Oleh Siti Afri Lailatin, S.Pd
Mengajar di TK AL Irsyad Al Islamiyyah Situbondo
Perjalanan saya menjadi guru TK diawali dari hal yang tidak terduga sedikit pun. Diawali dari datangnya seorang tamu ke rumah waktu itu, yang sedang mencari seorang guru taman kanak-kanak. Dia adalah salah satu teman dari kakak saya.
Sebenarnya tawaran itu bukan untuk saya tapi untuk kakak saya. Tapi berhubung kakak saya waktu itu sudah mengajar di salah satu TPQ, jadi dia memberikan tawaran itu kepada saya. Saat itu, saya baru satu tahun setelah lulus SMA.
Sebenarnya saya ingin melanjutkan kuliah tapi tidak mampu karena kendala biaya. Akhirnya saya pun membuat lamaran untuk menjadi guru di taman kanak-kanak dengan ijazah tamatan sekolah menengah atas.
Tepatnya tahun 1994 lamaran diterima. Karena sekolah tersebut memang benar-benar butuh tenaga guru tambahan, maka saya pun lolos. Ketika saya masuk, di lembaga tersebut hanya ada satu orang guru.
Di awal-awal, saya hanya melihat dan belajar bagaimana menjadi guru untuk anak-anak kecil. Sebab keilmuan saya tentang pendidikan anak usia dini dapat dikatakan nihil.
Menjalani profesi guru TK ternyata terasa sangat berat, di mana harus melayani anak-anak dengan segalatingkah polanya. Lebih-lebih ketika harus melayani mereka untuk mengantar ke kamar kecil untuk buang air besar atau kencing. Semuanya terasa aneh karena saya sendiri tidak pernah melayani anak kecil. Bahkan kadang ada yang buang air besar celana. Tapi karena sudah merupakan tanggung jawab, maka dengan terpaksa saya harus turun tangan untuk membersihkannya, walaupun sedikit mual karena tidak terbiasa.
Benar-benar berat sekali jadi guru taman kanak-kanak. Di sisi lain, honornya tidak seberapa. Saya masih ingat, bulan Oktober 1994 honor yang saya terima sebesar Rp. 5000 (lima ribu rupiah).
Selang beberapa bulan saya menjadi guru TK, sempat terbersit ingin berhenti karena saya merasa tidak mampu melayani anak-anak kecil. Sebenarnya motivasi saya menjadi guru TK ini tidak mencari gaji, saya hanya ingin mencari kegiatan dan pengalaman saja di masa saya tidak ada kegiatan ataupun kesibukan.
Beberapa bulan berada di lembaga tersebut saya sempat menangis dan curhat kepada ibu serta kakak bahwa saya ingin berhenti. Sebab saya merasa capek dan tidak mampu mengurusi anak-anak kecil yang banyak tingkah pola. Tapi ibu dan kakak saya menyemangati dan memotivasi saya agar tetap bertahan dan berkata, “Jalani dulu, yang sabar,siapa tahu nanti kamu ada rezeki di situ dan bisa jadi guru PNS.”
Dengan motivasi serta penyemangat dari orang sekitar saya, akhirnya saya tetap bertahan.
Dan perlu diketahui pada waktu itu lembaga tersebut mempunyai dua taman kanak-kanak yaitu taman kanak-kanak satu dan taman kanak-kanak dua yang pada akhirnya disatukan di satu lokasi yaitu di taman kanak-kanak dua. Karena disatukan, saya berpikir akan bisa belajar dari teman-teman yang sudah banyak pengalaman. Awalnya saya merasa minder dari mereka karena saya merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa, beda dengan mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar di TK dalam waktu yang sudah lumayan lama.
Tapi lambat laun saya mulai belajar untuk berbaur dengan guru-guru yang lain. Banyak sekali suka dan duka yang saya rasakan yang terkadang membuat saya menangis dan merasa tidak betah di lembaga tersebut. Namun ibu lagi-lagi menyemangati dan mendorong saya untuk tetap bertahan. “Jangan berhenti, Nak. Mungkin suatu saat nanti kamu bisa menjadi yang terbaik sebagai hikmah di balik perjalananmu sekarang”. Dan itulah yang membuat saya tetap bertahan untuk mengajar di lembaga tersebut.
