Pendidikan multikultural perlu diterapkan dalam pembelajaran di dalam kelas. Hal ini untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan nasional yang berkualitas.
Tampaknya, persoalan diskriminasi memang masih terus menjadi pembahasan yang hangat di berbagai lini, termasuk dunia pendidikan. Padahal, problem tersebut sangat jauh dari semboyan Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti meskipun berbeda-beda tetap satu.
Kelihatannya, ada berbagai pihak yang memang sengaja membuat bumi pertiwi agar kehilangan jati dirinya. Masalah toleransi mulai diobrak-abrik menjadi abu-abu, saling menyalahkan, merasa paling benar sendiri dan menyalahkan orang lain, dan lain sebagainya.
Mungkin, permasalahan ini terjadi karena masih kurangnya pendidikan multikultural di dalam sistem pendidikan kita.
Kabar baiknya, pendidikan multikultural ini sudah mulai digalakkan di mana-mana di berbagai lingkungan pendidikan, khususnya di lingkungan kampus. Namun demikian, pendidikan multikultural ini sebaiknya sudah mulai dikenalkan pada tingkat pendidikan dasar.
Namun sebenarnya, apa itu pendidikan multikultural?
Pendidikan multikultural sendiri merupakan hal yang masih tergolong baru bagi banyak orang. Meskipun pada hakikatnya, sudah beberapa yang mempelajari dan memahaminya.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang di dalamnya terdapat materi untuk mengajarkan bagaimana pentingnya menghargai perbedaan. Mulai dari agama, suku, budaya, etnis, atau yang lainnya. Pendidikan multikultural menjadi jawaban atas beragamnya agama, suku, yang ada di Indonesia.
Selain mengenalkan bagaimana pentingnya menghargai aspek heterogen sebagai bangsa, pendidikan multikultural juga akan menanamkan pribadi yang memiliki toleransi tinggi. Karena sejatinya, pendidikan multikultural ini memang sangat penting diterapkan pada anak-anak. Hal ini agar mereka dapat tumbuh dengan pendidikan yang tepat dan bersikap yang benar terhadap perbedaan yang ada.
Tujuan Pendidikan Multikultural
Adapun tujuan dari pendidikan ini adalah memaksimalkan fungsi sekolah untuk menghadapi berbagai macam keberagaman yang ada di sekolah. Kemudian, melatih peserta didik supaya bisa menerapkan budaya positif. Salah satunya adalah dengan menerapkan toleransi dengan yang lainnya.
Kemudian, pendidikan multikultural ini juga akan mengasah keterampilan hidup bersosial para peserta didik ketika ada di lingkungan yang beragam, mengajarkan kepada mereka betapa pentingnya keberagaman dengan cara menghargai perbedaan yang ada, dan lain sebagainya.
Dan jika diperhatikan, yang kerap menggembar-gemborkan pendidikan multikultural adalah para aktivis yang tinggalnya di daerah terpencil, tertinggal, dan sejenisnya.
Hal itu karena, menurut pendiri pusat pendidikan multikultural Universitas Washington, James Banks, konsep dasar dari pendidikan ini adalah seluruh siswa meski mendapatkan kesempatan yang sama ketika belajar.
Dengan begitu, seharusnya tidak ada pemberlakukan sikap yang berbeda terhadap orang timur, barat, atau yang lainnya. Mulai dari sisi agama, perbedaan fisik., budaya, etnis, suku, dan lain sebagainya, tidak perlu menjadi masalah.
Misal, terdapat seorang guru yang memberikan bimbingan, perhatian, dan juga arahan kepada siswa tidak perlu menggunakan pertimbangan perbedaan tersebut. Maka, guru tersebut berkewajiban untuk memberlakukan sikap yang sama antara siswa satu dengan yang lainya, termasuk terhadap orang yang suku dan agamanya berbeda.
Membeda-bedakan perlakuan karena suku dan agama sama sekali tidak dibenarkan. Percaya atau tidak, praktik model ini masih sangat mudah kita temukan di mana-mana. Dan inilah yang seharusnya kita carikan solusinya.
Demikian pembahasan mengenai pendidikan multikultural yang mesti kita tahu. Semoga tidak ada lagi diskriminasi di antara kita, khususnya dalam lingkungan pendidikan.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!