Oleh: Harna Yulistiyarini, S.Pd., M.Pd.
Guru SMP N 1 Tayu, Pati, Jawa Tengah
Diam di satu tempat terkadang menjadikan seseorang merasakan kejenuhan. Apalagi jika setiap hari siswa harus berada di kelas. Selama enam hari dalam seminggu. Serta sekitar empat puluh minggu dalam setahun. Siswa yang hanya duduk menghadap ke depan papan tulis bisa menyebabkan mereka bosan dan pembelajaran menjadi kurang menyenangkan.
Salah satu cara mengusir kejenuhan adalah dengan melakukan variasi kegiatan pembelajaran. Kita bisa merancang pembelajaran untuk dilakukan di luar kelas. Misalnya di taman sekolah, di bawah pohon, di kantin, di perpustakaan, atau di tempat lainnya. Jika perlu kita bisa melakukan pembelajaran secara langsung di tempat yang menjadi sumber belajar di luar sekolah.
Tidak terkecuali dengan pembelajaran matematika. Pembelajaran bisa dilakukan dengan praktik langsung di luar kelas. Alokasi waktu pembelajaran matematika di kurikulum adalah sebanyak 5 Jam Pelajaran (JP) per minggu, dimana 1 JP pada jenjang SMP adalah 40 menit. Biasanya alokasi waktu ini dilalui dalam 2 pertemuan. Pertemuan ke-1 sebanyak 3 JP (120 menit) sedangkan pertemuan ke-2 sebanyak 2 JP (80 menit). Artinya pembelajaran di luar kelas sangat memungkinkan dengan waktu yang cukup leluasa untuk digunakan.
Sebagai contoh, saat materi aritmetika sosial. Siswa dibagi menjadi kelompok untuk mempelajari materi untung, rugi, diskon, bunga, dan pajak. Mereka berjalan kaki dan langsung mengunjungi toko-toko di sekitar sekolah. Ada kelompok yang wawancara dengan ibu kantin sekolah terkait untung rugi dalam berjualan.
Ada kelompok yang ke minimarket di depan sekolah untuk menerapkan konsep diskon. Ada kelompok yang menuju bank di samping sekolah untuk belajar tentang bunga bank. Serta ada kelompok yang menuju toko elektronik untuk belajar tentang pajak. Mereka mendapat kesempatan ke luar kelas selama 60 menit. Kemudian mereka melanjutkan diskusi dan presentasi hasilnya di dalam kelas selama 60 menit.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya