Tujuan dari pengimplementasian teori belajar konstruktivisme yakni sebagai berikut:
1. Dapat membantu siswa dalam memahami isi dari materi pembelajaran.
2. Dapat mengasah kemampuan siswa untuk selalu bertanya dan mencari solusi atas pertanyaannya.
3. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep secara komprehensif.
4. Dapat mendorong siswa untuk menjadi pemikir aktif.
Dalam proses pengajaran dan pendidikan teori belajar konstruktivisme dapat diadopsi sebagai pengganti pembelajaran dari buku teks yang mana siswa didorong untuk memanfaatkan kemampuan berpikir, penalaran, dan analitis mereka sehingga dapat menjadikan pembelajaran yang dapat mengaplikasikan konsep serta membangun koneksi dan informasi. Berikut merupakan 4 jenis teori belajar konstruktivisme yang dipelajari secara umum yakni:
1. Konstruktivisme trivial
Konstruktivisme trivial merupakan salah satu bentuk paradigma konstruktivisme yang paling dasar. Tipe tersebut merupakan tipe dasar dari semua teori konstruktivisme lainnya. Sehingga dalam hal ini, pengetahuan dikonstruksi oleh para siswa melalui interpretasi pengalaman pribadi berdasarkan kemampuan kognitif serta mentalnya. Untuk itu, kegiatan pembelajaran tidak hanya diinduksi dari lingkungan tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif.
2. Konstruktivisme radikal
Konstruktivisme radikal merupakan salah satu bentuk paradigma konstruktivisme yang lebih menekankan pada konstruksi pengetahuan. Tipe konstruktivisme radikal ini dapat dihubungkan dengan metodologi kerja matematik akan tetapi sulit untuk dipahami dan diterapkan.
3. Konstruktivisme sosial
Konstruktivisme sosial merupakan salah satu bentuk paradigma konstruktivisme yang mana teman sebaya dan masyarakat sangat mempengaruhi pengalaman dan proses belajar seorang individu secara signifikan. Oleh karena itu, konstruktivisme sosial juga merupakan jenis konstruktivisme yang esensial.
4. Konstruktivisme budaya
Konstruktivisme budaya merupakan salah satu bentuk paradigma konstruktivisme yang dipengaruhi oleh tradisi suatu tempat yang mana tradisi tersebut akan mempengaruhi kesempurnaan dan pendapat seseorang tentang sesuatu. Dengan mengamati latar belakang budaya seseorang maka siswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dari budaya tersebut.
Sehingga dengan demikian, untuk dapat mengakses dan memaksakan mendapatkan jawaban atas suatu masalah, siswa harus dapat menganalisa hingga kesimpulan masalah tersebut berdasarkan dari sudut pandang mereka.
Halaman Selanjutnya
Proses tersebut mengembangkan keterlibatan siswa…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya