Menurut Driscol (2002) blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau menggabungkan berbagai teknologi berbasis web, untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kemudian menurut Harding, Kaczynski dan Wood (2005) blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Blended learning ini sangat bermanfaat bagi siswa. Metode pembelajaran ini dapat membantu siswa di antaranya untuk meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran yang mereka pelajari, membantu siswa untuk fokus lebih lama dalam studi, membantu siswa untuk mempelajari pelajaran dengan kecepatan dan daya tanggap mereka sendiri, membantu siswa dalam membangun kemampuan untuk menetapkan tujuan yang sesuai, dan mempersiapkan siswa untuk masa depan mereka dengan meningkatkan keterampilan penelitian, pembelajaran mandiri, keterlibatan diri, pengambilan keputusan, literasi komputer.
Kunci Sukses Penerapan Blended Learning
Terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran dengan metode blended learning, Jared M. Carman (2005), menyebutkan lima kunci sukses dalam mengembangkan blended learning. Adapun ke-5 kunci tersebut tersebut adalah:
a. Live Event.
Secara umum, ini merupakan kegiatan yang dipimpin oleh instruktur di mana semua peserta didik berpartisipasi pada waktu yang sama. Dalam penyelenggaraan diklat ini, live event dapat berupa kelas klasikal atau online event yang diselenggarakan pada waktu yang telah ditentukan dengan dipandu oleh instruktur. Menurut Carman (2005) banyak peserta didik mempunyai anggapan bahwa tidak ada yang bisa menggantikan kemampuan untuk memberikan keahlian seorang instruktur dengan interaksi secara langsung. Oleh karena itu live event dalam metode blended learning harus dilaksanakan secara efektif.
b. Self-Paced Learning
Konsep belajar mandiri menjadi komponen penting yang memberikan nilai tambah dalam blended learning. Untuk itu bahan belajar harus dikembangkan menjadi berbagai bahan belajar yang didesain untuk dapat digunakan dalam belajar mandiri. Bahan belajar mandiri dapat berbentuk text-based maupun multimedia-based. Bahan belajar dapat didistribusikan secara online via web, mobile device baik berbentuk audio, video, maupun e-book.
c. Collaboration
Blended learning harus didesain dengan memperhatikan kolaborasi antara peserta dan instruktur, serta peserta dengan peserta yang berasal dari tempat yang berbeda. Kolaborasi dilakukan dengan menggunakan melalui tool-tool komunikasi dalam bentuk chat room, forum diskusi, email, website/webblog, mobile phone, atau aplikasi media sosial (Whatsapp, Line, dan sebagainya). Proses kolaborasi diharapkan dapat meningkatkan interaksi sosial dari para peserta termasuk para instruktur dalam rangka pendalaman materi, pemecahan masalah, atau tugas-tugas.
d. Assessment
Dalam proses pembelajaran harus dilakukan pengukuran hasil belajar. Dalam blended learning, pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan kombinasi jenis pengukuran/penilaian baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik dalam bentuk projek, produk dan sebagainya. Kombinasi bentuk-bentuk pengukuran juga memperhatikan pengukuran yang bersifat online dan offline.
e. Performance Support Materials
Bagian yang juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan blended learning adalah sumber daya pendukung. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital dan mudah diakses baik secara online maupun offline. Jika proses pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning/Content Management System (LCMS), harus dipastikan bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya
Flipped Classroom
Salah satu bentuk pembelajaran campuran yang paling terkenal adalah Flipped Classroom. Ruang kelas terbalik adalah saat siswa terlibat dengan konten online untuk mempelajari konsep tertentu dan mempraktikkan konsep tersebut di dalam kelas. Pada dasarnya ruang kelas menjadi tempat mereka mengerjakan pekerjaan rumah dan rumah menjadi tempat mereka mempelajari konsep, sehingga muncul istilah ‘membalik’
Dalam menggunakan metode ini, tentu saja terdapat tantangan yang bisa menjadi hambatan dan mengarah kepada ketidakefektifan proses pembelajaran. Tantangannya adalah tidak mudah untuk mendesainnya.
Ada juga kemungkinan pelajar kehilangan motivasi dan bahkan mungkin tidak mempertimbangkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Namun, tantangan ini menjadi suatu motivasi agar para pengajar lebih bisa kreatif dan berpikir lebih inovatif dengan cara belajar yang menyenangkan.
Potensi penerapan pembelajaran dengan sistem blended learning sangat memungkinkan untuk dilaksanakan, ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Apapun bentuk strategi, metode maupun model pembelajaran yang diterapkan dengan baik dan tepat di dalam pendidikan akan memperluas kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas pembelajaran, pembentukan keterampilan, dan mendorong motivasi belajar.
Blended learning menjadi salah satu metode yang bisa diterapkan oleh pengajar di era digital ini, di tengah pesatnya arus informasi dan komunikasi di berbagai lapisan masyarakat. Blended learning bisa menjadi solusi dan cara yang efektif dalam melaksanakan pembelajaran di era masa kini.
Ditulis oleh Nuriah, S.Pd, Guru SDN Jogjogan 02 Cisarua Bogor