Pembelajaran PJOK di Masa Pandemi

- Editor

Rabu, 22 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Tri Setya Handaka

Guru di SMK Negeri 1 Temanggung

Pembelajaran PJOK atau Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang terdampak dengan adanya virus Covid-19, karena para siswa harus belajar dari rumah. Hal ini membuat pelaksanaan PJOK tidak berjalan seperti biasanya. 

Sebelum pandemi, semua peralatan praktik PJOK tersedia dari sekolah. Dan  sekarang, peserta didik perlu menyediakan peralatan sendiri dengan kondisi yang seadanya. Contoh pada pembelajaran bola voli, guru tidak mengharuskan siswa bermain dengan bola voli asli tetapi cukup dengan bola plastik.

Pada masa pandemi, guru harus  melaksanakan pembelajaran PJOK menyesuaikan dengan kondisi peserta didik di rumah.  Dan cabang olahraga yang dipraktikkan cenderung yang bersifat individu. Contohnya atletik lari jarak pendek, lari jarak menengah, bola voli passing bawah dan passing atas, serta kebugaran jasmani. 

Selain melaksanakan pembelajaran, olahraga individu seperti ini diyakini akan mampu meningkatkan kebugaran serta imunitas  peserta didik sehingga terhindar dari penularan Covid-19.

Walaupun pembelajaran PJOK dilaksanakan dari rumah dengan peralatan yang dimodifikasi, tentu saja semuanya dilakukan sesuai dengan sintaks pembelajaran. Misal dimulai dari pendahuluan dengan melakukan warming up, latihan inti dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, dan ada tahap pendinginan untuk mengembalikan kondisi seperti semula. 

Dengan tahapan seperti ini diharapkan pembelajaran PJOK juga bisa memberikan kontribusi terhadap kebugaran jasmani dan pencegahan penularan virus Covid-19 kepada siswa.

Seperti yang kita ketahui bahwa Covid-19 mulai muncul dan berkembang di dataran Cina, tepatnya di daerah Wuhan. Setelah itu menyebar ke seluruh negeri Cina. Adapun penyebaran Covid -19 di Indonesia terjadi sekitar pertengahan bulan Maret tahun 2020.

Setelah ditemukan kasus pertama dan kedua  di Indonesia, pemerintah menetapkan bahwa Indonesia dalam keadaan bencana dan menjadikan virus Covid-19 sebagai wabah dan pandemi. Semua warga negara asing yang mau datang ke Indonesia diharuskan karantina selama 14 hari untuk memutus  penyebaran virus tersebut. Demikian juga warga negara Indonesia yang pulang bepergian dari luar negeri juga diharuskan karantina selama 14 hari.

Penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui droplet yaitu cairan atau percikan air yang keluar dari saluran pernapasan ketika seseorang batuk maupun bersin. Selain melalui droplet, penularan Covid-19 juga bisa melalui kontak fisik seperti berjabat tangan. Ketika sedang berjabat tangan kita tidak pernah tahu ada berapa banyak kuman, virus, maupun bakteri di tangan kita. Oleh karena itu, selama pandemi kita dianjurkan untuk menghindari kontak fisik secara langsung.

Dengan adanya pandemi ini pemerintah dalam hal ini Kemdikbud mengeluarkan kebijakan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh yang kita kenal dengan istilah ‘Belajar Dari Rumah’. Kebijakan belajar dari rumah ini tentu saja membawa perubahan yang sangat signifikan untuk kalangan pendidik maupun peserta didik. 

Ketika melaksanakan pembelajaran di tengah pandemi, pendidik harus menguasai teknologi untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh. Kemudian bagi peserta didik dan pendidik, pembelajaran dari rumah ini membutuhkan jaringan internet yang memadai.

Sayangnya, tidak semua peserta didik bisa mendapatkan fasilitas internet yang memadai terlebih di daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan internet. Oleh karena itulah, pembelajaran daring seringkali mengalami kendala termasuk ketika melaksanakan pembelajaran PJOK. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru