Mengubah Pandangan Guru Terhadap Diksi “Siswa Bodoh”

- Editor

Minggu, 21 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Manusia terlahir dengan segela kelebihan dan kekurangannya, dengan segala perbedaan dan takdirnya. Begitu pula siswa yang merupakan manusia yang memiliki perbedaan. Seringkali pendidik tanpa sadar telah memperlakukan siswanya kurang adil, tanpa sadar mengklasifikasikan siswanya menjadi beberapa kategori, di antaranya “si pintar”, kemudian “si biasa saja” dan yang terakhir adalah “si bodoh/kurang beruntung”.

Salah satu contoh prilaku guru yang terjadi tanpa sadar, ketika memberikan kuis, lalu siswanya menjawab kurang tepat, beberapa guru tanpa sadar memberikan respon dengan mengatakan bahwa jawabannya salah. Tak bisa dipungkiri bahwa seringkali hal tersebut masih terjadi. Lalu apa dampaknya kepada siswa?

Prilaku pendidik yang memberikan respon menyalahkan jawaban siswanya, dapat berdampak pada tingkat kepercayaan. Peserta didik dapat mengalami “Cognitive Shutdown” kondisi di mana peserta didik merasa bahwa gurunya yang telah menyalahkan atas jawaban yang ia coba berikan tidak dapat dipercayai lagi. Hal tersebut memungkinkan rasa malas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya dan cendrrung menjadi pasif.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Pendidik hendaknya tidak menyalahkan dan memberi label tertentu terdapat peserta didiknya. Begitu juga dengan memahami cara memberikan respon yang benar.

Bobbi De Porter dalam buku Quantum Teaching menjelaskan bahwa pada saat proses pembelajaran, mulai dari kegiatan pembukan hingga kegiatan penutup, pendidik harus menganggap bahwa semua peserta didiknya cerdas dan memiliki kemampuan atau potensi yang tinggi.

Sehingga guru harus yakin bahwa setiap siswanya memiliki niat yang baik untuk belajar. Seperti esensi proses pembelajaran, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang sudah paham menjadi lebih mahir, dan seterusnya.

Selain menganggap seluruh siswanya cerdas, pendidik juga harus mampu mengolah kalimatnya dalam meberikan tanggapan atau respon. Jika peserta didiknya menjawab pertanyaan dengan jawaban yang kurang tepat, maka guru harus memahami lebih dalam tentang berbagai macam gaya belajar siswanya, sehingga tidak ada kata “salah” atau “bodoh” sehingga tidak ada kalimat guru yang menyalahkan siswa yang sedang mencoba apa yang siswanya ketahui dan bisa ia lakukan.

Kempuan guru untuk menemukan serta mendesain strategi pembelajaran yang sesuai, mengenali potensi siswa, mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran, serta memahami gaya belajar peserta didik dengan baik, menjadi hal yang sangat penting dalam mendukung optimalisasi mutu pendidikan. Pendidik harus memiliki kesadaran dalam diri, untuk terus belajar, meningkatkan kemampuan, dan mengembangkan dirinya menjadi guru yang penuh wawasan.

Bagaimana caranya?

Filosofi pendidikan sepanjang hayat tak mengenal usia, manusia harus terus belajar dari buaian hingga liang lahat. Terdapat banyak program pendidikan dan pelatihan orang dewasa yang bisa diikuti, mulai dari yang gratis sampai berbayar, dari yang terselenggara secara offline maupun online. Sehingga tidak ada alasan untuk berhenti belajar meski sudah berusia dan sudah mengajar.

 

Ikuti Diklat “Memahami Gaya Belajar Peserta Didik dan Implementasi dalam Pembelajaran” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id melalui link berikut ini:


DAFTAR DIKLAT

Diklat di atas dapat diikuti secara gratis bagi member e-Guru.id. Jadilah anggota member e-Guru.id untuk mendapatkan Diklat dan Seminar Nasional Gratis setiap bulannya: 

DAFTAR MEMBER

Info lebih lanjut: 
Telegram: CS_eguruid
WhatsApp: 081575345555

Penulis: Lidiyah Ayu Ningrum

Berita Terkait

Perbedaan PPG Daljab Tahun 2024 dengan 2023, Guru Wajib Tahu!
Menteri Keuangan Bocorkan Jadwal Pencairan Gaji ke 13 untuk Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi
Undang-Undang Baru Terbit, PPPK dan PNS Kini Nyaris Tak Ada Bedanya
Pengumuman Resmi Kemendikbud untuk Guru Sertifikasi dan Nonsertifikasi Bersiap 25 April 2024
Keterangan Kemenkeu Tentang Jadwal Pencairan Tambahan 1 Bulan TPG dan Tamsil untuk Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi
Guru Sertifikasi Mendapatkan Kabar gembira, Tunjangan Sertifikasi Triwulan 1 Sudah Mulai Pencairan Update 24 April
Kabar Gembira, Ditjen GTK Sampaikan Skema PPG Daljab 2024 Lebih Mudah dan Fleksibel!
Baru Saja Rilis Jadwal Seleksi CPNS dan PPPK Tahun 2024, Anda Wajib Bersiap- Siap!
Berita ini 61 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 11:07 WIB

Perbedaan PPG Daljab Tahun 2024 dengan 2023, Guru Wajib Tahu!

Kamis, 25 April 2024 - 10:25 WIB

Menteri Keuangan Bocorkan Jadwal Pencairan Gaji ke 13 untuk Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi

Kamis, 25 April 2024 - 09:57 WIB

Undang-Undang Baru Terbit, PPPK dan PNS Kini Nyaris Tak Ada Bedanya

Kamis, 25 April 2024 - 09:55 WIB

Pengumuman Resmi Kemendikbud untuk Guru Sertifikasi dan Nonsertifikasi Bersiap 25 April 2024

Rabu, 24 April 2024 - 11:42 WIB

Keterangan Kemenkeu Tentang Jadwal Pencairan Tambahan 1 Bulan TPG dan Tamsil untuk Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi

Rabu, 24 April 2024 - 10:17 WIB

Kabar Gembira, Ditjen GTK Sampaikan Skema PPG Daljab 2024 Lebih Mudah dan Fleksibel!

Selasa, 23 April 2024 - 17:00 WIB

Baru Saja Rilis Jadwal Seleksi CPNS dan PPPK Tahun 2024, Anda Wajib Bersiap- Siap!

Senin, 22 April 2024 - 11:41 WIB

Pengumuman Penting BKN tentang Nasib Guru Honorer Yang Tidak Terdata di Data Base BKN

Berita Terbaru