Upaya menumbuhkan sifat cinta lingkungan perlu dilakukan, karena kerusakan lingkungan dan perubahan iklim terus terjadi. Pada 9 Agustus 2021 lalu Sekjen PBB Antonio Guterres bahkan memperingatkan seluruh dunia termasuk Indonesia dengan kode merah. Bahwa tanpa perubahan kebiasaan dan tanpa pengurangan emisi karbon dioksida, 20 tahun kedepan pemanasan global beresiko tidak dapat dikendalikan.
Dalam pencegahan risiko tersebut, tentu perlu dilakukan berbagai hal termasuk menanamkan konsep cinta lingkungan ke dalam pendidikan sebagaimana yang termuat dalam Education for Sustainable Development (ESD).
Upaya menanamkan konsep cinta lingkungan ke dalam pendidikan, memungkinkan terciptanya kesadaran, sikap, dan nilai-nilai siswa yang lebih mengarah pada kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Diantara cara menumbuhkan sifat cinta lingkungan di sekolah yaitu pertama dengan menambahkan dalam mata pelajaran di sekolah. Penambahan ini dapat berupa materi pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan bahaya dari kerusakan lingkungan. Penambahan konsep ini, merupakan cara untuk memberikan kepahaman dan tuntunan bagi siswa tentang bagaimana menginternalisasikan konsep tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran aktif yang memungkinkan siswa untuk mempraktikan langsung. Sehingga proses pemahaman konsep cinta terhadap lingkungan melalui mata pelajaran akan berjalan dengan efektif.
Kedua, menumbuhkan konsep cinta terhadap lingkungan bisa melalui penerapan budaya sekolah. Budaya sekolah merupakan cerminan dari sekolah yang menunjukkan bagaimana suasana lingkungan sekolah itu sendiri. Perwujudan konsep ini dalam budaya sekolah dapat berupa perancangan program-program atau kegiatan, fasilitas sekolah, serta penerapan peraturan yang mendukung kelestarian lingkungan.
Program yang mendukung kelestarian lingkungan dapat berupa penerapan zero waste dan eco school di lingkungan sekolah. Zero waste adalah program pengurangan sampah yang dapat dimulai dengan pengurangan penggunaan plastik di kantin-kantin sekolah, penganjuran kepada siswa membawa botol minum, serta pendaurulangan sampah yang di hasilkan di lingkungan sekolah.
Sedangkan program eco school dapat diterapkan dengan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti mengurangi penggunaan listrik yang tidak perlu di lingkungan sekolah.
Melalui budaya sekolah yang mendukung kelestarian lingkungan tersebut, maka perlahan siswa akan terbantu untuk terbiasa berperilaku sesuai dengan karakter yang diharapkan. Dimulai dari hal-hal kecil tersebut, diharapkan siswa akan memiliki sifat cinta lingkungan yang terbawa hingga dewasa kelak.
Ketiga, dengan mengembangkan kesehatan lingkungan sekolah. Memperhatikan kesehatan lingkungan, berarti juga menjaga kelestarian lingkungan. Upaya mengembangkan kesehatan lingkungan sekolah diantaranya adalah dengan menjadikan sekolah sebagai kawasan bebas rokok, pengurangan penggunaan bungkus sterofom pada kantin, pengelolaan sampah dengan pemilahan sesuai jenisnya, dan lain sebagainya.
Demikian beberapa upaya dalam menumbuhkan sifat cinta lingkungan bagi siswa di sekolah. Siswa perlu untuk memiliki sifat cinta lingkungan demi menjaga keberlangsungan hidup di masa depan. Dan agar kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab juga dapat teratasi. Sebuah perubahan besar tentu dimulai dari perubahan-perubahan kecil di sekitar.
Menjelaskan konsep cinta lingkungan akan lebih mudah melaui media pembelajaran animasi. Yuk ikuti “Pelatihan Membuat Video Pembelajan Animasi Menggunakan Power Point”. Klik LINK INI untuk mendaftar.
Penulis : Agriantika Fallent