Menumbuhkan Minat Belajar IPA pada Siswa Generasi Z dengan Game Edukasi

- Editor

Senin, 6 Februari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Budi Wardoyo, SP.MM

Guru SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang

 

 

Dalam pembelajaran IPA, siswa tidak cukup hanya mengetahui informasi yang ada di buku, siswa juga harus terlibat dalam berbagai kegiatan yang memberikan siswa pengalaman langsung dari informasi tersebut.

Namun, masalah umum dalam pembelajaran sains adalah jarang dipraktikkan di sekolah. Dan model pembelajaran yang masih banyak digunakan adalah model pembelajaran tradisional, sehingga siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran IPA.

Mata pelajaran sains yang berkaitan dengan pembelajaran saintifik (IPA) dapat menjadi bagian dari kehidupan siswa sehari-hari jika guru atau orang tua mengenalkannya tidak hanya melalui buku pelajaran tetapi juga melalui permainan sejak dini. 

Menyajikan sains sebenarnya bukan tentang menggunakan rumus dan aritmatika. Sebaliknya, doronglah anak untuk melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan minatnya pada pelajaran sains, seperti Kimia, Fisika, dan Biologi.

Penyajian materi dengan cara yang baru dan menyenangkan dapat mempengaruhi hasil belajar mengajar di kelas. Sehingga diharapkan, berkat suasana kelas yang menyenangkan, siswa menikmati pelajaran mereka tanpa merasa tertekan. 

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis permainan edukatif yaitu Proprofs Brain Games. Proprofs Brain Game merupakan aplikasi online yang menawarkan berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Aplikasi ini memungkinkan guru untuk menawarkan permainan edukatif seperti menyajikan kuis, permainan mencari kata, teka-teki silang, membangun kata, teka-teki, algojo dan lainnya.

Proprofs Brain Games dapat digunakan untuk mengukur pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Selain itu, Proprofs Brain Games dapat memberikan kesan yang berbeda kepada siswa, karena soal yang disajikan tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam bentuk permainan yang menarik dan tidak membosankan. 

Game edukasi ini bisa dihadirkan sebagai pembuka di awal pembelajaran, bisa disajikan di tengah pembelajaran, bisa juga diberikan di akhir pembelajaran. Sebagai contoh, permainan pencarian kata yang terdapat dalam  Proprofs Brain Games dapat dihadirkan pada awal pembelajaran sebagai pemantik semangat belajar (apersepsi). 

Adapun langkah-langkah membuat Game Pencarian Kata (Word Search) dengan ProProfs Brain Games adalah sebagai berikut:

  1. Buka halaman https://www.proprofs.com/games/
  2. Buka halaman login dan masuk dengan akun yang telah dibuat. Jika Anda belum memiliki akun lakukan registrasi terlebih dahulu. 
  3. Setelah login, klik Create Games dan pilih ‘Word Search Game’
  4. Setelah itu, Anda bisa membuat Game Pencarian Kata sendiri dengan melengkapi beberapa bagian seperti nama permainan, memberi penjelasan singkat tentang permainan edukatif yang dibuat, membuat kata-kata dengan kunci jawaban tanpa spasi. Dan Anda bisa menambahkan beberapa kolom kata sesuai dengan keinginan. 
  5. Setelah membuat game, klik Simpan. 

Anda dapat memainkan game yang Anda buat ini dengan membagikan tautan game kepada siswa.

Penggunaan media pembelajaran Proprofs Brain Games ini diharapkan dapat menggugah ketertarikan dan menumbuhkan minat belajar IPA pada siswa Generasi Z.  Selain digunakan sebagai alat ukur pemahaman materi pembelajaran,  ProProfs Brain Games juga dapat memberikan kesan yang berbeda bagi peserta didik Generasi Z pada saat mengerjakan. Sebab, yang disuguhkan bukan hanya soal berbentuk teks tetapi bisa dalam bentuk games yang unik dan variatif.  

Para siswa Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2012. Gen Z merupakan generasi yang lahir setelah generasi Milenia yang artinya generasi ini merupakan generasi peralihan dari generasi Milenial yang teknologinya terus berkembang. 

Generasi Z juga disebut sebagai iGeneration, generasi online, atau generasi internet. Sebenarnya Generasi Z ini memiliki kesamaan dengan generasi Milenial tetapi mereka lebih mampu menerapkan semua fungsi digital pada saat yang bersamaan seperti berselancar di internet menggunakan komputer sambil mendengarkan musik dengan headphone. 

Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Generasi Z cenderung lebih terkait dengan dunia maya. Pasalnya, mereka sudah akrab dengan teknologi sejak kecil dan akrab dengan perangkat kompleks yang secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian mereka.

Sebagai generasi yang lahir di era digital, koneksi internet sudah menjadi kebutuhan Gen Z. Jika sekitar satu dekade lalu Warnet merupakan koneksi internet utama bagi para pelajar, tahun ini Warnet telah tergantikan dan nyaris punah. 

Berdasarkan sebuah laporan penelitian, 93% anak-anak dan 97% remaja saat ini menyatakan bahwa mereka menggunakan internet dengan perangkat seluler seperti smartphone. Aktivitas Generasi Z yang paling umum dengan internet adalah berinteraksi di jejaring sosial, menjelajah internet, bermain game, dan mendengarkan musik.

Melihat fakta ini, guru harus dapat berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satunya dapat diimplementasikan dalam wujud penggunaan game edukasi online dalam pembelajaran IPA sehingga minat mereka dalam mata pelajaran tersebut dapat tumbuh dan mencapai hasil belajar yang maksimal. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 155 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis