Oleh Juli Sugianingsih, S.Pd
Guru SDN Oro Oro Ombo, Kota Madiun
Guru adalah sosok yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan karena ia adalah orang yang berjasa mentransfer ilmu pengetahuan dan memberikan pendidikan karakter. Segala upaya guru untuk dapat mencerdaskan anak-didiknya tidaklah selalu mudah. Terkadang, guru harus melakukan perjuangan besar yang memakan waktu, tenaga, bahkan materi. Meski demikian, guru-guru ini melakukan dengan ikhlas dengan harapan dapat membawa perubahan baik untuk masa depan anak didik, bangsa, dan agamanya.
Profesi guru sangat identik dengan gelar tanpa tanda jasa karena besarnya pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan. Bahkan mungkin seandainya ada gelar yang diberikan pada seorang guru, itu tidak cukup untuk membalas jasa-jasanya.
Itu yang aku rasakan saat ini setelah aku memutuskan memilih profesi guru yang telah kujalani selama 22 tahun hingga detik ini. Sebelumnya, menjadi seorang guru jauh dari angan-angan. Kala kanak-kanak, jika ditanya orang tentang cita-cita, pastilah selalu kujawab ingin jadi hakim atau sejarawan.
Perkenalkan, namaku Juli Sugianingsih. Tak pernah kubayangkan sebelumnya jikalau profesi guru adalah jalan hidupku dan kini hal itu membuat diriku bangga dan makin mencintai profesi ini.
Semua berawal dari keseringan semasa SMA di mana aku diminta untuk menjadi asisten guru untuk menjelaskan satu materi kepada teman-teman sekelas. Kebiasaan itu membuatku semakin percaya diri. Jujur sosok guru tersebut yang menginspirasi diriku. Aku kagum betapa hebatnya beliau dengan kepiawaiannya dalam mengajar dan mampu menghipnotis siswa-siswinya di kelas untuk memahami pelajaran yang disampaikan. Beliau begitu cerdas di hadapan siswa-siswinya.
Beliau adalah wali kelasku saat itu. Saat kelulusan, beliau juga yang memanggil Ayahku untuk datang ke sekolah dan menyarankan agar aku melanjutkan ke IKIP saja. Namun karena saat itu aku masih terobsesi dengan cita-citaku menjadi hakim, maka diam –diam aku mengikuti PMDK di Universitas Diponegoro Semarang. Keinginanku tersebut ditentang oleh Ayah dengan alasan terlalu jauh dan tak ada saudara di sana. Mungkin karena tak direstui orang tua, kegagalan yang kuperoleh sehingga aku tidak diterima.
Akhirnya saat dibuka UMPTN, aku pun menuruti saran orang tua untuk mencoba melanjutkan studi ke IKIP. Dan alhamdulillah aku diterima di IKIP Negeri Malang yang sekarang dikenal UM. Dan mungkin inilah jalur hidup yang harus aku ambil.
Belajar di IKIP dengan masa depan menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Aku sering disepelekan oleh tetangga, dicibir bahwa IKIP adalah universitas buangan yang masa depannya suram (madesu). Tapi hal itu tak menyurutkan semangat belajarku. Alhamdulillah, aku lulus empat tahun persis dengan predikat sangat memuaskan dan dinobatkan sebagai salah satu lulusan terbaik.
Saat di IKIP pula aku mendapatkan beasiswa Supersemar dari pemerintah dan inilah yang semakin memupuk semangat diriku. Setelah lulus kuliah, sambil mencari pekerjaan agar ilmu yang kuperoleh tidak sia-sia, aku memanfaatkan waktu membuka bimbingan belajar untuk anak-anak SD. Kemudian di tahun 1998, aku menjadi wiyata bhakti di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Kota Madiun.
Saat aku menjadi wiyata bhakti inilah aku benar-benar mengalami kepuasaan batin. Dan di sinilah aku mulai merasa bahwa guru adalah sebuah profesi pilihan dari Allah untukku. Kebahagiaan itu timbul bukan semata karena materi, namun melihat tangan-tangan kecil yang selalu menyambutku dengan lemah lembut penuh ketulusan .Sungguh suatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Kebanggaanku pada siswa-siswa yang kuajar makin bertambah manakala terdapat salah satu siswa hasil bimbinganku meraih satu kejuaraan di tahun 2003 dalam lomba cerita dan lomba pidato tingkat SD/MI se-kota Madiun. Sungguh di sini aku merasa sangat dibutuhkan dan aku merasa berguna untuk mereka. Kepuasaan seperti ini tak pernah tergantikan oleh apapun.
Tahun 2006 aku mulai diangkat sebagai guru ASN. Inilah anugerah Allah yang nyata dan diberikan kepadaku. Keadaan inilah yang makin meyakinkan diriku dan memantapkan langkah untuk makin mencintai dan menekuni profesi ini.
Tak terasa 22 tahun sudah aku menekuni profesi ini. Sebagai seorang guru, aku selalu belajar menjadi sosok guru yang memiliki karakter pendidik sejati sehingga dapat dijadikan contoh dalam setiap tindakan dan ucapan, selalu digugu(dianut) dan ditiru (dicontoh).
Guru yang baik bukanlah sosok yang hanya berdiri di kelas menyampaikan materi namun guru adalah sosok yang memiliki kompetensi baik kepribadian, pedagogi, professional, dan sosial. Semua itu harus selalu melekat dalam setiap nafas hidupnya. Sehingga guru bisa menjadi sosok yang selalu dirindukan oleh siswa, sebagai agen perubahan yang selalu membawa angin segar dan dampak positif bagi perubahan kemajuan dan kualitas pendidikan di negeri ini. Meski guru juga bukanlah malaikat yang tanpa cela .
Guru adalah manusia yang tidak boleh lekas puas terhadap apa yang telah dimiliki. Dia harus selalu meningkatkan kompetensi dan kemampuan, mau belajar meski sudah mengajar, dan menerapkan prinsip sebagai pembelajar sejati sepanjang hayat.
Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mewarnai kehidupan anak bangsa. Lebih tepatnya guru adalah mesin pencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Sehingga anak didik nantinya mampu menghadapi tantangan dan persaingan global namun tetap memiliki karakter serta berakhlak mulia dan berketuhanan .
Guru harus pula mampu mengoptimalkan segala sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan menjadikan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Guru dalam mendidik haruslah dengan sepenuh hati karena profesi ini akan melekat pada dirinya sampai kapanpun, mampu melayani dan memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan siswa-siswinya sehingga kehadirannya selalu dirindukan.
Guru harus pula menyadari bahwa lahirnya generasi hebat berada di tangan guru yang hebat, guru yang loyal, dan berdedikasi tinggi pada profesinya.
Profesi mulia ini kelak akan dimintai pertanggungjawaban di kehidupan selanjutnya. Untuk itulah mari kita awali langkah untuk menjadi guru dengan niatan ibadah.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
*Meniti Jalan Menjadi Guru (MJMG) adalah konten serial yang mengisahkan perjalanan dan pengalaman menjadi seorang guru yang ditulis sendiri oleh nama bersangkutan. Tayang eksklusif di NaikPangkat.com dan akan dibukukan dalam sebuah antologi dengan judul “Meniti Jalan Menjadi Guru”