Ditulis oleh Endang Wijayanti, S.S
Guru di SMPN 2 Manyaran, Wonogiri
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Dari keempat keterampilan itu, berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa dalam pelajaran bahasa (misalnya pada pelajaran Bahasa Jawa) perlu menggunakan alat bantu peta konsep.
Pada dasarnya peta konsep adalah alat atau cara yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa. Dalam proses pembelajaran di sekolah, sangat ditekankan agar guru mengetahui konsep-konsep yang telah dikuasai oleh siswa supaya belajar yang bermakna dapat berlangsung.
Dalam belajar bermakna sendiri, pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif (otak) siswa. Bila dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep relevan, pengetahuan baru yang telah dipelajari hanyalah hafalan semata.
Dalam kaitannya dengan keterampilan berbicara yakni praktik bercerita secara lisan, maka siswa diharap dapat menghubungkan pengetahuan yang telah dikuasainya yaitu tentang isi cerita dengan keterampilannya dalam berbicara. Keterampilan berbicara sendiri membutuhkan konsep yang baik, sehingga cerita atau apapun yang akan disampaikan dapat diutarakan dengan lebih runtut, lancar, dan lengkap.
Alat peraga berupa peta konsep ini merupakan sebuah konsep atau urutan cerita yang hanya ditulis dalam bentuk pokok-pokok saja. Dengan membaca pokok cerita itu, maka siswa dapat mengembangkan menjadi cerita dengan bahasanya sendiri.
Peta konsep ini bisa ditulis guru pada papan tulis yang dapat ditiru oleh siswa pada buku tulis masing-masing. Namun untuk menarik perhatian siswa dan untuk meningkatkan gairah keaktifan siswa, maka peta konsep tersebut perlu dicetak pada selembar MMT atau Metro Media Technologies.
MMT adalah sebuah bentuk dari teknologi digital printing yang akan melakukan pencetakan dari sebuah banner yang menggunakan bahan dari plastik. MMT merupakan sebuah teknologi printer yang terbaru dan paling menarik untuk digunakan dalam hal ini.
Selain dalam bentuk MMT, perkembangan dunia digital memberi peluang lebih besar dalam mengkreasikan pembuatan peta konsep ini. Berbagai aplikasi atau template telah tersedia, dan memungkinkan kita untuk membuat peta konsep menjadi lebih bervariasi dan lebih menarik.
Cara pembuatan peta konsep berbasis MMT
Sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi, gunting, kertas karton atau HVS, paku atau pines, laptop, penggaris, printer, pensil, alat cetak MMT, spidol, plastik MMT.
Jika bahan sudah tersedia, memasuki tahap merancang konsep. mula-mula konsep dirancang secara manual dengan menggunakan media kertas HVS dan alat tulis spidol. Selanjutnya konsep tersebut dibuat di laptop menggunakan program, bisa menggunakan aplikasi Draw a Shape.
Berikut ini adalah contoh peta konsep untuk bercerita secara lisan tentang cerita wayang dengan lakon Anoman Duta (materi pelajaran Bahasa Jawa SMP kelas IX semester 1). Setelah konsep selesai dibuat, selanjutnya konsep tersebut dibawa ke percetakan untuk dicetak dengan media plastik MMT. Sehingga hasilnya menjadi seperti gambar berikut ini:
Cara penggunaan
Setelah alat peraga peta konsep selesai dibuat, maka alat peraga tersebut siap digunakan. Tekniknya adalah dengan memberi pengait (paku/ pines) pada setiap sudut MMT tersebut. Sehingga MMT peta konsep bisa terpasang pada papan tulis setiap kelas.
Selanjutnya dalam latihan menyampaikan cerita, diawali dengan contoh dari guru. Kemudian siswa bercerita dengan bantuan peta konsep. Sehingga mereka akan lebih mudah merangkai cerita dengan runtut, lancar, dan lengkap sesuai tujuan pembelajaran.
Manfaat peta konsep dalam keterampilan bercerita
Alat peraga pembelajaran ini memberikan banyak manfaat. Bagi siswa, alat peraga pembelajaran ini sangat membantu dalam mempelajari dan memahami materi bercerita, baik secara tertulis maupun lisan.
Bagi guru, alat peraga dengan media MMT ini mempermudah dalam menyampaikan materi bercerita, mempermudah guru dalam mengelola kelas, dan membantu guru dalam menarik perhatian siswa.
Sedangkan bagi sekolah secara umum, dengan memanfaatkan alat peraga dengan media MMT ini, meskipun sederhana, tetapi mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan kondusif sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Nah, dengan menggunakan alat peraga sederhana berupa peta konsep dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa bercerita lisan, terbukti sangat membantu. Sehingga kemampuan merangkai sebuah cerita dapat terpenuhi dengan baik. Bahkan siswa akan lebih aktif, dapat bercerita dengan lebih ekspresif, dan tentunya pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.