Oleh Sukemining Rahayu, S.Pd.
Guru di SDN Jambearum, Pasrujambe
Zaman sudah semakin canggih. Kecanggihan teknologi masa kini diikuti dengan berkembangnya fitur pada gadget yang sudah umum dimiliki para pelajar. Salah satu aplikasi yang saat ini sedang viral adalah TikTok.
TikTok adalah platform untuk berbagai video dan musik. Setiap video yang dibagi oleh pengguna berdurasi cukup pendek yaitu kurang lebih antara 3 detik sampai 1 menit.
Konten yang beredar di TikTok lebih banyak berisi tarian atau nyanyian yang dibuat oleh pengguna.
TikTok sendiri berasal dari negara Tiongkok. Sejak diluncurkan pada tahun 2016 lalu oleh pengusaha bernama Zhang Yiming, aplikasi tersebut kini telah sukses dikenal hampir di seluruh dunia. Ketertarikan pengguna pada platform ini karena sangat menghibur. Banyak video unik dari berbagai negara yang bisa dilihat dan ditonton dengan mudah.
Berbagai usia, ras, budaya yang berbeda-beda berlomba membuat tayangan di TikTok. Dan kini tayangan di TikTok banyak diminati oleh orang Indonesia, mulai dari kalangan orang dewasa dan anak-anak.
Tanpa disadari, tayangan pada TikTok ini telah memberikan pengaruh terkait kebiasaan dan sikap penontonnya. Jika pengaruh yang dibawa adalah kebaikan maka patut disyukuri, tapi bagaimana jika membuat sikap seseorang khususnya para pelajar menjadi lebih buruk?
Hal ini sangat memprihatinkan. Tayangan pada TikTok cepat viral, mudah dikenal, dan dihafal oleh anak-anak. Sayangnya yang mudah viral tersebut adalah konten-konten yang membawa nilai negatif sehingga keburukan tersebut layaknya jamur yang sedang tumbuh di mana-mana.
Dampak tayangan yang negatif sudah mulai terlihat pada anak-anak. Pasalnya, mereka senang melihat tayangan yang negatif, tidak mendidik, banyak adegan yang tidak layak ditiru, banyak juga kata-kata yang tidak sopan pada tayangan TikTok. Sehingga membuat anak terbiasa mendengar kata-kata negatif tersebut yang akhirnya digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ironisnya lagi, banyak anak menelan mentah kata-kata negatif pada tayangan TikTok yang dilihat. Bila tayangan tersebut dari negara lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia tentu akan lebih berbahaya.
Selain itu, pengaruh buruk TikTok mengakibatkan anak lebih suka bermain dengan aplikasi tersebut daripada menghabiskan waktu untuk belajar; anak lebih suka menyendiri dengan gadgetnya daripada bermain dengan temannya; anak kurang mengenal orang-orang di sekitarnya maupun teman sebayanya; banyak konten dewasa yang seharusnya tidak dilihat anak; dan banyak tarian eksotis dengan pakaian yang terlalu vulgar yang dapat dilihat di TikTok.
Hal ini tentu saja sangat meresahkan bagi kami para guru yang tiap hari melihat dampak negatif tersebut kepada anak didik. Yang paling parah lagi yaitu apabila anak sudah berani melawan orang tua, membantah perkataan orang tua, tidak menghiraukan nasihat orang tua karena merasa dirinya lebih mengetahui banyak hal daripada mereka.
Masalah ini harus segera dipecahkan dan diselesaikan. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut yang membahayakan generasi penerus bangsa.
Pendidikan harus mulai mengambil peran dalam menyelesaikan permasalahan yang meresahkan ini. Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan.
Kalain para pelajar, supaya dapat memilah tayangan yang sesuai dengan umur dan kebutuhan. Akan lebih baik jika menonton tayangan yang bernilai religius serta mendidik.
Jangan sering menggunakan gadget. Jika kalian juga pengguna TikTok, maka buatlah konten video yang berisikan nilai-nilai keilmuan.
Pendidikan karakter di sekolah harus diimplementasikan dengan bukti nyata agar dapat membawa perubahan perilaku. Dan biasakan melatih karakter sopan santun di setiap kesempatan.
Jika kalian tetap ingin melihat tayangan di TikTok, ambil pelajaran yang bernilai baik. Memanfaatkan TikTok untuk meningkatkan kreativitas.
Dengan solusi tersebut, saya berharap adanya perubahan bahwa kalian akan menjadi lebih baik; menjadi generasi bangsa yang tidak mudah terpengaruh oleh perubahan zaman yang diikuti dengan perubahan sikap.
Aplikasi TikTok ini memang digemari anak muda sekarang khususnya para pelajar. Adanya aplikasi yang viral ini harus diimbangi dengan pemahaman nilai-nilai karakter yang baik.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud