Sebelum adanya kurikulum merdeka pembelajaran masih di pusatkan kepada mengejar target materi yang banyak sehingga untuk mencapai target materi ini guru kurang inovatif dan memiliki beban yang berat yang harus di penuhi.
Namun dengan hadirnya kurikulum merdeka di pendidikan Indonesia maka guru sudah tidak di bebani lagi oleh pengejaran target pembelajaran karena guru merdeka tetap fokus pada kompetensi yang harus di binakan kepada peserta didik.
Filosofi ini sejalan dan selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara selaku bapak pendidikan Indonesia yang saat itu memikirkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Ki Hajar dewantara memberikan kemerdekaan dalam mendidik anak sebagai hal yang fundamental. Menanamkan jiwa juang terhadap anak anak melewati pendidikan.
Sejalan dengan itu kurikulum merdeka dilaksanakan lebih terfokus kepada pendidikan yang berpusat kepada peserta didik artinya guru sebagai fasilitator agar peserta didik dapat mengembangkan lebih intensif tentang kemampuan yang mereka miliki.
Proses pembelajaran sudah tidak lagi dilaksanakan secara tradisional melainkan pembelajaran dapat dilakukan diluar kelas agar tidak berkesan membosankan.
Pembelajaran kurikulum merdekan dalam platform merdeka mengajar menekankan pada pembinaan peserta didik dalam belajar berbasis proyek pada stuktur kurikulum. Tidak hanya itu, pembelajaran merdeka belajar juga melanjutkan dan memperkuat kurikulum 2013 yang berorientasi pada holistik yang berarti menyeluruh meliputi bidang sosial, emosional dan spiritual.
Implementasi kurikulum merdeka belajar diharapkan mampu memberikan setiap sekolah mendapatkan inovasi menemukan pembelajaran yang unik dan menjadi pembeda bagi sekolah lainnya.
Dari sini akan muncul karakteristik pembelajaran TIK menjadi mata pelajaran yang wajib untuk menjawab tantangan era digitalisasi atau era 4.0 sungguh ini merupakan sistem pembelajaran yang merdeka, inovatif, berbasis digitalisasi, menarik, serta nyata.
Namun sebaik apapun kurikulum pasti terdapat kelemahan antara lain kesiapan guru dalam menghadapi perubahan kurikulum. Terdapat guru yang masih takut dalam menghadapi perubahan yang terfokus pada teknologi.
Masih banyak tenaga pendidik yang masih belum menguasai teknologi dan kemamuan serta keinginan untuk berubah meninggalkan cara mengajar yang tradisional. Tetapi terdapat beberapa sekolah yang memberikan pelatihan pendampingan teknologi kepada guru di sekolah.
Beberapa point tersebut merupakan pengganti ujian nasional menjadi asesmen kempeten minimum, kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang dilebur menjadi capaian pembelajaran (CP) yang bertujuan untuk pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP).
Terdapat beragam istilah dan kebijakan baru yang muncul seiring berjalannya dengan wacana implenetasi kurikulum merdeka yang hendak dilaksanakan serentak di semua jenjang pendidikan Indonesia padea tahun 2024 mendatang.
Halaman Selanjutnya
Pengertian Alur Tujuan Pembelajaran
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya