Menyusun Peraturan Sekolah untuk Meminimalisir Kekerasan Pelajar

- Editor

Senin, 13 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh Eko Iskandianto Prastowo, S.Pd.

Guru SD Negeri 001 Tanjung Perepat, Kec. Biduk-Biduk, Kab. Berau, Kaltim

 

 

Akhir-akhir ini di media elektronik maupun di media sosial tengah menyorot masalah kekerasan pelajar terutama pada kasus pelajar berinisial MD yang menganiaya anak berinisial D yang juga masih usia pelajar hingga koma. Di tempat lain, pelajar SD di Sukabumi dihajar oleh siswa SMP hingga tewas. Belum lagi kasus kekerasan lainya di tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan pelajar.

Masalah ini membuat tugas guru saat ini makin berat. Selain mengajar, guru harus dapat mendidik siswa dalam bersikap keseharian, baik dari segi kedisiplinan, kepedulian, sopan santun, sikap saling menghargai, serta hal-hal positif lainnya dalam membentuk karakter pelajar. 

Mungkin peristiwa kekerasan yang dilakukan siswa membuat peran sekolah yang bertugas mendidik anak-anak mulai diragukan. Padahal sebenarnya pembentukan karakter yang baik pada seorang pelajar tidak seharusnya hanya dibebankan kepada pihak sekolah. Namun pembentukan karakter pelajar juga harus dilakukan orang tua di rumah sebagai guru pertama bagi anak. Pemberian contoh yang baik selama di rumah oleh keluarga terdekat seperti orang tua menjadi modal penting untuk membangun pondasi sikap anak atau pelajar. 

Lingkungan masyarakat tidak kalah penting dalam membangun karakter pelajar. Jika lingkungan di sekitar pelajar  terjadi tindakan yang menyimpang, hal itu akan sangat berpengaruh dalam diri pelajar yang cenderung akan meniru apa saja yang mereka lihat. Apalagi sekarang tindak kekerasan dan perilaku menyimpang mudah sekali ditemukan di media sosial sehingga menimbulkan dampak yang buruk. 

Melihat rentetan kejadian kekerasan yang sering dilakukan oleh pelajar akhir-akhir ini, sebagai guru kita perlu menerapkan aturan sekolah yang tegas. Penerapan aturan ini tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua guru saja, tetapi seluruh pihak harus bekerja sama agar pencegahan kekerasan yang dilakukan pelajar terutama di lingkungan sekolah dapat diminimalisir. 

Gagasan dalam pembuatan dan penerapan aturan di sekolah untuk mencegah kekerasan perlu adanya kesepahaman dan kesepakatan antara warga sekolah.  Dalam hal ini harus melibatkan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, orang tua atau wali murid, tokoh masyarakat, dan kalau perlu pihak kepolisian. 

Dengan adanya kesepahaman dan kesepakatan bersama akan semakin jelas dan semuanya akan paham sejauh mana aturan sekolah dapat diterapkan, sehingga tidak akan ada lagi salah persepsi dalam pemberian sanksi. Orang tua juga paham apa tugasnya dalam mendidik anaknya sehingga tidak bersikap cuek dengan perilaku anaknya. Apabila ada perubahan perilaku dapat langsung menjalin komunikasi dengan pihak sekolah, sehingga tidak ada lagi orang tua yang terkejut akan perbedaan perilaku selama di rumah dan di sekolah.

Komite sekolah dan tokoh masyarakat dapat bertindak sebagai penengah, penasihat, dan serta membantu secara langsung memberikan pengawasan dalam lingkungan masyarakat agar pelajar dapat dibimbing dan dinasihati dalam pergaulan kesehariannya melalui kegiatan keagamaan, olahraga, dan kegiatan positif lainnya. Untuk pihak kepolisian dapat memberikan sosialisasi sejauh mana perilaku pelajar yang dapat dikenakan sanksi hukum pidana. 

Jadi kuncinya adalah saling keterbukaan dan tidak berkesan menyalahkan antar pihak jika terjadi kekerasan yang dilakukan pelajar. Seluruhnya harus bekerja sama bahu membahu memberikan pengawasan yang optimal bagi pelajar dan menindak tegas bagi pelajar yang melanggar aturan, baik di sekolah dan di lingkungan masyarakat. 

Bagi rekan-rekan guru, jangan pernah bosan untuk selalu memberikan nasihat yang baik bagi siswa ketika di sekolah, serta jangan takut memberikan sanksi tegas bagi siswa yang melanggar. Karena pelajar tugasnya adalah belajar, supaya mengerti bagaimana berbuat baik, mengerti akan pentingnya meraih cita-cita, serta siap bersaing untuk masa depan. Sebab, masa depan bangsa ini akan dilanjutkan oleh pelajar yang sedang berjuang untuk menggapai kesuksesan. Bukan oleh pelajar yang suka melakukan tindakan kekerasan.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 132 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru