Sebuah Refleksi: Hasil Pendidikan Kita Masih Jauh dari Harapan

- Editor

Rabu, 4 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh  Darmawati, S.Pd. 

Guru di SMAN Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung

 

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk peserta didik berwawasan luas dan juga berbudi pekerti luhur. Namun, realitasnya pendidikan sekarang dalam kondisi sangat memprihatinkan.

Jika kita melihat kembali peristiwa beberapa tahun terakhir, krisis moral pada peserta didik semakin menjadi-jadi. Tindak kekerasan, pergaulan bebas, pelecehan seksual, dan kenakalan remaja lainnya kerap terjadi di lingkup pendidikan. 

Salah satu peristiwa yang masih segar diingatan kita adalah tindak kekerasan yang terjadi pada Juli 2022 lalu di Tasikmalaya. Seorang siswa laki-laki di sekolah dasar mengalami perundungan maut. Dia dipaksa oleh teman-temannya berbuat tak senonoh pada seekor kucing sehingga  siswa tersebut depresi dan pada akhirnya meninggal dunia. 

Belum lagi kasus siswi SMP hamil dan melahirkan di sekolahnya yang terjadi di Karanganyar, Jawa Tengah. Selain itu masih banyak kasus-kasus lain yang menunjukkan menurunnya moral peserta didik. 

Hal ini juga terlihat pasca pandemi Covid-19 setelah pembelajaran di sekolah dihentikan dan dialihkan menjadi pembelajaran daring. Ketika itu, peserta didik tak sepenuhnya memanfaatkan pembelajaran dari rumah dengan baik. Banyak yang tidak belajar saat jam sekolah, siswa kecanduan bermain game di ponsel, dan tak sedikit siswa terlibat pergaulan bebas karena lemahnya pantauan dari orang tua. 

Perkembangan teknologi yang mestinya memberikan kemudahan dalam akses informasi dalam dunia pendidikan tak indah seperti yang dibayangkan. Tampaknya penggunaan teknologi yang salah telah membawa dampak buruk terhadap karakter peserta didik. Mereka semakin tergerus moralnya karena pengaruh tayangan-tayangan yang tidak patut dikonsumsi oleh usia mereka. Dengan adanya platform media sosial, peserta didik justru lebih senang bersosialisasi melalui internet seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan lain sebagainya. Semua itu dapat menjadikan siswa bersikap tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya. 

Lebih miris lagi apabila guru sudah mulai tak dihormati lagi, meskipun sebenarnya seorang guru tidak gila hormat. Mungkin saja mereka beranggapan bahwa semua permasalahan yang mereka hadapi bisa dicarikan solusi melalui internet sehingga peran guru mulai tergantikan. Padahal dalam belajar, bukan ilmu Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan lain sebagainya yang perlu didalami. Namun belajar tentang karakter, memiliki kepribadian yang baik, merupakan hal yang lebih penting dari itu semua. Percuma bagi seseorang memiliki kecerdasan dan memori yang hebat  jika tidak dibarengi dengan karakter atau perilaku yang baik. 

Secanggih apapun teknologi, pelajar sudah pasti masih membutuhkan peran guru sebagai pendamping peserta didik untuk menggapai masa depan yang cerah. 

Sayang sekali, pendidikan yang mestinya mampu mencetak generasi bangsa yang cerdas dan beretika pada kenyataanya masih jauh dari apa yang diharapkan. Namun demikian, kita tak boleh menyalahkan lembaga pendidikan saja karena pastinya lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah telah mengupayakan yang terbaik buat anak didiknya agar terbentuk karakter yang baik. 

Dengan persoalan-persoalan yang ada mestinya pemerintah mampu memberikan dukungan dan masukan untuk menyelamatkan pendidikan kita agar tidak semakin parah. Pemerintah mestinya harus menyaring tayangan-tayangan televisi, video Youtube yang tidak patut ditonton oleh para pelajar.  Karena usia anak sekolah merupakan usia yang masih labil, selalu mau mencoba hal yang baru dan mudah meniru tanpa memikirkan efek samping. 

Guru dan orang tua pun harus bisa menjadi partner yang baik dalam mengawasi tumbuh kembang anak agar tercipta generasi yang cerdas dan berkarakter. (*)

  

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis