Metode pembelajaran aktif di kelas tentunya sangat beragam. Pendekatan pembelajaran aktif (active learning) dianggap efektif dan tepat untuk diterapkan agar siswa belajar secara aktif sehingga mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswadapat belajar untuk berpikir dan memecahkan masalah oleh mereka sendiri.
Peran ini harus dijalankan karena seorang guru tidak mampu memberikan semua pengetahuan pada siswa. Kelebihan penggunaan model active learning dalam proses pembelajaran akan bermanfaat baik bagi siswa, antara lain:
- membuat siswa aktif sejak awal;
- membantu siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar secara aktif; dan
- membuat pelajaran agar tidak mudah dilupakan.
Demonstrasi
Demonstrasi mirip dengan ceramah tetapi dalam metode demonstrasi menggunakan alat bantu visual untuk menjelaskan proses, informasi dan ide-ide. Metodeemonstrasi digunakan untuk mengilustrasikan prosedur yang efisien, merangsang minat pada topik khusus, dan memberi contoh keterampilan khusus.
Tanya-Jawab (Questions)
Question digunakan apabila guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu masalah.
Meskipun metode ini sederhana, tetapi ada beberapa tipe-tipe pertanyaan yang perlu diketahui antara lain:
1. Focusing question
Focusing question atau pertanyaan terfokus adalah pertanyaan yang hanya digunakan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa pada topik yang dipelajari.
2. Prompting questions
Yaitu pertanyaan yang menggunakan isyarat (hint) dan petunjuk (clues)sebagai alat siswa dalam mengingat jawaban atau membantu siswa menjawab pertanyaan dengan menyebutkan huruf atau kata awalnya.
Contoh: Siapa nama pengarang roman “Siti Nurbaya?” guru memancing jawaban siswa dengan mengucap huruf Mmm…. (Marah Rusli).
3. Probing questions
Yaitu pertanyaan yang digunakan untuk mencari klarifikasi dan mengarahkan siswa agar menjawab pertanyaan lebih lengkap lagi.
Resitasi (Recitation)
Resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran aktif di kelas. Dalam hal ini resitasi digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar siswa. Resitasi menggunakan pola: guru bertanya, peserta didik merespon dan guru memberi reaksi.
Gage dan Berliner mencatat bahwa secara umum resitasi digunakan dalam review, pengantar materi baru, mengecek jawaban, praktik dan mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dan ide-idenya.
Praktik dan Latihan (Practice and Drills)
Praktik dilakukan setelah materi dipelajari dan sebaiknya dilakukan di luar jam belajar atau setelah guru melakukan demonstrasi. Drill digunakan ketika peserta didik diminta mengulang informasi pada topik-topik khusus sampai peserta didik dapat menguasai topik yang diajarkan.
Praktik dan latihan yang merupakan bagian dari metode pembelajaran aktif di kelas ini melibatkan pengulangan (repetition) untuk membantu peserta didik memiliki pemahaman yang lebih baik.
Dan mudah mengingat kembali informasi yang sudah disampaikan pada saat diperlukan.
Metode diskusi secara umum menunjukkan kegiatan belajar mengajar yang tidak berpusat pada guru dan peran guru dalam pembelajaran tidak eksplisit.
Pencapaian kompetensi pada mata pelajaran teori sering menggunakan metode diskusi supaya peserta didik aktif dan memperoleh pengetahuan berdasarkan hasil temuannya sendiri.
Beberapa metode diskusi yang memberi peluang untuk menciptakan suasana aktif dan menyenangkan antara lain.
Diskusi Seluruh Kelas
Metode pembelajaran aktif di kelas lainnya adalah diskusi yang diikuti oleh seluruh kelas. Agar diskusi dapat berjalan lancar, maka guru harus memberi pertanyaan kunci yang akan didiskusikan supaya diskusi terfokus pada tujuan pembelajaran.
Diskusi tidak dapat berjalan lancar jika siswa tidak menguasai topik yang didiskusikan. Jacobsen, Eggen & Kauchak menjelaskan beberapa petunjuk agar diskusi dapat berlangsung efektif yaitu:
- mempertimbangkan tujuan diskusi yaitu jika berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis maka topik diskusi seputar konsep dan ide. Apabila fokus diskusi pada domain afektif, maka nilai-nilai dan pengalaman pribadi lebih sesuai;
- mempertimbangkan pengalaman dan pengembangan siswa. Untuk siswa yang belum berpengalaman, diskusi dapat lebih dipersingkat dan guru lebih banyak memberi pengarahan selama diskusi;
- topik diskusi dipilih seputar isu-isu pelajaran supaya materi lebih dikenal oleh siswa;
- menyediakan lingkungan kelas yang mendukung;
- menyediakan informasi baru yang akurat jika diperlukan; dan
- mereview atau merangkum opini atau fakta menjadi sesuatu yang lebih bermakna atau saling berhubungan.
Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil juga merupakan salah satu metode pembelajaran aktif di kelas. Adapun tujuan diskusi kelompok kecil adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa karena lebih banyak siswa yang dilibatkan.
Jumlah kelompok diskusi antara empat sampai lima orang. Metode diskusi digunakan untuk melatih kecakapan berpikir, kecakapan berkomunikasi, kemampuan kepemimpinan, debat, dan kompromi.
Panel dan Debat
Panel, simposium, task force dan debat melibatkan sekelompok peserta didik untuk menjadi informan tentang topik khusus, dan peserta didik menyampaikan informasi tersebut secara interaktif dalam diskusi.
Masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang unik. Panel dan debat dirancang untuk membantu memahami sejumlah titik pandang yang berhubungan dengan topik atau isu-isu.
Panel dilakukan dalam setting formal yang melibatkan empat sampai enam partisipan (panelis) dengan topik yang berbeda-beda di depan pendengar/siswa. Masing-masing partisipan membuat pernyataan terbuka.
Simposium mirip dengan diskusi panel tetapi lebih banyak melibatkan penyajian informasi formal oleh masing-masing anggota panel. Task force serupa dengan panel, tetapi topik yang dibahas telah diteliti sebelum disajikan.
Debat merupakan diskusi formal oleh dua tim pembicara yang berbeda pandangan. Panel dan debat diarahkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kelas melalui sesi tanya jawab untuk melengkapi informasi yang belum dikuasainya.
Metode debat sangat potensial untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Materi pelajaran dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, yang mengambil posisi pro dan kontra.
Dalam pembelajaran dengan metode ini peserta didik juga belajar keterampilan sosial seperti peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager) atau moderator.
1. Peran guru
Guru berperan sebagai pemonitor proses belajar. Adapun langkah-langkah debat adalah sebgaai berikut.
- Guru membagi 2 kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya kontra.
- Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas.
- Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara dan saat itu pula ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
- Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
- Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
- Guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai berdasarkan data yang tercatat di papan tulis.
2. Contoh materi
Debat sering digunakan untuk mendalami masalah sosial, politik, hukum, dan agama. Masalah yang diangkat untuk debat sebaiknya dipilih masalah yang sedang aktual.
Contoh materi pelajaran yang dapat menggunakan metode debat:
- Agama: pro dan kontra kawin siri, poligami, perceraian, menikah di usia dini, dan lain sebagainya.
- Kebijakan: pro dan kontra kebijakan omnibuslaw, uu ite, pemindahan ibu kota indonesia, dan lain sebagainya.
- Pendidikan, sekolah bertaraf internasional, zonasi, kurikulum baru, kampus merdeka, kesejahteraan guru, dan lain sebagainya.
- Sosiologi: Pro dan kontra masalah tenaga kerja, pembangunan pemukiman, bantuan rakyat miskin, kenaikan harga BBM, dan lain sebagainya.
Cara Mengaktifkan Siswa
Kebekuan di dalam kelas menjadi penghalang dalam belajar aktif. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan agar sebuah kelas tidak mengalami kebekuan, yaitu:
- Team building (pembentukan tim), yaitu membantu siswa menjadi terbiasa satu sama lain atau menciptakan suatu semangat kerjasama dan saling ketergantungan;
- On the spot assessment (penilaian secara cepat), yaitu mempelajari tentang prilaku- prilaku siswa, pengetahuan, dan pengalaman siswa; dan
- Immediate learning involvement (keterlibatan belajar seketika), yaitu menciptakan minat awal dalam pokok bahasan.
Metode pembelajaran aktif di kelas dapat dilakukan dengan mudah jika guru sudah mengetahui jenis dan bagaimana cara mengimplementasikannya di kelas.
Pencapaian hasil belajar yang baik, merupakan harapan bagi setiap guru. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. (mfs)
Segera daftarkan diri Anda dalam Pelatihan bersertifikat 32 JP “PTM Terbatas Anti Boring dengan Google Workspace For Edu” yang diselenggarakan oleh e-Guru id. Pelatihan ini mulai dilaksanakan pada tanggal 19-27 April 2022 dengan pertemuan sebanyak 5 kali. Tunggu apa lagi? Daftar sekarang juga sebelum kuota peserta habis!