Namun, setelah pembelajaran berlangsung tatap muka murid-muridnya mulai berkurang lantaran mereka sudah mulai sekolah dan kelelahan usai sekolah. “Lambat-laun murid mulai berkurang setelah sekolah tatap muka, mungkin karena habis pulang sekolah mereka pada capek,” imbuhnya.
Selain itu, karena jam ia mengajar les gratis berlangsung pukul 14.00 sampai 16.00 WIB bertumbukan dengan jam TPQ. Sehingga anak-anak didiknya sukar membagi waktu datang. Sehingga ia memutuskan fokus membuka les di madrasah dan di kediamannya hingga sekarang.
Ia berpandangan bahwa tantangan saat ini adalah minat belajar Bahasa Inggris di daerah desa masih rendah. Selain itu, banyak orang tua siswa yang belum menyadari pentingnya Bahasa Inggris.
“Bahasa Inggris kurang diminati, apalagi pelajaran Bahasa Inggris bagi masyarakat desa tidak dianggap terlalu penting,” ujarnya.
Kendati demikian, Ana tetap tegar dan sabar melalui jalan terjal. Ia tetaplah seorang guru yang mengabdikan diri pada masyarakat, institusi dan negara. Kiprahnya layak diapresiasi sebagai sosok yang memberi teladan bagi Desa Pagerharjo. Rekam jejaknya patut dijadikan cerita agar memantik semangat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia demi mencerdaskan kehidupan bangsa. (sgn)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Untuk update informasi terbaru mengenai guru dan pendidikan simak selengkapnya di Naikpangkat.com. Mari bergabung di Grup Telegram “NaikPangkat.Com – Portal Media Online”, cara klik link https://t.me/naikpangkatdotcom kemudian join.