Meniti Jalan Menjadi Guru:  Juli Sugianingsih

- Editor

Kamis, 7 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Juli Sugianingsih, S.Pd

Guru SDN Oro Oro Ombo, Kota Madiun

Guru adalah sosok yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan karena ia adalah orang yang berjasa mentransfer ilmu pengetahuan dan memberikan pendidikan karakter. Segala upaya guru untuk dapat mencerdaskan anak-didiknya tidaklah selalu mudah. Terkadang, guru harus melakukan perjuangan besar yang memakan waktu, tenaga, bahkan materi. Meski demikian, guru-guru ini melakukan dengan ikhlas dengan harapan dapat membawa perubahan baik untuk masa depan anak didik, bangsa, dan agamanya.

Profesi guru sangat identik dengan gelar tanpa tanda jasa karena besarnya pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan. Bahkan mungkin seandainya ada gelar yang diberikan pada seorang guru, itu tidak cukup untuk membalas jasa-jasanya.

Itu yang aku rasakan saat ini setelah aku memutuskan memilih profesi guru yang telah kujalani selama 22 tahun hingga detik ini. Sebelumnya, menjadi seorang guru jauh dari angan-angan. Kala kanak-kanak, jika ditanya orang tentang cita-cita, pastilah selalu kujawab ingin jadi hakim atau sejarawan. 

Perkenalkan, namaku Juli Sugianingsih. Tak pernah kubayangkan sebelumnya jikalau profesi guru adalah jalan hidupku dan kini hal itu membuat diriku bangga dan makin mencintai profesi ini.

Semua berawal dari keseringan semasa SMA  di mana aku diminta untuk  menjadi asisten  guru untuk menjelaskan satu materi kepada teman-teman sekelas. Kebiasaan itu membuatku semakin percaya diri. Jujur sosok guru tersebut yang menginspirasi diriku. Aku kagum betapa hebatnya beliau  dengan kepiawaiannya  dalam mengajar dan mampu menghipnotis  siswa-siswinya di kelas untuk memahami pelajaran yang disampaikan. Beliau begitu cerdas di hadapan siswa-siswinya.

Beliau adalah wali kelasku saat itu.  Saat  kelulusan, beliau juga yang memanggil Ayahku untuk datang ke sekolah  dan menyarankan agar aku  melanjutkan ke IKIP saja. Namun karena  saat itu aku masih terobsesi dengan cita-citaku menjadi hakim, maka diam –diam aku mengikuti  PMDK di Universitas Diponegoro Semarang.  Keinginanku tersebut ditentang oleh Ayah dengan alasan  terlalu jauh  dan tak ada saudara di sana. Mungkin karena tak  direstui  orang tua, kegagalan yang kuperoleh sehingga aku tidak diterima.  

Akhirnya saat dibuka UMPTN, aku pun menuruti saran orang tua untuk  mencoba melanjutkan studi ke IKIP. Dan alhamdulillah aku diterima di IKIP Negeri Malang yang sekarang dikenal UM. Dan mungkin inilah jalur hidup yang harus aku ambil.

Belajar di IKIP dengan masa depan menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Aku sering disepelekan oleh tetangga, dicibir bahwa IKIP adalah universitas buangan  yang masa depannya suram (madesu). Tapi hal itu tak menyurutkan semangat belajarku. Alhamdulillah, aku lulus empat tahun persis dengan predikat sangat memuaskan dan dinobatkan sebagai salah satu lulusan terbaik. 

Saat di IKIP pula aku mendapatkan beasiswa Supersemar dari pemerintah dan inilah yang semakin memupuk semangat diriku.  Setelah lulus kuliah, sambil mencari pekerjaan agar ilmu yang kuperoleh tidak sia-sia, aku memanfaatkan waktu membuka bimbingan belajar untuk anak-anak SD. Kemudian di tahun 1998, aku menjadi wiyata bhakti di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Kota Madiun.

Saat aku menjadi wiyata bhakti inilah aku benar-benar mengalami kepuasaan batin. Dan di sinilah aku mulai merasa bahwa guru adalah sebuah profesi pilihan dari Allah untukku. Kebahagiaan itu timbul bukan semata karena materi, namun melihat tangan-tangan kecil yang selalu menyambutku dengan lemah lembut penuh ketulusan .Sungguh suatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Kebanggaanku pada siswa-siswa yang kuajar makin bertambah manakala terdapat salah satu siswa hasil bimbinganku meraih satu kejuaraan di tahun 2003  dalam lomba  cerita dan lomba pidato tingkat  SD/MI se-kota Madiun. Sungguh di sini aku merasa sangat dibutuhkan dan aku merasa berguna  untuk mereka.  Kepuasaan seperti ini tak pernah tergantikan oleh apapun. 

Tahun 2006 aku mulai diangkat sebagai guru ASN.   Inilah  anugerah Allah yang  nyata dan diberikan kepadaku. Keadaan inilah yang makin meyakinkan diriku dan memantapkan langkah  untuk makin mencintai dan menekuni profesi ini.

Tak terasa 22 tahun sudah aku menekuni profesi ini. Sebagai seorang guru, aku selalu belajar menjadi sosok guru yang memiliki karakter pendidik sejati sehingga dapat dijadikan contoh dalam setiap tindakan dan ucapan, selalu digugu(dianut) dan ditiru (dicontoh).

Guru yang baik bukanlah sosok yang hanya berdiri di kelas menyampaikan materi namun guru adalah sosok  yang memiliki  kompetensi baik kepribadian, pedagogi, professional, dan sosial. Semua itu harus selalu melekat dalam setiap nafas hidupnya. Sehingga guru bisa menjadi sosok yang selalu dirindukan oleh siswa, sebagai agen perubahan yang selalu membawa angin segar dan dampak positif bagi perubahan kemajuan dan kualitas pendidikan di negeri ini. Meski guru  juga bukanlah malaikat yang tanpa cela .  

Guru adalah manusia yang tidak boleh lekas puas terhadap apa yang telah dimiliki. Dia harus selalu meningkatkan kompetensi dan kemampuan, mau belajar meski sudah mengajar, dan menerapkan prinsip  sebagai pembelajar sejati sepanjang hayat.

Guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mewarnai kehidupan anak bangsa. Lebih tepatnya guru adalah mesin pencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Sehingga anak didik nantinya  mampu menghadapi tantangan dan persaingan global namun tetap memiliki karakter serta berakhlak mulia dan berketuhanan .

Guru harus pula mampu mengoptimalkan segala sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan menjadikan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Guru dalam mendidik haruslah dengan sepenuh hati karena profesi ini akan melekat pada dirinya sampai kapanpun, mampu melayani  dan memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan siswa-siswinya sehingga kehadirannya selalu dirindukan.

Guru harus pula menyadari bahwa  lahirnya generasi hebat berada di tangan guru yang hebat,  guru yang  loyal, dan berdedikasi tinggi  pada profesinya.  

Profesi mulia ini kelak akan dimintai pertanggungjawaban di kehidupan selanjutnya. Untuk itulah mari kita awali langkah untuk  menjadi guru dengan niatan ibadah.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

*Meniti Jalan Menjadi Guru (MJMG) adalah konten serial yang mengisahkan perjalanan dan pengalaman menjadi seorang guru yang ditulis sendiri oleh nama bersangkutan. Tayang eksklusif di NaikPangkat.com  dan akan dibukukan dalam sebuah antologi dengan judul “Meniti Jalan Menjadi Guru”

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru