Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. Penentuan mekanisme kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah antara pendidik, yang mempertimbangkan keseluruhan proses belajar peserta didik serta pendampingan oleh pendidik dari awal tahun ajaran, sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir.
Mekanisme Kenaikan Kelas
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.
Penetapan Tidak Naik Kelas
Opsi tidak naik kelas, harus dilakukan dengan sangat hati hati, dengan tujuan untuk membantu mengembangkan kompetensi dan karakter peserta didik.
Hal ini dilakukan karena mengulang semua pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, bahkan lebih rendah.
Peserta didik tersebut membutuhkan pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, dan waktu yang lebih panjang.
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/atau terkait isu sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan tidak naik kelas.
Namun demikian, keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis peserta didik.
Contoh Pertimbangan Keputusan siswa Tidak Naik Kelas
Contoh kasus Pertama : Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran yang belum tuntas (ada tujuan- tujuan pembelajaran yang hasilnya belum memenuhi pencapaian minimum).
Pertimbangannya: Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
Halaman selanjutnya,
Halaman : 1 2 Selanjutnya