Dan pada tahun 2002, saya mendapat kesempatan untuk sekolah program D-2 TK yang waktu itu baru diadakan pertama kali di kabupaten saya. Meskipun waktu itu saya sudah bisa mendapat gaji Rp. 100.000, tapi saya bertanya dalam hati apakah saya mampu membayar uang kuliah itu?
Berkat dorongan ibu dan motivasi dari salah satu pengawas TK yang menduduki posisi sebagai penanggung jawab dan salah satu pengelola pendidikan program kuliah D-2 TK tersebut. Saya didorong untuk terus melangkah, dan akhirnya saya dapat menjalani kuliah D-2 TK sampai lulus pada tahun 2004.
Dari situlah saya mulai belajar dan mendapatkan ilmu cara menjadi menjadi guru TK. Dan mulai tahun itu pula, aliran rezeki mulai bercucuran kepada saya. Setelah lulus D-2 TK, di kabupaten saya ada perekrutan guru bantu. Saya pun mengikuti tes tersebut dan saya termasuk 10 peserta yang lolos dari 250 peserta yang mengikuti seleksi. Dengan menjadi seorang guru bantu, akhirnya honor saya sedikit meningkat. Saya sangat bersyukur waktu itu karena faktanya banyak sekali yang ingin menjadi guru bantu tapi mereka tidak lolos.
Beberapa tahun kemudian tanpa diduga-duga, ada pengumuman bahwa akan ada perekrutan calon pegawai negeri melalui guru bantu. Dan alhamdulillah, saya juga termasuk yang lolos sebagai calon pegawai negeri sipil. Rupanya rezeki terus berpihak pada saya sampai saya menjadi seorang PNS hingga saat ini.
Dari perjalanan panjang itu, saya mulai merasa bahwa saya memang ditakdirkan untuk menjadi seorang guru taman kanak-kanak. Artinya, saya mempunyai tanggung jawab dan harus memiliki komitmen untuk mencerdaskan generasi bangsa ini. Mendidik anak usia dini memang membutuhkan kesabaran dan ekstra pelayanan penuh keikhlasan.
Sampai saat ini saya terus terus belajar, mencari informasi, bagaimana menjadi guru yang baik, guru yang dapat membimbing anak usia dini, guru yang dapat memotivasi anak-anak dan membuat mereka senang dan bahagia saat di sekolah.
Saya juga melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka sesuai bidang saya, yaitu mengambil program S-1 PAUD. Banyak hal yang saya pelajari di antaranya bagaimana cara mendidik dengan baik, bagaimana menjadikan anak-anak memiliki karakter Pancasila, bagaimana menjadi teladan yang baik untuk mereka.
Berkat kegigihan saya dalam belajar, pada tahun 2016 saya dipanggil untuk mengikuti Diklat instruktur nasional yang diselenggarakan oleh P4TK. Di sana saya banyak menimba ilmu dan berbagi pengalaman dengan guru lain melalui kegiatan PKB.
Pada tahun 2017, saya juga ditunjuk untuk mengikuti lomba guru prestasi tingkat kabupaten. Alhamdulillah,perjuangan tidak sia-sia karena akhirnya saya mendapat Juara I Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten. Saya hanya guru biasa saja yang sedang belajar melangkah dan menjadi guru berprestasi sebenarnya tidak pernah terbersit dalam benak.
Dan baru-baru ini, saya diutus menjadi guru inti di mana saya juga dapat berbagi ilmu dengan teman-teman guru TK lainnya dalam kegiatan PKP.
Kini saya menyadari bahwa menjalani profesi guru TK adalah pengalaman terbaik dalam hidup saya. Profesi ini sangat berharga karena di sana saya tahu bagaimana uniknya anak-anak kita. 28 tahun menjalani profesi ini menjadikan hidup saya terasa lebih berarti.