Best practice adalah salah satu karya ilmiah yang bisa dibuat oleh guru untuk berbagai keperluan, baik untuk kenaikan pangkat atau untuk mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh lembaga tertentu. Apapun tujuan penggunaan best practice tersebut, pada intinya harus mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku dalam penyusunannya.
Best practice merupakan narasi yang menceritakan pengalaman guru terbaik selama menjalani profesinya. Dari pengalaman tersebut kemudian dapat dibuatkan sebuah laporan yang mengacu pada kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Itulah kenapa kegiatan best practice ini dikategorikan sebagai salah satu bentuk karya ilmiah.
Karena masuk dalam ranah ilmiah, maka laporan best practice dapat digunakan sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat. Laporan best practice jika diseminarkan atau dibuat dalam bentuk karya tulis ilmiah seperti jurnal, artikel ilmiah populer dan sejenisnya akan mendapatkan penilaian angka kredit. Hingga akhirnya dapat memenuhi angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan jenjang kepangkatan guru PNS.
Di samping untuk keperluan kenaikan pangkat, laporan atau makalah best practice juga sering dilombakan. Sehingga guru yang non-PNS pun juga bisa membuat laporan best practice untuk mengikuti lomba tersebut. Hadiah yang ditawarkan biasanya sangat menarik.
Makalah best practice baik untuk keperluan kenaikan pangkat dan untuk mengikuti lomba memiliki prinsip dasar yang sama. Pertama, karya tersebut harus terjamin orisinalitasnya. Kemudian karya tersebut juga harus mengandung unsur inovasi, memiliki tujuan untuk perbaikan mutu secara berkelanjutan.
Selebihnya, silakan simak prinsip dasar pembuatan best practice berikut ini:
APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten)
Best practice yang dibuat oleh guru harus memenuhi unsur APIK yang berarti asli, perlu, ilmiah, dan konsisten.
Ketika Anda membuat best practice, maka Anda harus menjamin keaslian karya tersebut. Anda tidak boleh mengklaim karya orang lain atau melakukan plagiasi karya orang lain dalam karya Anda sendiri.
Kemudian topik yang Anda angkat dalam penyusunan kegiatan best practice harus bersifat perlu. Artinya, topik yang Anda buat tersebut dapat digunakan sebagai instrumen perbaikan mutu baik dalam skala kecil maupun besar. Jadi ketika Anda akan menyusun sebuah best practice, harus lebih dulu menanyakan pada diri Anda sendiri apakah kegiatan yang Anda lakukan tersebut memiliki manfaat?
Dan yang tak kalah penting dalam best practice adalah penerapan kaidah ilmiah. Misalnya dalam pembuatan laporan best practice, maka Anda harus mengikuti kaidah menulis ilmiah. Maka laporan yang Anda buat tersebut harus mengandung format baku ilmiah seperti mencantumkan latar belakang, tujuan, manfaat, pembahasan, daftar pustaka dan seterusnya.
Konsisten merupakan sifat karya ilmiah. Maka dalam menyusun makalah best practice, harus memperhatikan konsistensi terhadap apa yang Anda lakukan. Misalnya, apakah kebenaran yang Anda temukan dalam best practice tersebut dapat berjalan secara konsisten atau tidak.
Kreatif dan Inovatif
Sebuah best practice yang baik harus mengandung unsur kreatif dan inovatif.
Anda bisa menyusun kegiatan best practice yang benar-benar baru yang belum pernah dilakukan oleh rekan guru lainnya sebelumnya. Itulah yang dimaksud dengan kreatif.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan inovasi. Tidak masalah jika topik yang Anda angkat memiliki kesamaan dengan karya guru lainnya. Anda bisa memasukkan nilai inovasi dalam karya Anda tersebut sehingga karya Anda tidak sama persis dengan karya yang sudah pernah dibuat sebelumnya.
Perbaikan Mutu Berkelanjutan
Yang terakhir adalah karya best practice yang Anda buat harus memiliki manfaat untuk berbaikan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Itulah prinsip-prinsip dasar yang perlu Anda ketahui dalam menyusun best practice. Jika Anda ingin belajar lebih dalam pada pembuatan best practice silakan belajar melalui buku di bawah ini: