Gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui sebuah pelibatan publik.
Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan sekolah dengan membudayakan aktivitas membaca, menulis, menyimak dan berbicara. GLS ternyata tidak mudah dalam pengaplikasiannya di sekolah.
Hal tersebut dikarenakan, setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengakomodasi penciptaan lingkungan sekolah yang literasi.
Strategi Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Agar lebih masif, program GLS melibatkan partisipasi publik, seperti pegiat literasi, orang tua, tokoh masyarakat, dan profesional.
Keberhasilan berliterasi di sekolah perlu diupayakan melalui kegiatankegiatan yang menumbuhkan budaya literasi. Kegiatan-kegiatan tersebut mengacu pada lima aspek strategi yang sudah ditetapkan.
1. Penguatan Kapasitas Fasilitator
- Pelatihan guru dan tenaga kependidikan dalam menerapkan literasi pada pembelajaran;
- Pelatihan guru dan tenaga kependidikan dalam pembuatan mainan edukatif berbasis literasi; dan
- Forum diskusi bagi warga sekolah untuk mengembangkan kegiatan literasi dan menigkatkan kemampuan berliterasi.
2. Penigkatan Jumlah dan Ragam Sumber Bacaan Bermutu
- Penyediaan bahan bacaan nonpelajaran yang beragam;
- Penyediaan alat peraga dan mainan edukatif yang mendukung kegiatan literasi;
- Penyediaan bahan belajar literasi dalam bentuk digital; dan
- Program menulis buku bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan.
3. Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar dan Cakupan Peserta Belajar
- Pengembangan sarana penunjang yang membentuk ekosistem kaya literasi;
- Penyediaan laboratorium yang berkaitan dengan literasi, misalnya, laboratorium bahasa, sains, finansial, dan digital;
- Penyediaan pojok baca, baik di tiap kelas maupun di tempat-tempat strategis di sekolah;
- Pengoptimalan perpustakaan sekolah;
- Penyelenggaraan open house oleh sekolah yang sudah mengembangkan literasi;
- Program pengimbasan sekolah; dan
- Pelaksanaan kampanye literasi.
4. Peningkatan Pelibatan Publik
- Pelaksanaan sesi diskusi dengan tokoh atau pegiat berbagai bidang literasi mengenai pengalaman dan pengetahuan mereka terkait dengan bidang yang mereka kuasai;
- Pelaksanaan festival atau bulan literasi yang melibatkan pakar, pegiat literasi, dan masyarakat umum; dan
- Pelibatan BUMN dan DUDI dalam pengadaan bahan bacaan dan kegiatan literasi di sekolah.
5. Penguatan Tata Kelola
- Pengalokasian waktu atau jadwal khusus untuk melakukan berbagai kegiatan literasi di sekolah;
- Pengalokasian anggaran untuk mendukung literasi di sekolah;
- Pembentukan tim literasi sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, pengawas, guru, dan wakil orang tua peserta didik dengan tugas memantau berjalannya kegiatan-kegiatan literasi di sekolah;
- Pembuatan kebijakan yang mengatur kegiatan literasi di sekolah sehingga dapat memaksimalkan keterlibatan semua warga sekolah; dan
- Penguatan peran komite sekolah untuk membangun relasi kerja sama dan komitmen dalam melaksanakan kegiatan literasi.
Halaman berikutnya
Tahapan gerakan literasi sekolah..
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya