Perbedaan Penilaian Otentik dengan Penilaian Tradisional

- Editor

Senin, 15 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Penilaian otentik – Pada umumnya, lumayan banyak guru yang tidak memiliki ketertarikan atau bahkan tidak ingin menggunakan penilaian berbasis kinerja—yang disebut juga dengan penilaian otentik. Dengan alasan, penilaian otentik atau penilaian berbasis kinerja ini cukup memakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran.  

Penilaian dengan cara ini memang dilakukan dan membutuhkan perencanaan yang matang dan baik. Sehingga banyak guru yang enggan melakukannya. Tentu saja, hal ini bukanlah hal yang baik dan dibenarkan. 

Karena bagaimanapun, menilai kinerja hanya dengan menggunakan tes tulis saja sangat tidak valid. Hal ini karena tes tertulis sama sekali tidak dapat mengukur apa yang akan dinilai.  Sehingga, akan sangat tidak valid jika menilai kinerja ketika kegiatannya tengah berlangsung. 

Pengertian Penilaian Otentik

Secara sederhana, kita bisa mengartikan penilaian otentik sebagai  penilaian secara langsung. Di mana, ketika melakukan penilaian, terdapat berbagai kegiatan yang jelas. Misal, melihat kemampuan peserta didik berdebat atau melakukan presentasi. 

Kemudian, bisa juga melihat kemampuan anak ketika menggunakan komputer, kemampuan praktek atas materi yang didapatkan, dan lain sebagainya. 

Dalam hal ini, Jon Mueller berpendapat, bahwa penilaian otentik ini adalah bentuk penilaian, yang mana para siswa atau peserta didik akan diminta mendemonstrasikan atau menampilkan tugasnya. Hal ini sama seperti pendapat yang diutarakan oleh Richard J. Stiggins.  

Lantas, apa perbedaannya dengan penilaian tradisional? Jadi, penilaian tradisional merupakan penilaian yang tergolong cukup memaksa. Mengapa dikatakan demikian? 

Karena penilaian tersebut menetapkan ukuran-ukuran yang memang dipaksakan. Misal, para peserta didik meski mengerjakan tes pilihan ganda, benar salah, isian, mencocokkan, atau bentuk yang lainnya sebagaimana yang biasa kita temukan di dunia pendidikan masa kini. 

Dan biasanya, para siswa akan diminta memilih 1 jawaban ataupun melengkapi sebuah informasi. Bentuk penilaian model ini bukan hanya dilakukan dalam lingkup pendidikan lokal saja, tapi juga dalam lingkup yang lebih besar. 

Kedua penilaian ini berangkat dari alasan yang berbeda dengan tujuan yang sama. Namun yang pasti, dalam melakukan penilaian apapun metode yang digunakan tetap membutuhkan persiapan yang matang. 

Tidak heran jika Anda melakukan penilaian tersebut tanpa persiapkan, asal-asalan, hasilnya pasti tidak akan maksimal. Bahkan, hasilnya sama sekali tidak dapat Anda pertanggung jawabkan. 

Dan tentu, sebagai seorang guru, akan lebih bijak jika Anda mengkombinasikan antara penilaian tradisional dengan penilaian otentik. Karena keduanya akan menghasilkan data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Lebih jauh lagi, kombinasi keduanya akan membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia. Maka, bisa kita simpulkan bahwa penilaian otentik menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh para guru. 

Demikian sekilas mengenai perbedaan penilaian otentik dengan penilaian tradisional. 

Ayo, temukan seminar atau diklat gratis yang dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melakukan penilaian dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Kriteria Sekolah Swasta yang Bisa Menerima Redistribusi Guru ASN
Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta, Ini Kriterianya! Apakah Anda Termasuk?
Telah Terbit Permendikdasmen 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN (PNS dan PPPK) Pada Satuan Pendidikan Masyarakat
Hanya Di Tanggal 21 Januari, Semua Guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK Jangan Sampai Ketinggalan!
[Breaking News] Siaran Pers BKN Kriteria Pelamar Tambahan Seleksi PPPK Guru, Ada Kesempatan Ikut Seleksi PPPK Tahap II
Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen
Guru Wajib Tahu, Poin Penting dalam PermenPANRB Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru
4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Berita ini 602 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 18:16 WIB

Kriteria Sekolah Swasta yang Bisa Menerima Redistribusi Guru ASN

Senin, 20 Januari 2025 - 17:51 WIB

Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta, Ini Kriterianya! Apakah Anda Termasuk?

Senin, 20 Januari 2025 - 12:27 WIB

Telah Terbit Permendikdasmen 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN (PNS dan PPPK) Pada Satuan Pendidikan Masyarakat

Senin, 20 Januari 2025 - 11:43 WIB

Hanya Di Tanggal 21 Januari, Semua Guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK Jangan Sampai Ketinggalan!

Rabu, 15 Januari 2025 - 12:24 WIB

[Breaking News] Siaran Pers BKN Kriteria Pelamar Tambahan Seleksi PPPK Guru, Ada Kesempatan Ikut Seleksi PPPK Tahap II

Berita Terbaru

Advertorial

HHRMA Bali: Jembatan Karier di Industri Perhotelan

Selasa, 11 Feb 2025 - 09:45 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis