Guru perlu menyajikan cara untuk menciptakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik maupun kebutuhan belajar peserta didik sehingga guru dapat mewujudkan target tersebut.
B. Perbedaan Model Rancangan Kurikulum UbD dengan Model Rancangan Lain
Perbedaan mencolok tampak pada penempatan peserta didik sebagai fokus pembelajaran. Dengan demikian, guru akan lebih memperhatikan kebutuhan subyek pembelajaran di kelas.
Di samping itu, peserta didik juga bisa lebih memperoleh penilaian yang otentik daripada pengembangan kurikulum dengan model lainnya. Hal ini dilakukan agar guru mengetahui apakah tujuan dari pembelajaran sudah tercapai apa belum.
Pengembangan kurikulum UbD meminimalisir stigma bahwa tenaga pendidik adalah pusat dari pembelajaran daripada model lainnya. Dengan demikian, guru juga memikirkan apa yang terbaik untuk peserta didiknya.
C. Penerapan Kurikulum UbD
Implementasi kurikulum UbD menggunakan pola desain mundur (backward design) dari sebuah proses kegiatan pembelajaran. Lalu mengembangkan bahan ajar serta kegiatan yang memenuhi tujuan pembelajaran tersebut.
Model pengembangan kurikulum UbD fokus pada konten bukan pada hasil. Contoh, ketika seorang guru akan menentukan topik tertentu, misalnya “Teori Pytagoras”, kemudian memilih sumber belajar (misalnya, lembar kerja), memilih metode pembelajaran yang sesuai berdasarkan bahan ajar dan topik (tanya jawab pendek/isian), dan berharap terjadinya proses belajar.
Akhirnya, guru akan memikirkan soal-soal matermatika untuk menilai pemahaman siswa tentang materi Teori Pytagoras. Dalam pendekatan ini, guru memilih asesmen secara sumatif yang berlangsung pada akhir pembelajaran.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya