Oleh Noyan, S.Pd
Guru di SMPN 1 Barong Tongkok
Pembelajaran TTW (Think, Talk, Write) berbantuan lembar kerja adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pada pembelajaran ini siswa dibagi dalam kelompok kecil, secara mandiri mereka mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru dalam lembar kerja. Kemudian para siswa mengadakan diskusi tentang materi dan membahas penyelesaian lembar kerja serta menuliskan jawaban soal yang telah dikerjakan bersama secara kelompok. Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama membahas materi maupun soal yang belum dipahami oleh siswa.
Strategi pembelajaran TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin yang dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kegiatan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.
Dalam proses pembelajaran strategi pembelajaran TTW memuat tiga tahapan penting yaitu think (berpikir), talk (berbicara), dan write (menulis).
Menurut Reason dan Sanjaya (2006) berpikir (think) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembing) dan memahami (comprehending). Di dalam konteks pembelajaran dengan strategi TTW di dalam kelas, berpikir merupakan proses di mana siswa membaca teks yang diberikan guru dan membuat catatan kecil dari hasil bacaan secara individu untuk dibawa ke forum diskusi. Dalam membuat atau menulis catatan, peserta didik membedakan atau mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menterjemah ke dalam bahasanya sendiri.
Kemudian berbicara (talk), menurut Rogers (1983:17) dalam Suherman (1992:22) memberi pengertian “Komunikasi sebagai proses di mana para partisipan menciptakan dan saling berbagi informasi satu sama lain guna mencapai pengertian timbal balik”. Dalam kaitannya dengan metode TTW, berkomunikasi merupakan kegiatan siswa berkolaborasi dan berinteraksi dengan temannya untuk membahas isi catatan. Dalam berbicara, siswa diharapkan mampu menggunakan kata-kata dalam bahasa yang mudah dipahami.
Berkomunikasi sendiri dalam suatu diskusi dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Makin tinggi intensitas proses belajar yang terjadi sebagai dampak dari komunikasi, makin baik pula proses pembelajaran tersebut.
Tahap selanjutnya yaitu menulis (write) yang merupakan kegiatan komunikasi lewat tulisan. Menulis dalam pembelajaran dengan pendekatan TTW adalah proses penulisan hasil diskusi atau dialog kelompok dalam lembar kerja yang diberikan oleh guru. Aktivitas menulis ini akan membantu peserta didik dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru dapat melihat pengembangan konsep peserta didik.
Menulis dalam kelas Matematika, misalnya, dapat membantu merealisasi salah satu tujuan pembelajaran, dengan tahap aktivitasnya adalah menulis solusi terhadap masalah yang diberikan termasuk perhitungan, mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang tertinggal; yakin bahwa pekerjaannya lengkap, jelas dan mudah dibaca.
Strategi TTW ini sangat sesuai dengan salah satu ciri pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi individu yaitu belajar dengan mengalami, sehingga belajar akan lebih bermakna. Dan mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya mendengarkan guru menjelaskan.
Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Peter Shea (dalam Sumiati dan Asra, 2007:176) yang menyatakan bahwa siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang didengar dan dilihat, 70% dari apa yang dikatakan , dan 90% dari apa yang dilakukan dan dikatakan.
Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW adalah:
- Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir.
- Mendengar secara hati-hati ide siswa.
- Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tertulis.
- Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
- Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan, memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
Adapun penerapan strategi TTW, dapat dibuat prosedur sebagai berikut:
- Membagi siswa dalam kelompok kooperatif, setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Membagi bahan ajar dan memberikan informasi singkat tentang materi yang akan dibahas.
- Membagi lembar kerja kepada siswa, satu lembar kerja untuk dua orang.
- Siswa membaca teks pada lembar kerja dan membuat catatan secara individual untuk didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain.
- Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan. Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
- Siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman belajar yang diperolehnya setelah diskusi.
Pembelajaran dengan strategi Think, Talk, Write (TTW) berbantuan lembar kerja ini pernah diterapkan oleh penulis di kelas IX, SMP Negeri 1 Barong Tongkok. Terbukti bahwa pembelajaran dengan strategi TTW dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hasil ulangan harian rata-rata nilai melampaui KKM.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.