Oleh Roiek Setyawan, S.Pd.SD
Guru SDN 03 Penggarit, Taman, Pemalang
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah termasuk mata pelajaran dasar yang diajarkan di sekolah dasar. Betapa pentingnya pendidikan IPA di sekolah dasar karena mengajarkan siswa tentang alam. Melalui mata pelajaran ini, para siswa dapat didorong untuk melakukan pengamatan dan penelitian ilmiah, logis, dan terencana tentang apa pun di lingkungan alam
Dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran tersebut, siswa harus diajarkan untuk memahami konsep alam daripada menghafalnya. Persis seperti yang dijelaskan oleh Usman Samantowa (2006) bahwa rasa ingin tahu alami anak-anak harus dipupuk melalui pengajaran sains di sekolah dasar. Hal ini akan membantu mereka dalam mengembangkan cara berpikir alami dan kemampuan untuk bertanya tentang fenomena alam dan mencari jawaban berbasis bukti.
Sayangnya masih banyak guru yang salah dalam mempraktikan pembelajaran IPA. Ketika datang untuk mengajar, misalnya di SDN 03 Penggarit, guru lebih mengandalkan hafalan daripada pengamatan langsung. Sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran IPA yang komprehensif.
Salah satu metode pembelajaran IPA yang efektif adalah pendekatan keterampilan proses. Melalui strategi ini,dapat membentuk pengalaman siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan ini harus dikembangkan bagi siswa sebagai pengalaman, yang berarti juga dapat digunakan sebagai bekal dalam pengembangan kehidupan di masa depan. Sebagaimana dikemukakan oleh Semiawan (1985), pendekatan keterampilan proses merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengembangan keterampilan penguasaan dan pengolahan. Hasilnya, anak akan mampu menemukan dan mengkonstruksi fakta dan gagasannya sendiri, di samping menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang diharapkan.
Dalam penerapannya, sebagai contoh untuk mengajar materi reproduksi vegetatif alami pada tumbuhan, guru dapat membagikan materi untuk dua pertemuan. Setelah berdoa, presensi, dan memberikan arahan pada pertemuan awal, guru memberikan penjelasan terkait reproduksi vegetatif alami pada pohon pisang dan kunyit. Ini sebagai contoh.
Karena guru sebelumnya telah mengamati lingkungan sekolah, guru segera mengajak siswa untuk melihat tanaman di belakang sekolah yang berkembang biak. Mereka diajak untuk mengidentifikasi tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas atau akar tinggal. Tanaman yang tumbuh dengan tunas dapat ditemukan pada pohon bambu, sedangkan tanaman jahe dapat diamati berkembang biak dengan akar tinggal .
Dengan prosedur yang sama, Anda pun bisa mengajak siswa jalan-jalan ke taman dan area sekitar sekolah. Mereka dapat mengamati tanaman singkong yang berkembang biak dengan umbi batang, tanaman bebek yang berkembang biak dengan tunas adventif, dan tanaman bunga Desember yang berkembang biak dengan umbi lapis. Di akhir pembelajaran, Anda menugaskan siswa untuk mencari tanaman di sekitar rumahnya dan menyusun daftar tanaman sesuai perkembangannya.
Ternyata metode ini sangat cocok diterapkan untuk siswa kelas VI SDN 03 Penggarit. Mereka sangat antusias dengan metode pembelajaran keterampilan ini. Mereka mengikuti instruksi guru dan mengamati semua jenis perkembangbiakan. Mereka puas dan mampu menyelesaikan tugas dengan sukses.
Pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan siswa dapat ditingkatkan. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, dan prestasi akademik dapat meningkat, khususnya di kalangan siswa SDN 03 Penggarit.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.