk membantu mereka belajar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Penilaian dilakukan terus-menerus untuk memastikan pemahaman siswa dan mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Dalam kelas berdiferensiasi, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia nyata. Demikianlah penjelasan mengenai 10 perbedaan kelas berdiferensiasi dengan kelas tradisional.
Pendidik memiliki kewajiban untuk terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki, utamanya dalam pemahaman dan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di masing-masing jenjang pendidikan. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru, salah satunya dengan mengikuti diklat ataupun webinar yang akan menunjang kemampuan guru.
Maka dari itiu, segera daftarkan diri Anda dalam Webinar nasional 4JP tentang “Pembelajaran Berdiferensiasi Di Luar Negeri dan Implemmentasinya Di Kurikulum Merdeka” melalui link pendaftaran peserta https://bit.ly/WebNasMaretBB. Keikutsertaan anda dalam diklat ini akan membuat anda memahami pembelajaran berdiferensiasi di luar negeri serta bagaimana cara mengimplementasikannya dalam Kurikulum Merdeka.
(gan/gan)
Halaman : 1 2