Sebuah Kajian dan Solusi Menghindari Konflik Menantu vs Mertua

- Editor

Kamis, 17 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam sebuah pemberitaan media massa beberapa waktu lalu mengungkapkan terdapat seorang menantu yang sengaja membunuh mertuanya yang berusia 61 tahun dengan menggunakan racun biawak lewat makanan yang dihidangkan kepadanya. Akibatnya, si mertua meninggal termasuk 3 ekor  kucing yang ada di rumahnya. Ini terjadi di sebuah daerah di Provinsi Sumatera Selatan. Setelah diselidiki oleh pihak berwajib, dapat disimpulkan bahwa di antara sebab terjadinya kekurangharmonisan tersebut adalah karena mereka tinggal bersama mertuanya dan ia sering memarahi menantunya.    

Di media massa lainnya memberitakan ada menantu yang tega menganiaya mertuanya. Dalam berita tersebut disampaikan bahwa sang mertua sedang sakit, kemudian dijenguk oleh menantunya. Ternyata kata-kata yang diutarakan oleh mertua menyinggung perasaan menantunya. Akhirnya, menantu langsung memukul kepala mertuanya dengan botol kaca. Setelah itu, sang mertua langsung dilarikan ke puskesmas.

Dua kasus di atas kiranya cukup sebagai contoh untuk menunjukkan adanya konflik yang sering terjadi antara menantu dan mertua yang dapat berakibat kepada terjadinya penganiayaan, bahkan pembunuhan. Oleh karena itu, masalah seperti ini perlu dicarikan jalan keluarnya agar di kemudian hari tidak kembali terjadi.

Sebuah pernikahan yang sudah pasti melibatkan mertua sebenarnya memiliki maksud yang amat mulia. Di antara maqashid syariah dari pernikahan adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah.  Menikah adalah termasuk amalan yang diperintahkan oleh Allah bagi orang yang telah mampu dan menikah termasuk di antara perkara yang dicintai oleh Allah. Dan segala sesuatu yang dicintai dan diperintahkan oleh Allah termasuk dalam cakupan ibadah.

Allah berfirman: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menghamba kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Selain itu, maksud utama dari menikah adalah terwujudnya ketenangan dan kedamaian. Dengan menikah diharapkan akan terwujud ketenangan dalam keluarga yang dibentuk oleh seorang lelaki dan wanita.

Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya: “Termasuk di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenis kamu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang”. (QS. Ar-Ruum: 21).

Di samping itu, menikah juga untuk melanjutkan keturunan. Dengan menikah maka akan terlahir anak-anak yang akan melanjutkan keberlangsungan umat manusia. (Al-Usrah fi Maqooshidisy Syari’ah, Zainab Thaha, hlm. 85-116).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menikah bisa menjadi sebab terealisasinya berbagai kemaslahatan dalam kehidupan manusia, baik itu berkaitan dengan hubungan seorang hamba kepada Tuhannya maupun kemaslahatan yang berkaitan dengan hubungan horizontal kepada sesama manusia.

Konflik dalam Pernikahan

Konflik, perselisihan, pertentangan dapat terjadi di mana saja dan di antara siapa saja. Di antara konflik menantu dengan mertua. Ini tidak sedikit terjadi di tengah masyarakat.

Ada beberapa sebab yang dapat mengantarkan kepada terjadinya konflik dan kekurangharmonisan antara menantu dan mertua, di antaranya karena tinggal bersama mertua,  sikap mertua yang selalu ingin mencampuri urusan keluarga anaknya,  menantu yang kurang memiliki adab terhadap mertua, terlalu terbuka kepada mertua dengan menyampaikan segala permasalahan yang dihadapi keluarga.

Selain itu, berbeda dalam sudut pandang terhadap suatu perkara, perbedaan status ekonomi antara menantu dan mertua,  juga bisa memicu sebuah konflik antara kedua pihak tersebut.

Melihat kasus yang umum terjadi, konflik antara menantu dan mertua dapat diminimalisir dengan beberapa cara, di antaranya sebagaimana berikut ini:   

1. Keluarga baru yang baru menikah sebaiknya berusaha untuk mandiri dalam bertempat tinggal dan tidak menggantungkan kehidupan keluarga kepada mertua, meskipun rumah yang ditinggali lebih buruk daripada rumah mertuanya, atau bahkan dengan mengontrak. Kecuali apabila keadaan mertua sudah sangat butuh perawatan, maka sudah semestinya untuk memberinya perhatian lebih, meskipun harus tinggal serumah.

2. Hendaknya seorang mertua tidak perlu terlalu banyak dalam mencampuri urusan keluarga anaknya. Apabila ingin memberikan masukan, maka sifatnya adalah saran dan nasihat, bukan sebuah pemaksaan.

3. Membatasi dalam menyampaikan berita tentang masalah keluarga kepada mertua. Apabila suatu permasalahan akan mendatangkan mudharat ketika diketahui mertua, maka sudah sepantasnya untuk tidak perlu disampaikan  kepadanya.

4. Mengutamakan akhlak yang mulia yaitu seorang menantu harus bersabar menghadapi mertua jika terdapat perbedaan, begitu juga sebaliknya.

5. Hendaknya seorang menantu berbaik sangka kepada mertua, demikian juga mertua berbaik sangka kepada menantunya.

6. Mengarahkan keluarga agar menghadiri majlis-majlis ta’lim yang dapat memberikan pencerahan dalam keharmonisan keluarga.

Semoga Allah memberikan keberkahan dalam keluarga yang kita bentuk, sehingga menjadi keluarga yang penuh dengan rahmat, kasih saying, kecintaan, keharmonisan, serta dikaruniai putra-puteri yang shalih dan shalihah.

Ditulis oleh Muhtar Arifin, Lc. M. H. (Ma’had Aly Al-Furqon)

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis