Model asesmen kurikulum merdeka memiliki beberapa model yang dapat pendidik implementasikan dalam proses pembelajaran, yang meliputi asesmen dignostik, asesmen formatif, dan juga asesmen sumatif. Berikut merupakan deskripsi model-model dari asesmen pada kurikulum merdeka belajar yang dapat menjadi referensi bacaan bagi pendidik.
1. Model Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik merupakan asesmen kurikulum merdeka yang secara spesifik berguna dalam rangka melakukan identifikasi terhadap kompetensi, kekuatan, dan juga kelemahan peserta didik, sehingga pendidik dapat merancang pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan juga kondisi dari peserta didik.
Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara khusus. Pada implementasinya, salah satu model asesmen kurikulum merdeka ini, bisa pendidik selenggarakan pada awal tahun ajaran, kemudian pada awal lingkup materi, pada awal pembelajaran, ataupun sebelum menyusun pembelajaran secara mandiri.
Kesempatan Bagi Anda Dapatkan Harga Spesial Lounching dar Rp. 129.000 Hanya menjadi Rp. 59.000
DIKLAT NASIONAL 40JP
“PENYUSUNAN PERANGKAT AJAR KURIKULUM MERDEKA”Daftar Melalui link : https://s.id/PerangkatAjar40
Model asesmen diagnostik terdiri dari asesmen diagnostik non kognitif yang bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologi dan sosial emosi peserta didik, gaya belajar, aktivitas peserta didik selama belajar dirumah, serta kondisi keluarga peserta didik.
Selanjutnya terdapat asesmen diagnostik kognitif yang bertujuan untuk mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan pembelajaran dikelas dengan kom petensi rata-rata peserta didik, memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan pada peserta didik yang nilainya berada pada rata-rata bawah.
Dalam penyusunannya, asesmen diagnostik memiliki beberapa teknik yang meliputi tes terlulis, wawancara, observasi, dan juga praktik. Instrumen asesmen dignostik terdiri dari instrumen soal tes tertulis, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan juga pedoman penilaian praktik.
2. Model Asesmen Formatif
Metode penilaian digunakan untuk menilai pemahaman siswa, kebutuhan belajar, dan kemajuan dalam proses pembelajaran. Penilaian formatif memantau pembelajaran siswa dan memberikan umpan balik yang teratur dan berkelanjutan. Bagi siswa, penilaian formatif bertujuan untuk membantu siswa mengidentifikasi kekuatan dan untuk pengembangan.
Bagi guru dan sekolah, penilaian formatif dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang tantangan yang dihadapi siswa selama pembelajaran berbasis proyek sehingga dukungan yang memadai dapat diberikan. Penilaian formatif dapat diberikan oleh guru, teman atau diri sendiri.
Model asesmen formatif pada kurikulum merdeka belajar berguna bagi pendidik dalam hal mengawasi pembelajaran dari peserta didik, memastikan perkembangan peserta didik, serta mengecek pemahaman peserta didik.
Selain bermanfaat bagi pendidik, model asesmen ini juga bermanfaat bagi peserta didik dalam hal melakukan evaluasi pembelajaran terhadap diri sendiri, membangun pengetahuan, melakukan identifikasi kekuatan serta kelemahan, juga dapat meningkatkan kemampuan diri.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya