SEAMEO CECCEP – The Southeast Asian Ministers of Education Organization of Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) kembali menyelenggarkaan Governing Board Meeting (GBM) ke-5 di Bandung, Selasa (11/10) kemarin. Pembahasan pada pertemuan yang dilaksanakan yaitu membahas mengenai PAUD dan pola pengasuhannya.
Pada agenda yang dilaksanakan dengan melibatkan 11 perwakilan negara anggota ini, dibahas bagaimana masa depan dari Pendidikan Anak Usia Dini meningat pada situasi yang serba digital ini.
Sebelumnya SEAMEO CECCEP merupakan lembaga yang berfokus pada riset pada tingkatan regional (yang dalam hal ini adalah Asia Tenggara) mengenai advokasi, pembangunan karakter dan kepiawaian dalam pendidikan dan parenting.
Widyaiswara (PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat lain yang berwenang) Kemendikbud Ristek melalui Sekretaris Jenderalnya yang diwakili oleh Harris Iskandar, memberikan sambutan hangat kepada seluruh perwakilan negara yang hadir.
Harris juga mengatakan bahwa perkembangan anak usia dini membutuhkan pemangku kepentingan lain yang berkualitas, seperti orang tua, guru, dan tentunya pemerintah.
“Era digital seperti sekarang ini membuat kita harus turut beradaptasi dengan meningkatkan kualitas pengasuhan anak,” ujar Harris yang juga bertindak sebagai pengamat (observer) dari Ditjen PAUD dan Dikdasmen.
Menurutnya pandemic covid-19 yang telah melanda di dunia telah mempengaruhi seluruh kesiapan sekolah dalam mengembangkan pendidikan pada jenjang PAUD. Ia mengutarakan bahwa saat ini fokus Ditjen bersama Kemendikbud sama halnya dengan 7 program priotas SEAMEO.
Program prioritas atau yang kemudian disebut dengan SEAMO Seven Priority Areas, yaitu:
- Early Childhood Care and Education
- Addressing Barriers to Inclusion
- Ensuring Resiliency in The Face of Emergencies
- Promoting Technical and Vocational Education and Training
- Revitalising Teacher Education
- Promoting Harmonisation in Higher Education and Research
- Adopting a 21st Century Curriculum
“Semua pemangku kepentingan yang berurusan langsung maupun tidak langsung perlu terus menggarap kerangka PAUD Holistik Interaktif. Hal ini agar pendidikan dapat terhindarkan dari stunting,” tambahnya.
Diakui bahwa dalam aspek ini, pendidikan memerlukan kekuatan nasional multisector sebagi budaya, gotong royong, serta kemitraan internasional.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya