Sistem pembelajaran tatap muka adalah tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar-mengajar dalam dunia pendidikan. Baik pendidik dan peserta didik dapat mempraktikan proses interaksi dengan adanya kegiatan pembelajaran tatap muka. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan berbagai cara. Indonesia menjadi salah satu negara yang masih banyak menerapkan pembelajaran tatap muka. Strategi pembelajaran tatap muka yang digunakan di Indonesia adalah Strategi Ekspositori dan Strategi Diskoveri Inkuiri.
Strategi Ekspositori sendiri merupakan strategi pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu tentang definisi, prinsip, dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
Strategi Ekspositori ini menekankan pada proses bertutur atau proses penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada siswa agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Sedangkan Strategi Diskoveri Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir pada strategi ini biasanya dilakukan dengan tanya jawab antara siswa dan guru. Dalam strategi ini materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung, melainkan peserta didik mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan belajar.
Sekolah dengan sistem paket yang banyak ditemui di Indonesia ini, sebaiknya menggunakan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka.
Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka adalah ceramah interaktif presentasi, diskusi, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, dan sebagainya. Pada strategi pembelajaran tersebut, pendidik memberikan penjelasan materi pada peserta didik, yang kemudian diikuti dengan tanya jawab oleh guru dan siswa. Pada hakikatnya, strategi ekspositori ini dirancang mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Sedangkan untuk sekolah yang menerapkan sistem SKS maka sebaiknya menggunakan strategi ekspositori. Hal tersebut, karena sekolah yang menerapkan sistem SKS berorientasi pada cara pembelajaran yang diterapkan oleh perguruan tinggi, sehingga siswa mulai diajarkan agar terbiasa dengan cara belajar perguruan tinggi. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan strategi diskoveri inkuiri dengan metode yang sama pada sekolah yang menerapkan sistem paket. Karena, melihat karakteristik siswa di Indonesia, strategi ekspositori lebih digemari dibanding strategi diskoveri inkuiri.
Perkembangan Zaman
Globalisasi menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada dunia pendidikan. Para pendidik mulai mencoba variasi baru dalam mengajar dengan memanfaatkan teknologi yang ada, yakni melakukan kegiatan belajar-mengajar secara daring. Pembelajaran dengan sistem tersebut mana pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan belajar-mengajar secara virtual melalui platform yang mendukung seperti G-Meet maupun Zoom. Terlebih, keadaan Indonesia yang sedang dalam masa pandemi COVID-19 saat ini semakin memperkecil kemungkinan diadakannya pembelajaran tatap muka.
Pemanfaatan teknologi dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dalam dunia pendidikan Indonesia ternyata tidak selamanya menjadi pilihan yang baik. Setelah kegiatan pembelajaran daring dilaksanakan untuk menggantikan pembelajaran tatap muka akibat pandemi, kurang lebih 1 tahun terhitung sejak awal munculnya kasus COVID-19 pertama di Indonesia, dapat ditemui banyaknya keluhan baik dari pihak pendidik maupun peserta didik.
Pembelajaran daring tersebut menuntut setiap sekolah untuk memiliki pendidik yang tidak gagap teknologi (Gaptek), memiliki sarana dan prasarana guru/instruktur dan tempat mengajar yang modern, pertumbuhan atau perubahan dalam kegiatan pembelajaran yang belum terjadi sebelumnya, dan menuntut agar semua guru memiliki koneksi internet yang stabil untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Untuk beberapa pendidik, tentu saja tuntutan seperti ini cukup memberatkan sebab harus kembali beradaptasi pada perkembangan teknologi yang pesat.
Tuntutan dalam Dunia Pendidikan
Peserta didik juga tidak lepas dari tuntutan dalam melaksanakan pembelajaran daring tersebut. Sehingga, tidak sedikit pula peserta didik yang mengeluh karena kurang efektifnya pembelajaran secara daring ini. Beberapa peserta didik mengaku bahwa pembelajaran daring seolah menuntut mereka untuk memiliki kuota internet dan koneksi internet yang stabil untuk mengikuti kela dan harus memahami materi secara mandiri sebab penjelasan materi yang kurang maksimal saat kelas daring berlangsung.
Pembelajaran daring tersebut menyebabkan beberapa guru yang gagap teknologi (Gaptek) lebih memilih untuk memberikan tugas pada siswa dibanding memberikan penjelasan materi secara maksimal atau lebih mengarah pada strategi diskoveri inkuiri. Padahal pendidikan Indonesia saat ini belum siap untuk menerapkan strategi diskoveri inkuiri secara penuh. Sehingga, hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab kegiatan belajar-mengajar tidak berlangsung secara maksimal dan menjadi kurang efektif. Pendidik yang tidak memberikan penjelasan materi secara maksimal tersebut pun mengakibatkan pemahaman materi para peserta didik kurang.
Kesiapan Dunia Pendidikan Indonesia dalam Beradaptasi pada Perkembangan Zaman
Pembelajaran tatap muka adalah pilihan terbaik saat ini. Pasalanya, ketersediaan buku ajar utama sangat kurang pada saat pembelajaran daring dan juga perihal daftar kehadiran siswa saat pembelajaran daring cenderung banyak absennya. Pun saat ini mulai banyak siswa yang sengaja tidak mengerjakan tugas dengan alasan kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendampingan belajar.
Sehingga, dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran secara daring memang merupakan cara pembelajaran modern yang praktis dan mudah. Namun, melihat keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini, pembelajaran tatap muka tetap menjadi metode pengajaran yang paling baik. Hal ini karena, dengan pembelajaran tatap muka peserta didik dapat menangkap materi lebih cepat dan juga pendidik dapat mengamati muridnya untuk menentukan kapan harus berhenti memberikan penjelasan dan mengulang apa yang disampaikan.
Ditulis oleh: Siti Nurmala, S.Pd., MM.