Pembelajaran jarah jauh (PJJ) telah diberlakukan semenjak pandemi. Meski kini baik guru maupun murid sudah terbiasa dengan pembelajaran semacam ini, namun dalam praktiknya tetap saja terdapat berbagai kendala dan masalah. Masalah dalam pembelajaran di masa pandemi yang kini tengah menjadi perhatian adalah terjadinya learning loss.
Learning loss adalah hilangnya pengetahuan dan ketrampilan siswa baik secara khusus maupun umum atau dapat juga berarti kemunduran proses akademik yang disebabkan faktor-faktor tertentu. Faktor- faktor tersebut diantarnya siswa yang putus sekolah, libur panjang sekolah, hingga penutupan pembelajaran tatap muka seperti yang terjadi saat ini.
Meskipun PJJ dianggap sebagai faktor yang membawa learning loss, penyebab sesungguhnya adalah cara pengajaran guru yang tidak berubah. Guru masih menggunakan cara yang sama seperti ketika mengajar di kelas tatap muka.
Padahal menurut pemerhati dan praktisi pendidikan Bapak Indra Charismiadji, pembelajaran jarak jauh justru dapat menghasilkan learning gain atau keuntungan dalam pembelajaran. Tentu dengan catatan cara pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan pembelajaran tradisional. Pembelajaran harus menggunakan cara-cara baru yang lebih inovatif, interaktif, dan berbasis teknologi.
Mengubah learning loss menjadi learning gain dapat dilakukan dengan mulai memperbaiki dahulu mindet atau pemikiran para guru. Guru perlu untuk meninggalkan pemikiran-pemikiran lama yang kaku mengenai pembelajaran dan mulai lebih terbuka terhadap perkembangan zaman.
Pemikiran kaku yang dimaksud adalah pemikiran bahwa hanya guru yang dapat memberikan ilmu atau materi serta pemikiran bahwa penyampaian materi terbatas pada cara-cara tradisional. Guru juga peru memiliki growth mindset atau pemikiran bertumbuh yang memungkinkan untuk terus berkembang.
Pemikiran yang bertumbuh atau growth mindset akan mendorong guru untuk mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada termasuk dalam pembelajaran jarak jauh. Peluang yang dapat dimanfaatkan guru dalam pembelajaran jarak jauh ini adalah seperti peluang mengenalkan murid terhadap perkembangan digital.
Pengenalan terhadap perkembangan digital oleh guru dapat dimulai dengan menggunakan berbagai media pembelajaran digital yang lebih inovatif dan menarik bagi murid. Contoh media pembelajaran tersebut diantaranya modul digital dan video pembelajaran yang memungkinkan dapat dipelajari murid sebelum kelas dimulai.
Aplikasi serta layanan web pembelajaran juga banyak tersedia yang dapat digunakan guru dan murid secara gratis.
Meskipun tidak dapat dipungkiri jika beberapa guru ada yang masih gagap tekhnologi, namun guru dapat mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan yang sesuai pada bidang yang ingin dipelajari.
Pada akhirnya, mengubah learning loss menjadi learning gain bukanlah sesuatu yang tidak mungkin asalkan ada usaha yang dilakukan dalam mengubah metode pembelajaran.
Yuk minimalisir learning loss dengan mengikuti pelatihan “Berkolaborasi dengan Google untuk Mengatasi Learning Loss di Masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas”. Daftar di LINK INI.
Penulis: Agriantika Fallent