“Pertama ketika pembelajaran saya harus memberi contoh suatu materi yang ada di lingkungan sini, bila diberi contoh atau penjelasan sesuatu yang tidak ada di sini, maka siswa susah memahami. Kedua, dulu pada saat pembelajaran daring saya kesulitan mengajar karena ada beberapa rumah siswa yang sulit sinyal internet, ada juga siswa yang tidak memiliki hp sehingga numpang hp tetangga atau saudara, selain itu terkadang hpnya dibawa orang tua pergi bekerja,” ungkap ASN berpangkat Penata Muda (III a) tersebut.
Siswanya Unik
Keunikan anak Karimunjawa ia temukan ketika mengampu pelajaran menggambar. Kala ia meminta murid menggambar pemandangan alam, ia terkejut dan kagum. Sebagian besar muridnya menggambar suasana di laut dengan adanya pantai, ombak, kapal dan suasana terbitnya matahari dari batas cakrawala. Padahal selama ia mengajar di daerah lain, ia sering menemukan murid yang menggambar pemandangan berupa gunung.
“Ketika pembelajaran seni (menggambar), jika anak diberi kebebasan untuk menggambar hampir semua anak dalam kelas menggambar dengan tema laut, pantai dan kapal. Mungkin kalau di daerah lain kebanyakan menggambar gunung. Hal menarik lain, siswa di sini selalu membicarakan soal laut dan pantai,” ujarnya.
Ia bangga karena jumlah siswanya di tahun ajaran 2022/2023 ini bertambah dari tahun ajaran sebelumnya. Kini jumlah siswa di SDN 1 Kemujan sebanyak 108 anak, sedangkan pada tahun lalu jumlah siswa ada 105. “Muridku 20, dulu 14. Secara jumlah keseluruhan siswa se-sekolah tahun lalu 105, tahun ini 108,” sebut Sigit.
Tidak hanya Sigit saja yang mengambil kesempatan mengajar di kepulauan dengan luas daratan 1.500 hektare tersebut. Guru muda lainnya pun mengikuti jejak Sigit mengajar di pulau yang kaya akan destinasi wisata itu. Ia adalah Septia Setyo Rahayu (25). Wanita asal Pati yang pernah satu almamater dengan Sigit di Universtas Negeri Semarang (UNNES) itu memulai karirnya di Karimunjawa sejak Januari 2021 usai mendapat SK PNS pada 30 November 2020 lalu. Ia kini mengajar kelas 1 di SDN 1 Karimunjawa.
Wanita yang kerap disapa Septi menemukan hal baru di Karimunjawa. Ia mengaku sedang menjalani proses adaptasi di lingkungan Karimunjawa, karena suasana yang berbeda dengan lokasi asalnya di daerah perkotaan.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya