Literasi dan numerasi – Siswa Indonesia membutuhkan penguatan literasi dan numerasi. Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa berbagai survei di tingkat nasional dan internasional terus-menerus dari tahun ke tahun, yang menunjukkan bahwa kedua bidang ini belum mencatat peningkatan yang signifikan bahkan cenderung menurun.
Kondisi ini terjadi karena proses pembelajaran pada satuan pendidikan mengabaikan literasi dan numerasi sebagai dasar untuk berpikir. Materi yang di ajarkan juga kurang relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga terkesan tidak bermakna.
Kondisi ini di perparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang memaksa siswa untuk belajar dari rumah. Ketidaksiapan guru dalam mengajar dan kurangnya sarana prasarana pendukung menyebabkan terganggunya kegiatan pembelajaran. Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa 67,11% guru bermasalah dalam menggunakan perangkat digital.
Di sisi lain, 88,7% siswa kekurangan fasilitas pendukung seperti laptop, listrik, jaringan internet dan gadget. Akibatnya, siswa tidak fokus belajar (51,1%). Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 76,7% siswa tidak suka belajar dari rumah.
Sebab, menurut 37,1% siswa merasa kurang istirahat dan lelah mengerjakan PR di semua mata pelajaran. Akhirnya dampak yang fatal terjadi: siswa mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss).
Pengertian Literasi Numerasi
Literasi bukan hanya kemampuan membaca saja, tetapi juga kemampuan menganalisis bacaan serta memahami konsep di balik tulisan. Di sisi lain numerasi merupakan kemampuan untuk menganalisis menggunakan angka.
Literasi dan numerasi adalah pengetahuan dan kemampuan untuk
- Menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar untuk memecahkan suatu masalah dalam berbagai konteks kehidupan sehari-har
- Menganalisis informasi yang di sajikan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, grafik, dll.)
- Menggunakan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Secara sederhana, numerasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk menerapkan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, di rumah, di tempat kerja dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara dan kemampuan untuk menafsirkan informasi kuantitatif yang ada di sekitar.
Kemampuan ini di tunjukkan dengan nyaman dengan angka dan kemampuan menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan hidup. Oleh karena itu, kemampuan ini juga mengacu pada penghayatan dan pemahaman informasi yang di ungkapkan secara matematis, seperti grafik, bagan, dan tabel.
Pentingnya Literasi Numerasi
Menurut Andreas Schleicher dari OECD, keterampilan numerasi yang baik adalah perlindungan terbaik terhadap pengangguran, pendapatan rendah, dan kesehatan yang buruk. Keterampilan numerasi di perlukan dalam semua aspek kehidupan, di rumah, di tempat kerja atau di masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, ketika berbelanja atau merencanakan liburan, ketika meminjam uang dari bank untuk memulai bisnis atau membangun rumah, semuanya membutuhkan numerasi. Selain itu, dalam kehidupan sosial, kita perlu memahami informasi tentang, misalnya, kesehatan dan kebersihan.
Dalam kehidupan bernegara, informasi ekonomi dan politik tidak dapat di hindari. Semua informasi ini biasanya di nyatakan dalam bentuk numerik atau grafik. Untuk membuat keputusan yang tepat, kita harus bisa memahami numerasi, suka atau tidak suka.
Keterampilan literasi pada umumnya dan literasi numerasi pada khususnya berdampak tidak hanya pada individu tetapi juga masyarakat, bangsa dan negara. Keterampilan literasi berkontribusi secara nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi dan kesejahteraan individu atau masyarakat.
Dengan memiliki populasi yang mampu menerapkan pemahaman matematika dalam konteks ekonomi, teknik, sains, sosial dan bidang lainnya, daya saing lapangan kerja dan kemakmuran ekonomi akan meningkat.
Halaman Selanjutnya
Prinsip Dasar Literasi Numerasi
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya